Three

3 0 0
                                        

Cleo baru saja membubuhkan tanda tangan terakhirnya untuk hari ini. Karena setelah makan siang semua jadwalnya adalah diluar kantor.

Sejenak Cleo mengecek kembali dengan siapa hari ini akan melakukan pertemuan. Satu perusahaan Swasta di Kalimantan lalu Bertemu dengan Deryl untuk membicarakan kerjasama mereka dan kolega dari Belanda yang tiba tiba membuat janji karena sedang berada di Indonesia.

Hari ini dia pergi dengan Arvin. Tapi sejak tadi wajah Asissten nya itu belum juga muncul. Padahal sebelumnya Cleo sudah memanggil Arvin melalui intercom dimeja nya.

Berjalan menuju pintu ruangannya Cleo perlu mengecek dimana keberadaan Arvin saat ini. Bahkan sampai dicubicle Arvin tidak ada. Cleo mengambil ponsel di sakunya dan mencoba menelpon Arvin.

Drrrtt
Drrrtt

Alis Cleo naik sebelah kala mendengar getaran ponsel disekitarnya. Ternyata Arvin tidak membawa ponsel. Kemana perginya si Arvin itu.

Saat akan kembali ke ruangan, tiba tiba Arvin muncul dari arah lift. Agak berlari kecil Arvin tampak terkejud melihat Cleo ada dimejanya. Gawat. Dia kegap.

Sebelum memulai pembicaraan, Arvin menoleh kanan kiri memastikan tidak ada siapa siapa.

"Lo cari gue? Kenapa? Butuh sesuatu?" Tanya Arvin sedikit gugup

"Dari mana lo?" Tanya Cleo penuh selidik. Tidak biasanya Arvin terlihat gugup begini.

"Em- anu. Gue abis dari pantry. Mau bikin kopi tapi--  fine. Gue abis nyamperin Ayna ke kampusnya. Sorry, Gue gak izin dulu sama lo"

Arvin yang tadinya mau sedikit beralibi langsung terpatah oleh tatapan tajam menyelidik milik Cleo. Pria itu kalau sudah marah sangat menyeramkan. Selain mata tajamnya, mulut nya juga pedas level 50 boncabe. Hot. Jadi Arvin tidak mau mengambil risiko kena semprot hari ini.

"Lo tau kalo Gue gak bisa kerja sama orang yang gak professional?"

"Iya Gue paham. Maaf"

"Ini peringatan terakhir. Kalo terulang lagi, gaji lo kasbon alias tidak dibayarkan"

Melotot kaget Arvin tidak terima. Apa apaan itu. Karyawan lain kalo berbuat salah hanya potong gaji. Masa dia tidak dibayarkan.

"Enak aja lo. Mau Gue buka kartu AS lo ke tante Ratna?" Cih memang Cleo saja yang bisa mengancam, dia juga jago.

"Gak habis pikir Gue bisa punya Asissten macem lo yang sialnya juga temen Gue" ucap Cleo tak habis pikir, sedangkan Arvin hanya terbahak karena Cleo sudah kalah telak.

Cleo ini aneh. Saat bicara dan Rapat dengan rekan bisnis, dia selalu memenangkan pembicaraan. Tapi kalau dengan keluarga dan teman teman selalu mengalah. Tante Ratna memang mendidik dengan tepat. Arvin jadi bangga mengenal Cleo.

"Btw Gue gak liat Keyra hari ini. Padahal semalem Managernya bilang kalo pagi ini Keyra mau ke kantor" Arvin teringat kalau semalam Manager model itu berpesan kepadanya untuk disampaikan kepada Cleo.

"Kenapa managernya kasih tau lo?"

Cleo agak heran saja. Memangnya kenapa kalau gadis itu datang. Sudah pernah juga Cleo mengusir Keyra, jadi tidak ada masalah kalau dia datang lagi.

BREAK THE RULESWhere stories live. Discover now