"Terima kasih, datang kembali!"
Kring *suara lonceng pintu mini market
Masih jam 8 ternyata. Aku melangkahkan kakiku menuju salah satu kursi mini market. Kelas pertama hari ini akan dimulai pukul 10 siang, setidaknya aku memiliki waktu untuk bersantai sejenak.
Duduk di depan mini market melihat orang berlalu-lalang melakukan aktivitasnya, melihat bagaimana kota menjalani hari-harinya sembari menyantap sandwich buah kemasan dan dengan cuaca yang cukup hangat, begitu menenangkan, bukan?
Aku sangat menyukai hal-hal seperti ini dan akan aku nikmati setiap detik suasana ini terjadi.
Drrrttt...drrrttt
Terdapat sederet pesan masuk di ponselku. Segera ku raih ponselku yang berada di saku celana.
Dan ternyata itu merupakan sederet pesan dari Im Yooa, salah satu anak yang mengikuti tambahan belajar denganku.
Lihat caranya mengetik pesan. Sangat imut! Yooa memang sangat imut, dia anak yang manis dan sangat periang. Saat aku sedang lelah, setiap aku mengajarnya, rasa lelahku seketika hilang karenanya.
Yooa anak yang pintar, selalu menduduki peringkat pertama di kelasnya, ia juga penuh ambisi. Walau masih kelas 4 sekolah dasar, Yooa sudah berkeinginan untuk mengikuti jejak keluarganya di bidang kesehatan dan keluarganya sangat mendukungnya.
Seketika, aku merindukan ibuku. Bagaimana keadaannya di sana? Aku segera mencari nomor ponselnya dan menghubunginya.
Tuuuttt...
"Halo?"
"Halo, ibu. Ibu, ini aku! Jihoon!"
"Halo, Jihoon! Bagaimana kabar mu?"
"Ah, aku baik, bu. Ibu bagaimana?"
"Ibu juga baik di sini, bagaimana kuliah mu?"
"Semua berjalan baik, bu."
"Kamu tidak ada masalah, kan?"
"Haha, tenang saja, bu. Anak ibu kan baik."
"Haha, iya ya. Bagaimana dengan keuanganmu?"
"Baik kok, bu. Tak ada yang perlu dicemaskan!"
"Maaf, Jihoon. Ibu baru bisa mengirimu uang bulan depan. Tapi sebisa mungkin akan ibu beri secepatnya."Ibu? Sangat mengkhawatirkan ku? Aku dapat merasakan perasaannya sekarang hanya dengan melalui ponsel, suara ibu sangat menyentuh hatiku.
Kenapa ibu harus meminta maaf? Ini sama sekali bukan salahnya. Entah kenapa, aku jadi sangat ingin pulang, aku ingin memberitahunya secara langsung bahwa aku benar-benar baik-baik saja di sini. Tapi, bagaimana dengan keadaannya yang sebenarnya?
"Kenapa ibu minta maaf? Aku benar-benar tak apa, bu. Keuanganku cukup. Ibu tak perlu mengkhawatirkan itu! Aku sudah ada pekerjaan yang cukup."
"Ibu selalu tau bahwa ibu bisa mengandalkanmu, Jihoon. Tapi tolong, jangan terlalu memaksakan dirimu. Perhatikan makanmu, kamu juga harus fokus dengan pendidikanmu. Saat uangmu tidak cukup, katakan saja, ibu pasti akan mengirimkannya padamu. Saat lelah, beristirahatlah."A-aku ingin menangis. Aku kangen ibu seperti sudah lama tidak bertemu, padahal baru kemarin aku pulang saat libur akhir semester.
"T-tidak perlu sampai seperti itu, bu. Aku benar-benar baik-baik saja di sini. Aku juga makan dengan baik. Aku tidak terlalu memaksakan diriku untuk bekerja. Aku juga fokus pada pendidikanku. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan, bu."
"Haha, Jihoon. Dasar, kamu benar-benar!"
"Haha, jadi aku harap ibu juga sebaik aku!"
"Tentu saja! Keadaan ibu juga sebaik kamu, haha."
"Haha, sudah dulu ya, bu. Aku harus persiapan mulai kelas, nanti akan aku hubungi lagi."
"Haha, iya. Semangat, ya! Belajar yang benar, haha!"
"Pasti dong! Dah, ibu! Aku sayang ibu!"
"Ibu juga menyayangimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINED [JIKOOK AU⚠️]
Romance"Kamu masih nyimpen figur supermannya?" "huh? Kamu tau dari mana aku punya figur superman?" Tanya Jinyoung bingung dengan apa yang dibicarakan Jihoon. Jihoon tersenyum dan mengatakan "karena aku yang ngasih figur itu" Park Jinyoung memiliki mimpi un...