Kelas pahlawan diserang oleh penjahat misterius, yang kemampuannya masih belum diketahui. Penjahat itu menargetkan Midoriya, untuk sasaran serangannya, tapi Todoroki mendorong si surai hijau, hingga dialah yang terkena cahaya aneh dari guilde penjahat tersebut.
Todoroki membuat mata perlahan, matanya terpejam sejenak, karena cahaya menerobos netranya. Todoroki bangun perlahan dan duduk di kasur miliknya, kepalanya pusing akibat gerakan yang tiba-tiba.
Tok tok
Ketukan di pintu kamarnya, membuat Todoroki terpaksa bangkit, untuk membuka pintu, sambil menahan mual dan pusing yang masih terasa. Pintu terbuka, memperlihatkan Midoriya dan Bakugou diluar kamarnya.
"Um, Todoroki-kun, kami datang menjenguk mu, aku juga membeli jeruk dan bubur untuk kamu makan"
"Oi, deku, dia hanya pingsan karena kelemahannya, bukanya sakit"
"Kacchan, jangan bicara begitu, Todoroki-kun jadi begini karena melindungi ku"
"Ungh, aku sangat lelah, tolong jangan bertengkar"
Bakugou mendorong Todoroki, untuk masuk ke kamar asrama pemuda itu, mendapatkan respon berupa desisan dari si surai dwi warna. Midoriya memasukkan bubur kemangkuk, sedangkan Bakugou mengupas jeruk. Tatapan si pirang tak lepas dari dada Todoroki, yang entah kenapa terlihat lebih besar dari sebelumnya. Untuk seorang laki-laki, Todoroki memang memiliki dada yang montok, tapi sekarang dada itu lebih besar, hampir terlihat seperti payudara wanita. Midoriya bersikeras untuk menyuapi Todoroki, meski penguna api dan es itu sudah menolak keras, tapi Midoriya tetap kekeh.
"Oi, ice hot, kenapa dadamu sekarang lebih besar, seperti dada wanita"
Todoroki tersedak bubur, akibat shock atas apa yang Bakugou katakan, wajahnya merah, begitu juga Midoriya.
"Kacchan, apa yang kau bicarakan, jangan mengatakan hal cabul seperti itu"
"Lihat sendiri baka"
Bakugou memutar kepala Midoriya untuk melihat dada Todoroki, yang memang lebih besar dari biasanya. Midoriya menelan ludah, ada denyutan dibalik celananya, yang menandakan jika ia terangsang, akan dada Todoroki yang besar.
"Todoroki-kun, benar, dadamu, itu besar ... sangat besar ... Membuat dibawah sini berdenyut"
Midoriya menutupi selangkangannya, membuat mata Todoroki membola, sedangkan Bakugou menatap tajam remaja berambut hijau itu.
"Deku baka, ucapanmu bahkan lebih cabul dariku!"
Bakugou memarahi Midoriya. Todoroki memperhatikan dadanya, itu memang lebih besar sekarang, karena penasaran sebesar apa, ia mengangkat kaos yang dirinya kenakan, lalu meremas dadanya dengan kedua tangan.
"Hyahhhh~"
Todoroki menjerit kecil, tidak tau jika dadanya sangat sensitif. Dua orang yang berada dikamar, segera menoleh padanya, wajah merah Todoroki membuat mereka semakin horny, keduanya langsung menerjang pemuda itu.
"Waaa, tunggu teman-teman, jangan, aarrghh Midoriya sakit"
Todoroki meringkis, karena Midoriya mengigit nipple kirinya, sementara Bakugou memilin puting kanannya.
"Unghhh aahhh aahhh~ berhenti"
Todoroki mencoba mendorong keduanya temannya tersebut, tapi tidak membuahkan hasil, keduanya sudah dilanda nafsu birahi. Todoroki menutup mata, sekarang ia juga terangsang.
"Tolong lembutlah"
Setelah mengatakan itu, Midoriya dan Bakugou semakin bersemangat menggerayanginya. Bukanya lembut, mereka malah membuatnya tidak bisa berjalan selama seminggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
big boobs (Yaoi 18++)
FanficArea dewasa, khusus fujoshi dan fudanshi diatas 18++ Bagaimana jika laki-laki memiliki dada dan nipple besar seperti wanita, tentu saja itu membuat orang-orang, yang dekat dengan mereka menjadi terangsang.