Part 19 - SURPRISE

538 30 0
                                    

"Hai. Masih ingat saya?" Tanya seseorang itu dengan tatapan mata nya ke gue

"Maaf anda siapa ya?" Tanya gue dengan tatapan heran. Diffa juga menatap gue heran. Gue beneran lupa orang itu siapa

"Ardi" menyodorkan tangannya ke gue sambil memberi senyuman yang gue fikir itu sangat manis. Membuat dia lebih....errr ganteng.

"Tya" guepun berjabat tangan sama ardi, yang gue heran. Dia gak sadar ya akan kehadirannya diffa? Padahal dia duduk di sebelah diffa

"Ekhm" ucap diffa menyadarkan ardi

"Oiya maaf. Gue gak ngeliat kalau ada orang di sebelah gue. Sorry bro, gue ardi" sahut ardi dengan cepat dan menyodorkan tangan ke arah diffa

"Iya santai aja bro. Gue diffa pacarnya tya" jawab diffa dengan penekanan kata di pacar.

Tapi ardi gak gentar, walaupun diffa udah bilang kalau diffa pacar gue. Ardi tetep ngeliatin gue blak-blakan. Diffa sampe jengkel banget keliatannya. Jujur aja gue bingung apa yang harus gue lakuin sekarang. Malah makanannya dateng lama banget lagi.

"Lo ardi yang mana ya? Gue berusaha inget tapi gak inget-inget" tanya gue, dan langsung dapet tatapan sinis dari diffa. Emang salah ya? Kan cuma mastiin.

"Ini loh aku yang waktu nanya H&M dimana" jawabnya sambil memberikan senyuman lagi

Dan gue hanya ber-oh ria.

"Lo gak mesen bro?" Tanya diffa ke ardi seolah-olah diffa ngusir ardi dari meja yang di tempatin gue sama diffa

"Oiya lupa gue. Gue mesen dulu deh. Gue boleh kan join disini? Gue sendirian soalnya" jawab ardi dengan tatapan memohon. Gue maupun diffa gak suka deh dapet tatapan begitu dan akhirnya gue diffa mengangguk bersamaan. Dan ardi pergi untuk memesan makanan.

~~~

"Ganteng ya dia? Diliatin terus" ucap diffa jengkel

"Ganteng itu relatif dif. Orang kaya dia banyak, tapi aku tetep milih kamu" jawab gue meyakinkan diffa

"Alah gombal kamu"

"Gombal-gombal juga kamu suka kan?" Ucap gue ngeledek

"Nanti makannya cepet-cepet aku gak suka lama-lama disini. Ini karna aku laper aja jadi bertahan disini. Aslinya mah jengkel banget" ucap diffa yang membuat gue ketawa

"Kamu lucu deh. Serius" ledek gue

"Diem kamu" jawabnya ketus

"Yah yaudah kalau aku disuruh diem mah. Berarti aku boleh ya ngobrol sama dia?" Tanya gue menggoda

"Tya" ucapnya dengan nada suara meninggi.

"Iya sayang. Enggak kok. Aku bercanda" jawab gue dan menggenggam tangannya dia.

Gak lama kemudian ardi pun datang kembali, cuman yang ada hanya keheningan. Makanan kami pun datanggg. Langsung aja gue melahap makanan yang ada. Sesuai permintaan diffa gue makan cepet-cepet dan diffapun begituu.

Ardi itu banyak omong sebenernya, disaat makan dia nanya-nanya terus tentang gue. Dan gue cuma jawab dengan anggukan kepala atau menggelengkan kepala. Pokonya jawab seadanya deh. Sedangkan diffa? Diffa tambah jengkel ngeliat perlakuan ardi ke gue. Kalau diffa jadi macan pasti pada saat itu juga diffa menerkam ardi.

"Sayang, pulang yuk. Udah sore banget nih" ucap diffa menekankan kata sayang

"Yah bro baru jam berapa ini. Disini dulu aja lah ngobrol-ngobrol" jawab ardi cepat

Terjadilah perdebatan antara keduanya. Yang satu pengen cepet-cepet pulang yang satu pengen ngobrol dulu. Dan gue hanya diem aja memandang mereka berdua berantem. Kaya kucing sama anjing aja sih.

Girl or FootballTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang