• Beban kehidupan baru

473 65 11
                                    

A kookjin fanfiction
By jinskies__

"Makasih mas Jimin, buat tumpangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih mas Jimin, buat tumpangannya."
Seokjin berucap, seraya kedua tangannya terulur— bermaksud untuk mengembalikan helm yang berada dalam pegangan.

"Sama-sama kak. Nanti kabarin ya kalau udah selesai, soalnya waktu pulang kerja kita kan beda."

"Apa gak ngerepotin mas? Aku bisa pulang sendiri loh."

Jimin menggeleng.
Mengantar dan juga menjemput Seokjin adalah keinginannya sendiri. Lagipula mengapa ia harus merasa keberatan? Kalau arah pulangnya dengan Seokjin saja satu arah.

"Tolong jangan sungkan ya kak? Ini kemauan aku kok buat antar jemput kak Seokjin."

Kekehan kecil Jimin menular, hingga Seokjin pun ikut tertawa samar.

"Yaudah, terserah mas Jimin aja."

"Kalau begitu, selamat bekerja kak Seokjin." Jimin mengepalkan jari-jarinya, menunjukkan kesan antusias tinggi.

Tertawa renyah, Seokjin balas mengangguk, "Iya, mas Jimin juga ya."

Setelah perbincangan ringan dirinya dan Jimin berakhir, Seokjin lekas beranjak masuk kedalam toko. Masih ada waktu sekitar 10 menit, janji temunya dengan Hoseok— selaku kepala toko, yakni dipukul 2 siang.

"Selamat siang mas Hoseok."

Sapaan hangat menyapa rungu, lantas Hoseok menoleh kearah sumber suara, dan menemukan Seokjin disertai senyum manisnya, tak lupa kelima jari yang melambai pelan, menggemaskan.

"Siang Seokjin, tadi siapa yang antar kesini?"
Satu hal yang membuat Seokjin nyaman berbicara dengan Hoseok— padahal baru satu hari kenal, dia memiliki perangai baik terhadap orang baru, dan juga pandai membangkitkan suasana.

Hal itu mempermudah Seokjin untuk lebih cepat beradaptasi.

"Tadi sama mas Jimin."

"Begitu. Yaudah, kamu bisa ganti seragam sekarang, abis itu bantu aku kemasi roti nanas ini ya." Hoseok memberi perintah, diakhir perkataannya ia mematri senyum.

"Baik mas, saya permisi ke belakang dulu."

Melangkah masuk keruang ganti pegawai, Seokjin mulai menyimpan tas dan juga jaket yang sempat ia gunakan kedalam loker. Selesai dengan urusan mengganti kostum, tungkainya kembali berjalan keluar menuju counter packing, dimana sebelumnya adalah tempat Hoseok dan Seokjin saling bertukar pembicaraan.

"Pertama saya harus ngapain mas?" Seokjin meminta arahan.

"Gampang kok, kamu bisa liat contoh kemasan yang udah saya buat. Lakukan dengan rapih ya. Ingat, jangan terlalu menekan permukaan roti, supaya hasil kerja kamu bagus, dan rotinya tetap terlihat menarik."

Seokjin cukup paham, ia hanya perlu membungkus roti dengan plastik bermotif nanas, lucu sekali bentuknya, Seokjin jadi gemas sendiri. Simpul lipat kemasan ini juga begitu mudah ia praktekkan, setelah diberi perekat dengan selotip bening, ia beralih menambahkan pita cantik berwarna kuning sebagai langkah terakhir pengemasan.

My Pretty BreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang