Part Four -- Sick and Sleep

314 53 12
                                    

Suara ketukan yang menggema di tengah keheningan malam membangunkan sang pangeran yang sudah terlelap. Junlin menguap lebar sebelum beranjak dari ranjangnya. Lantas ia memiringkan kepala bingung kala menemukan sosok di balik pintu.

"Haoxiang?"

Si empunya nama mengangkat kepalanya yang tertunduk. Wajah Haoxiang dipenuhi dengan bulir keringat. Bahkan piyama yang digunakannya juga sudah setengah basah. Napasnya terdengar berat dan pendek.

Junlin panik bukan main. Ia langsung menarik Haoxiang untuk masuk dan membawanya duduk di tepi ranjang. Junlin menempelkan punggung tangannya di dahi Haoxiang, memeriksa suhunya. "Kau demam?! Tunggu di sini, akan aku panggilkan tabib istana."

Haoxiang menggeleng cepat. Pemuda setengah kucing itu menahan tangan Junlin. Menariknya kembali mendekat dan memaksa Junlin untuk duduk disebelahnya. Lantas kemudian menyandarkan kepala di bahu sang pangeran.

"Aku tidak sakit, Junlin. Ini hal biasa terjadi pada hybrid sepertiku," ujar Haoxiang lalu menghela napas panjang. Bahu Junlin nyaman sekali. "Apa kau tidak membaca petunjuk yang diberikan kepala lelang?"

Celaka. Jangankan membacanya, Junlin bahkan tidak ingat dimana ia letakkan berkas itu. Lebih parah lagi, bisa saja sudah dibuang karena menurutnya tidak penting.

"Eung— sepertinya tidak?"

Haoxiang tertawa kecil sebelum menelusup lebih jauh ke dalam ceruk leher Junlin. Menikmati lembutnya kulit Junlin yang terasa dingin untuknya yang tengah meradang.

"Lupakan petunjuk itu dan beritahu aku apa yang harus kulakukan untuk membantumu, Haoxiang?" Tanya Junlin.

"Membantuku?"

Mendengar pertanyaan itu Junlin berdecak. "Jadi apa kau pikir aku akan membiarkanmu seperti ini begitu saja? Cepat katakan!"

Setelah terdiam beberapa saat, Haoxiang menggeleng sebelum menarik diri dari rangkulan Junlin dan bangkit dari duduknya. "Setelah kupikir lagi, mungkin benar aku hanya sedikit demam, Junlin. Bukan hal besar. Aku akan kembali ke kamar dan beristirahat. Mungkin besok pagi akan membaik."

Tentu tidak. Tapi Haoxiang tidak menyuarakannya.

Junlin berdecak kesal. Terlihat jelas tidak percaya dengan omong kosong yang diberikan padanya. Ia melipat tangan di dada dan menatap Haoxiang dengan raut seperti anak kecil yang merajuk. Mereka saling pandang beberapa detik sampai Junlin akhirnya menghela napas panjang lalu menunjuk ranjangnya.

"Tidur di sini. Aku yang akan menentukan itu masalah besar atau bukan jika sampai besok, kau belum membaik juga," ujarnya.

Haoxiang jelas gelagapan. Mana mungkin ia bisa tidur di kamar pangeran, apalagi berbagi ranjang dan selimut. Oh tuhan, itu sebuah kehormatan tapi tidak pantas untuknya. Ia menggeleng kuat-kuat.

"Ini perintah, Yan Haoxiang."

Dua kata itulah yang membuat lima menit kemudian Haoxiang sudah mendapati dirinya berbaring di ranjang dengan set piyama beludru—milik Junlin tentunya—dan bersebelahan dengan sang pangeran. Tubuhnya terasa kaku dengan rasa takut akan menganggu istirahat Junlin.

Sedangkan sang teman tidur terlihat nyaman bergelung dengan selimut. Lengan kecilnya melingkar di pinggang Haoxiang, memeluknya seperti guling.

"Tidur, Yan Haoxiang."

"Baik."

Mungkin ini bukan ide buruk.

TBC

Vote?

HAI HAI  yang masih baca lanjutan dari book gaje ini 😭😭
maaf banget lama ga update 🙇🏻‍♀️ sempat hilang motivasi dan idenya ngadat :'( tapi aku usahain kedepannya bisa rajin update ya 🙏

terima kasih untuk semua 💕

He and His Yan (XiangLin TNT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang