EP 2. Back to Backspace

17 2 1
                                    

Mina menunjukkan salah satu mahasiswa baru yang sedang jadi perbincangan padaku. Aura yang dipancarkan anak itu benar-benar terasa tidak asing bagiku.

"Siapa namanya?" Tanyaku hanya berbasa-basi.
"Hmm, tadi siapa ya? Jin...Jinyoung? Ah! Park Jinyoung!"
"Hah?!" Tanyaku terkejut.
"Iya, kenapa?"
Aku menggelengkan kepalaku. Yah, ada banyak orang yang punya nama Park Jinyoung. Ayo lah, jangan terlalu berharap Jihoon! Kataku pada diriku.

Setelah beberapa saat kami memerhatikan mahasiswa baru itu, kami langsung kembali ke kelas untuk melanjutkan matkul selanjutnya.

Matkul ke2 berjalan selama 1 jam telah selesai, kini langsung dilanjut matkul ke3. Tak ada yang spesial. Hanya aku sebagai mahasiswa biasa menjalani hari-hari perkuliahan dengan hanya memerhatikan dosen saat sedang menjelaskan materi, mengerjakan tugas dengan tepat waktu, dan pulang saat jadwal matkul telah selesai. Tak ada organisasi yang diikuti. Tak banyak relasi. Hanya berbekal materi yang disampaikan dosen. Mahasiswa kupu-kupu? Yup, benar sekali!

Aku yang masih harus bekerja mencari uang untuk bertahan hidup di luar jam kuliah, sehingga menjadi seorang mahasiswa kupu-kupu tidak seburuk itu di mataku. Jika aku juga harus masih mengikuti kegiatan di luar jam kuliah untuk menambah relasi seperti yang banyak orang lakukan, tak dipungkiri aku membutuhkan lebih dari satu badan untuk bertahan hidup.

"Hah, baru jam 1?! Matkul bu Euna masih nanti jam 3." Keluh Mina sambil meregangkan tubuhnya. "Makan dulu, yuk!" Ajaknya. Aku mengangguk menjawab ajakannya. Aku dan Mina pun pergi ke kantin bersama.

Kantin di gedung fakultas kami penuh dengan mahasiswa baru karena memang kantin terdekat dengan lapangan utama. Kami memesan menu makan siang masing-masing dan membicarakan hal-hal ringan.

"Kamu lagi-lagi cuma beli roti kacang itu. Ayo lah, Jihoon! Pesan yang lain!" Bujuk Mina padaku untuk memesan menu selain roti kacang.
"Gak apa-apa, aku suka ini kok." Jawabku sambil langsung melahap roti kacang.
"Kamu sampai kurus seperti ini." Sambung Mina.

Aku memang selalu membeli roti kacang untuk makan siangku saat aku tidak membawa bekal, karena inilah satu-satunya menu mengenyangkan termurah di kantin.

Setelah hampir menghabiskan waktu 1 jam di kantin, kami memutuskan untuk kembali ke kelas walaupun masih tersisa banyak waktu untuk ke matkul selanjutnya, setidaknya waktu ini bisa dipakai untuk mengulang pelajaran sebelumnya agar lebih paham.

Setelah menghabiskan sekitar kurang lebih 1 jam, akhirnya matkul bu Euna dimulai. Matkul ke4 ini berjalan selama 2 jam. Kami pulang tepat pukul 05:00 sore.

"Jihoon-ssi!" Bu Euna memanggilku sambil mengisyaratkan dengan tangannya memintaku untuk mendatanginya.
"Iya, kenapa bu?"
"Bisa minta tolong bawakan beberapa modul ini ke perpustakaan?"
"Oh, siap bu."
"Terima kasih."
Aku segera mengambil beberapa tumpukan modul tersebut dan berjalan keluar kelas.

"Jihoon-ah! Aku duluan, ya!" Sahut Mina.
"Okay."

Aku berjalan menelusuri lorong lantai 4 untuk sampai ke perpustakaan dengan jarak kurang lebih 10 meter dari kelasku. Matahari senja menyorot lumayan nyengat kepada setiap benda. Hangat dan sedikit angin berhembus. Begitulah suasananya saat itu.

Lapangan utama masih dipenuhi mahasiswa baru yang belum pulang. Lorong lantai 4 pun masih banyak dilalui mahasiswa yang berlalu-lalang. Ramai, cukup ramai.

Akhirnya aku sampai di depan perpustakaan, melepas alas kakiku sebelum memasukinya. Perpustakaan ini memang bukan perpustakaan utama dan khusus hanya untuk mahasiswa jurusan filosofi, jadi perpustakaan ini tidak sebesar itu.

"Permisi, ini modul semester 5 dari bu Euna."
"Oh ya, taruh di sana."
Aku menaruh tumpukan modul tersebut dan segera meninggalkan perpustakaan.

Aduh, udah jam 05:30! Aku terburu-baru melangkahkan kakiku meninggalkan perpustakaan, karena sudah terlambat 30 menit untuk bekerja.

Saat aku terburu-buru tanpa melihat sekitar, tiba-tiba-

Duk!

Bahuku menabrak seseorang. Buku yang dibawanya terjatuh ke lantai.

"Oh, maaf. Saya tidak sengaja." Aku membungkukkan badanku.
"Ah, saya yang seharusnya lebih berhati-hati." Sahutnya membungkukkan badannya dan langsung mengambil tumpukan buku yang jatuh.

Aku langsung membalikkan badanku dan berjalan meninggalkannya. Suaranya yang lembut, tatanan bahasa yang sopan. Seperti aura yang ku kenal. Dia mahasiswa baru yang banyak dibicarakan orang itu kan, ya? Aku berbicara pada diriku sendiri. Park Jinyoung. Memanggil namanya tanpa suara. Membalikkan badanku dan kembali menatapnya.

Mata kami bertemu. Tak disangka, ia juga kembali melihat ke arahku. Ia tersenyum sembari membungkukkan badannya dan pergi. Aku pun membalas dan pergi.

Ini adalah pertemuan pertama kami, tapi terasa tak asing. Seperti telah mengalaminya.

Aku, merasa seperti kembali pada kenangan masa lalu.

-To be Continue-

*SPOILER NEXT EPISODE!*

Eh? Kenapa tiba-tiba nama itu datang di kepalaku? Aneh banget. Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Kataku memutus pemikiran tidak jelasku.

DESTINED [JIKOOK AU⚠️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang