DUA

18 2 0
                                    

"Bang anter Luna ke mini market yuk." Ajak Luna sambil bangun dari ranjang abangnya.

"Bentaran deh Lun, abang mau mandi dulu." Jawab abangnya yang masih tiduran diranjang.

"Yaudah cepet jangan lemott," rengek Luna.

"Iye-iye sabar napa sih," sahut abangnya berdiri menarik kepala Luna yang didepannya untuk diketekin.

"ABANG IHH!!! Awas!!" Teriak Luna menggelegar, sedangkan abangnya sudah lari masuk kamar mandi dengan menahan tawa.

~Arunaa~

Mood Luna hari ini sedang buruk buruknya. Motornya dipake abangnya tanpa izin,  sedangkan sekarang dia mau ke rumah Erin tapi ban mobilnya malah bocor ditengah jalan.

"Sial banget gue hari ini," gerutu Luna. 
"Awas aja abang, kalo dah sampe rumah gue jadiin puding tu anak."
"Arghh gue minta tolong sama siapa ini, mana hp pake lowbat lagi." Kesalnya sambil melihat jalanan yang lengang.

Dari kejauhan tampak satu pengendara motor sedang lewat, Luna tidak membuang kesempatan, langsung saja dia berniat menghadang itu motor.

"Duh gimana ini berhentiinya, mana keceng banget astaga," panik Luna sambil siap siap ketengah jalan untuk menyetop motor itu.
"Duh bismillah, semoga gue masih bisa hidup, mana belom punya pacar lagi berabe banget," Luna menutup mata sambil merentangkan tangan dengan bibir yang tidak berhenti berteriak 'stop'

Tak merasakan sakit, Luna membuka mata pelan-pelan. Terkejutttt!!!

Sepasang mata tajam di dalam helm, berwarna coklat menatapnya seakan berkata 'minggir atau mati?'

Luna mati kutu, laki-laki dihadapanya ini adalah seseorang yang selalu sahabatnya bicarakan, laki-laki yang dihindari seluruh sekolah, apalagi buat anak baik-baik kayak Luna.

Laki-laki itu turun dari motor, menghampiri Luna yang sudah seperti cacing kepanasan, gerak terus.

Luna mau minta bantuan tapi gimana ngomongnya Luna takut setengah mati, bibir nya sulit digerakkan. Dilihatnya laki-laki itu yang tatapannya semakin tajam.

"Duh bodoamat ini penting banget, ntar kalo gue ditinggal yang ada ngga ada yang nolongin," batin Luna

"Kenapa?" Tanya lelaki itu dingin.

"Ituu gue emm but-uuhhhbantuan."

"Apa? Gagu lo?" Tanya laki-laki itu pedas.

"Gue butuh bantuan." Jawab Luna, enak aja dirinya dibilang gagu.

"Apa?" Tanya Renal.

"Ban mobil gue bocor, ada ban serep tapi gue gabisa masangnya."

"Oh."

"Cuma oh?" Tanya Luna yang kesal dengan respond Renal.

Renal tak menjawab, dia berjalan meninggalkan Luna. Luna yang melihat itu berteriak memangil Renal, "Ren! Mau kemana? bantuin gue dulu," teriak Luna sambil berjalan menghampiri Renal.

"Lo mau kemana? Bantuin gue dulu, jahat banget, enak aja main tinggal." Kata Luna yang sudah sampai didepan Renal.

Raut wajah Renal masih datar, matanya memandang Luna tepat diwajah gadis itu, tangan Renal terangkat, menunjukan sebuah obeng yang entah didapat darimana, tanpa mengucapkan kata Renal meninggalkan Luna dan mulai membenarkan mobil Luna.

ARUNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang