˚✧ 07 : Luka terpendam

88 16 3
                                    


 

now playing:

Comptine d'un autre été – Yann Tiersen

0:00 ❍─────── ♡
    ↻     ⊲  Ⅱ  ⊳     ↺









Cengkeraman tangan Ryujin pada payung semakin menguat seiring dengan tatapannya yang menusuk menatap beberapa orang yang kini sudah dekat di hadapannya.


“Minggir, gak usah ngalangin jalan. Gue muak liat lo semua!” ketus Ryujin yang langsung membuat orang-orang itu tertawa usai mendengar ucapannya.

Cih, lu masih pengecut rupanya.” sindir satu orang yang merupakan ketua dari geng mereka.

“Kenapa Tuhan justru ngebiarin orang-orang kaya kalian hidup sih.” desis Ryujin.

“Gimana? Masih kepayahan buat main piano?” ejeknya yang langsung membuat Ryujin menggertakkan giginya.

“Bukan urusan lu! Santai banget sih lu sampe repot-repot mau ngurusin hidup orang lain.” Ryujin berujar ketus.

Wow, jawaban dari seorang pengecut yang sangat menarik.”

Ugh, kenapa lu nyoba cari gara-gara sama gue lagi? Ahh, pasti lu dipandang lemah di sekolah baru lu. Iya kan?” ucap Ryujin dengan nada mencemooh dan pandangan sinisnya yang tentu saja langsung membuat lawan bicaranya itu mendelik tajam.

“Jaga bicara lu, Shin! Gue cuma kebetulan ketemu sama lu di sini, tapi di situasi kaya gini bukannya mengingat masa lalu adalah hal yang bagus.”

“Buat gue itu gak ada bagus-bagusnya sama sekali, terutama masa lalu yang melibatkan diri lu!” balas Ryujin dengan tatapan tajamnya. 

“Kenapa? Masih merasa jadi sosok pahlawan buat temen lu, sedangkan kematian temen lu sendiri terjadi karena diri lu yang juga terlibat.” ejeknya yang langsung membuat Ryujin kembali terpancing emosi hingga menjatuhkan payung yang ia pegang dan menarik kerah kemeja gadis itu.

“Gue sama sekali gak terlibat dalam kejadian itu, lu dan temen-temen lu yang lain yang udah bunuh dia! Kalian yang udah bikin jatoh dari tempat itu, masih mau ngelak apa lagi?” cetus Ryujin seraya melepas tangannya dari kerah kemeja gadis itu, lalu mendorongnya.

“Itu kecelakaan, gue gak dorong dia! Dia sendiri yang tergelincir sampe jatoh!” sentaknya dengan tatapan tajamnya.

“Lu pikir gue percaya dengan alasan lu!” ujar Ryujin dengan tatapan tak kalah tajam.

“Itu bukan urusan gue, gak penting lu percaya atau enggak. Yang pasti gue udah cukup senang karena sekarang lu menderita, terus orang yang gue benci menghilang karena kebodohannya sendiri.”

“Kurang ajar!” Ryujin mendesis sinis.

“Dan kalau aja lu gak bersikap sok pahlawan, itu semua pasti gak akan terjadi. Kesalahan tetap terpaku sama diri lu!” 

“Berhenti manipulatif, harusnya lu tuh sadar kalau lu itu manusia paling rendah dan gak tau malu yang pernah gue kenal selama ini. Melimpahkan kesalahan lu ke gue? Orang terbodoh pun tau siapa yang sebenernya salah. Sekarang pun lu masih tetep jadi manusia terendah yang gak berubah sama sekali.” ujar Ryujin dengan nada dingin.

Runide ㅡ beomryu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang