ggukjin fanfiction!
Seokjin hanya ingin mendapatkan perhatian dari si 'tampan' penghantar roti. Namun, siapa sangka bahwa tindakan yang ia pilih akan sangat berpengaruh dalam drama percintaannya.
.
.
.
.
"Kau ingin bermain-main rupanya adik manis...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moonbyul mengernyit heran, pasalnya Seokjin sejak tadi tidak berada pada fokusnya. Tersenyum aneh kayaknya orang gila—tentu saja aneh menurut Moonbyul. Habis, si Seokjin ini cengengesan tanpa sebab yang pasti.
Disaat kelompoknya mendapatkan giliran untuk maju ke depan; bukannya menjawab pertanyaan dengan benar, Seokjin malah menggumam kecil yang jelas sekali di luar topik pembahasan tugas mereka.
'Ah aku tidak sabar!'
Ya, kira-kira seperti itu.
Mendengus kasar, Moonbyul mendekat kearah Seokjin, seraya menepuk bahu si empu sebanyak dua kali.
"Seokjin!"
Menoleh ke asal suara, tak lupa pula menunjukkan satu senyum sumringahnya yang tampak enggan memudar.
Kepala Moonbyul tergeleng, jengah. Semakin sebal dirinya dibuat Seokjin.
"Lo kenapa sih? Dari tadi kok gak jelas banget. Senyum-senyum sendiri mirip orang gila gitu, bikin keki tau gak?!."
"Gue?," Seokjin memberi jeda, "Ah gue gapapa kok, lagi mau menerapkan sikap ramah aja, hehe."
"Ramah apanya? Lo serem tau gak! Daniel tadi nanya tentang struktur teks eksposisikok malah lo jawab 'Ah aku sungguh tidak sabar. Dasar Freak."
Sengaja Moonbyul meniru nada bicara Seokjin diakhir ucapannya. Agar yang ditegur dapat menyadari tindakan teramat bodoh yang beberapa saat lalu diperbuatnya.
"Tapi kan tadi langsung dijawab sama Sana, lagian itu juga tugas kelompok, gak masalah dong." Bela Seokjin untuk dirinya sendiri.
Memang hari ini guru pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia memerintahkan kepada seluruh murid di kelas supaya melakukan sesi tanya jawab per-kelompok. Hampir setiap guru yang mengajar—dari berbagai mapel. Sering kali mengadakan tugas kelompok.
Bertujuan agar semua murid-muridnya bisa lebih sering berinteraksi satu sama lain, dan menimbulkan kerja sama tim yang kuat.
(ini persis guruku banget 😔)
"Terserah deh ya, tapi inget! nanti pulang sekolah kita mau belajar bareng dirumah Jihoon, lo ikut kan?"
Seokjin buru-buru menggeleng. Mana bisa dirinya ikut belajar bersama sedangkan, ia sendiri sudah memiliki jadwal kegiatan lain.