˚✧ 05 : Accelerando

160 31 10
                                    

now playing:

Hungarian Dance No.5 – Brahms

0:00 ❍─────── ♡
   ↻     ⊲  Ⅱ  ⊳     ↺









Ryujin memasuki ruang kelasnya dengan langkah tergesa-gesa, raut wajahnya tampak sedang menumpuk rasa kesal yang sedang ia rasakan. Ia membanting tas miliknya ke atas meja lalu duduk di kursinya dengan emosi yang masih memenuhi dirinya.


“Sialan! Choi Beomgyu sialan!!” umpat Ryujin sambil menghentakkan kakinya karena merasa sangat kesal.

“Kenapa sih lu? Pagi-pagi udah misuh aja.” tanya Daehwi sambil mengerutkan keningnya karena heran melihat Ryujin yang tiba-tiba terlihat sangat emosi.

“Paling dikerjain sama si tuan muda lagi dia.” sahut Jeongin dengan santai dan Ryujin langsung membuang napasnya secara kasar.

“Gila ya kesel banget gue sama dia sumpah!” ujar Ryujin sambil memijat pelan pelipisnya.

“Tau kok, lu udah sering bilang itu berkali-kali.” ucap Jeongin sambil mencebik pelan.

“Kali ini tuh dia beneran parah banget ngeselinnya!” ujar Ryujin seraya melenguh pelan karena benar-benar tak habis pikir.


Bagaimana mungkin ia tidak merasa kesal jika Beomgyu ternyata kembali mengerjainya. Saat Ryujin menanyakan perihal tawarannya untuk membantunya kembali bermain piano, lelaki itu justru berkata, “Jadi lu beneran nganggep ucapan gue dengan serius?” Hal itu pun langsung membuat Ryujin menggeram kesal dan langsung pergi meninggalkan anak itu. Dirinya bahkan sempat berpikiran untuk kembali mengamuk karena merasa dipermainkan oleh Beomgyu.



“Bisa-bisanya gue percaya sama ucapan anak tengil kaya dia gitu.” gerutu Ryujin sambil mendengus pelan. Ryujin langsung mengubah posisi duduknya setelah menyadari gurunya telah memasuki kelas.





Saat ini merupakan waktu istirahat, namun Ryujin nampaknya benar-benar tidak tertarik untuk melangkahkan kakinya ke kantin. Ia lebih memilih untuk menghampiri vending machine yang tak jauh dari kelasnya untuk membeli minuman, pilihannya jatuh pada dua kaleng cola untuk membasahi tenggorokannya. Ryujin menyimpan satu kaleng cola itu di saku sedangkan yang satunya langsung ia buka untuk menyegarkan tenggorokannya. Baru saja ia meneguk sedikit minuman itu, Ryujin langsung menghentikan kegiatannya usai matanya menangkap satu sosok yang sudah jelas akan datang menghampirinya.



“Huh, anak menyebalkan lainnya.” gerutu Ryujin pelan.



Sosok Sungchan kini sudah berada di hadapannya, Ryujin jelas paham maksud dari kedatangan laki-laki yang ada di depannya ini. Tentu saja itu pasti berhubungan dengan sosok yang membuatnya murka, Choi Beomgyu.


“Apaan?” tanya Ryujin dengan nada sewot.

“Kata Beomgyu pulang sekolah nanti lu disuruh ke ruang musik.” ucap Sungchan.

“Bilangin ke dia, gue gak bakal dateng!” ketus Ryujin sambil bersidekap.

“Nah, kalo lu nolak buat dateng dia bilang lu harus inget sama kesepakatan yang dia buat sama lu.” ujar Sungchan dengan santai yang langsung membuat Ryujin melotot kaget.

Runide ㅡ beomryu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang