Langit menampakan surya nya, adzan subuh berkumandang. Selimut tertarik keatas.
"LUNA AYO BANGUN SEKARANG!!! Sholat subuh, terus bantuin bunda masak."
Teriak bunda memenuhi kamar kecil Luna, tanpa membuka mata Luna menyahut,
"Iya iya bunda Luna bangun."
"Jangan iya iya aja bunda tunggu di dapur ya."
"Iya," sahut Luna pelan.
Dimeja makan sudah ada ayahnya, adiknya, abangnya dan bundanya. Luna duduk di sebelah ayahnya.
"Pagi yah."
"Pagi anak ayah, hari ini kesekolah bareng ayah kan?"
"Iya yah, abang gamau nganter Luna katanya."
"Abis abang nanti buru-buru yah ada kelas pagi," sahut Abang Luna yang memang sudah kuliah.
"Halah alasan itu yah, mau jemput ceweknya dia yah," kompor Luna pada ayahnya.
"Nggak ya dek apa-apaan kamu," jawab Putra sambil memiting leher Aruna.
"Abang sakit! Lepasin Runa."
"Udah-udah jangan berantem di depan makanan!" Bentak ayah.
Semua yang di meja makan melanjutkan makan, kalo ayah udah tegas kayak gitu ngga ada yang berani lawan, ayah nyeremin sih kata Luna.
"Turun sini aja yah, makasih ya ayah, hati-hati ke kantor nya," pamit Luna sambil mengambil tangan ayah untuk berpamitan.
"Iya, anak ayah belajar yang bener ya."
"Iya yah dada."
"Pagi Lun."
"Pagi Luna."
"Halo Lun."
"Selamat pagi Luna."
Sapaan teman-teman nya terus berdatangan, Luna pun balas dengan ramah. Luna itu memang terkenal ramah, dia juga anggota osis inti, jadi ya banyak yang kenal sama dia.
"Hai Lun, dianter?"
"Iya Bud, eh nanti kita rapat nggak?" tanya Runa pada Budi, anggota osis inti juga.
"Kayaknya ngga deh Run."
"Oke deh, makasih ya Bud."
"Yoi santai."
Sampai dikelas, Luna menaruh tas nya di dalam laci meja. Dia memainkan hp nya sambil menunggu teman-teman nya datang. Satu persatu temenya udah pada datang.
"Pagi Lun, lo dianter?" tanya Dila salah satu sahabat Luna.
"Iya Abang ada kelas pagi katanya."
"Nanti pulang hangout yok? Pulang nya lo gue anter"
"Okelah, sekalian nanti bilang sama Erin Salsa."
"Oke sip nanti gue yang bilang."
Pelajaran pun berjalan dengan lancar, semua murid sudah tidak sabar untuk ke kantin, sayang guru masih terus mengajar padahal sudah lewat 3 menit dari bel istirahat.
"Bu, udah jam istirahat," teriak Bayu salah satu anggota Eagle inti.
"Iya nih bu, perut udah keroncongan nanti kalo saya sakit maag ibu sedih kan saya gamau ibu sedih," tambah Edo dengan tampang kesakitan palsu dan cengiran andalannya. Dia juga salah satu anggota Eagle inti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA
Teen FictionAruna Tsabianti, siswa aktif SMA Bhakti Husada sering mengikuti lomba-lomba, ramah pada semua orang, kalem, dikenal satu sekolah karena ikut organisasi osis. Bagaimana jika dia, si kalem Aruna bertemu dengan si devil SMA Bhakti Husada? Arjuna Putr...