POV : Park Jinyoung
"Jinyoung-ssi! Bisa tolong bawakan buku-buku ini ke perpustakaan lantai 4? Lewat tangga ujung kiri, lift mati."
"Siap, Senior."Aku membawa beberapa tumpukan buku itu ke perpustakaan. Dia bilang apa tadi? Lewat tangga? Lantai 4 loh ini! Keluhku dalam perjalanan.
Sudah pukul 05:22, suasananya terlihat seperti belum ada tanda-tanda untuk pulang. Aku menaiki anak tangga satu per satu, melewati setiap tingkatan lantai membawa tumpukan buku di tanganku.
Lelah, sangat melelahkan. Tak kusangka masa perkenalan di kuliah akan semelelahkan ini.
Waktu sudah menunjukkan bahwa hari sudah mulai gelap, tetapi matahari masih bersinar nyengat seperti seharusnya. Banyak mahasiswa berlalu-lalang, tidak terlihat mengisyaratkan seperti jadwal perkuliahan hampir selesai. Setidaknya, aku bukan satu-satunya yang akan pulang telat di sini.
Aku hanya memandang lurus ke depan dan sesekali melihat ke sekitar. Di mana perpustakaannya? Apa ini? Aku mengamati papan tulisan di dekat pintu perpustakaan dan-
Duk!
Seseorang menabrak bahuku. Senior? Tanyaku dalam hati.
"Oh, maaf. Saya tidak sengaja." Katanya sembari membungkukkan tubuhnya sebagai permintaan maaf.
"Ah, saya yang seharusnya lebih berhati-hati." Sahutku padanya dan membalas dengan membungkukkan tubuhku juga.Aku segera mengambil tumpukan buku yang sedari tadi ku bawa. Sebentar! Aku seperti merasa sesuatu? Kenapa aku merasa seperti pernah bertemu dengannya? Tapi siapa? Banyak pertanyaan muncul di kepalaku.
Aku menengok ke arahnya untuk memastikan apa aku mengenalnya atau tidak. Terkejut, ia menatapku kembali. Mata kita bertemu. Kenapa? Entah kenapa aku juga mengerti bahwa dia juga merasa seperti kenal denganku.
Ah, bukan orang yang kukenal. Kalimatku menutup semua pemikiranku.
Aku tersenyum padanya dan membungkukkan tubuhku, ia pun membalas. Aku segera pergi ke dalam perpustakaan untuk menaruh beberapa buku.
tidak, aku tidak mengenalnya! Kataku, memastikan diriku dan mulai mengabaikannya.
POV : Yoon Jihoon
Aku pergi meninggalkan anak itu. Berkali-kali ku melihat ke arah jam tanganku. Aku mempercepat langkah kakiku terburu-buru mengejar waktu.
Aku berlari menuruni tangga menuju gerbang keluar kampus. Udah jam 05:57. Aduh terlambat banget! Keluhku.
Akhirnya, aku sampai di salah satu minimarket dekat kampus tempat di mana aku bekerja paruh waktu.
"Ah, maaf saya terlambat." Aku membungkukkan badanku dan segera mengambil seragam. "Terlambat 1 jam. Kamu pasti sibuk sekali." Kata partner kerjaku.
"Ah iya, maaf. Kakak jadi harus pulang telat karena saya."
"Tidak apa-apa, hari ini aku nganggur kok. Sudah ya, aku pulang dulu. Semangat ya, Jihoon!"
"Terima kasih, kak."Kakak itu melambaikan tangannya dan pergi meninggalkanku. Aku membungkukkan badan ku tersenyum ke arah kakak itu.
Aku bekerja seperti biasa. Menjadi kasir dan sesekali mengecek dan membereskan barang. Yah, melakukan pekerjaan seperti biasanya.
Pukul 07:15
Pada betah banget sih di kampus? Aku menoleh ke arah luar dan terlihat kampusku yang masih ramai orang beraktivitas.
Bosan hehe.
Akhirnya tepat pukul 10 malam sudah saatnya aku berganti shift.
"Permisi, halo Jihoon!" Salah satu teman kerja ku datang untuk berganti shift.
"Ah, halo kak."
"Bagaimana tadi?"
"Oh, ini tadi saya ganti beberapa stok samgak kimbab (nasi kepal berbentuk segitiga dengan berbagai isian) yang sudah expired."
"Oh seperti itu. Kamu sudah makan?"Astaga! Aku lupa makan!
"B-belum kak, hehe." Aku sedikit tertawa karena malu.
"Ya ampun! Dari jam 5? Ayo makan, Jihoon sebelum kamu pulang."
"Baiklah."Akhirnya aku makan ramyun minimarket dengan kakak itu. Yah, menikmati ramyun di jam 10 malam, duduk di luar dengan udara dingin malam dan melihat aktivitas kota yang tak kunjung berakhir sangat menenangkan, bukan?
"Mau minum sparkling soju (minuman berbagai rasa dengan kandungan 3% alkohol)? Tanya kakak itu padaku sambil berdiri sepertinya ingin mengambilkan untukku juga.
"Tidak, kak. Saya harus belajar sebelum tidur." Kataku sopan menolak.
"Ya sudah. Oh iya, itu dimakan kimchinya biar makin nikmat ramyun nya, haha"Lihat, kan? Kakak itu baik sekali, bukan? Sejak awal aku bekerja di sini memang kakak ini sangat baik padaku. Lee De Hyun, namanya. Dia kakak tingkat ku dulu, sekarang sudah lulus.
Setelah makan, kami mengobrol sebentar. Setelah itu aku langsung pulang. Jarak antara minimarket tempat ku bekerja dengan kosan ku hanya sekitar 20 meter, jadi ya jalan kaki pun sampai.
Setelah sampai di kosan, aku lekas mandi dan beristirahat sebentar dan langsung lanjut belajar mengulang pelajaran tadi dan mengerjakan tugas.
Park Jinyoung!
Eh? Kenapa tiba-tiba nama itu datang di kepalaku? Aneh banget. Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Kataku memutus pemikiran tidak jelasku.
Sudah pukul 1 pagi. Sudah waktunya aku bergegas untuk tidur. Aku mengecek ponsel ku untuk jadwal kelas nanti. Kelas pertama hari ini jam 10 siang ya, lumayan deh bisa tidur lama.
Aku meletakkan ponsel ku di meja samping kasur. Menyiapkan posisi nyaman untukku, menarik selimut dan langsung menutup mataku untuk beristirahat.
Awal hari ini terlihat menyulitkan untuk Jihoon. Berkali-kali ia harus berlari untuk mengejar waktu. Membagi waktu sempitnya antara belajar dengan mencari uang sampai jarang makan. Tapi, pada akhirnya ia berhasil melakukannya dengan baik dan sampai pada waktu untuknya beristirahat. Aktivitas ini, akan berlanjut saat ia membuka matanya nanti.
-To be Continue-
*SPOILER NEXT EPISODE!*
"Itu kan urusan kalian berdua! Kenapa tanya aku? Iya! Kabari aku jika kalian sudah mendapat jadwal sidangnya!"
Matanya berkaca-kaca, nada bicaranya memang tinggi tapi entah kenapa aku dapat merasakan bahwa ia tengah sangat bersedih saat ini.
Terlihat sekali ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Suatu permasalahan di dalam perbincangan telpon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINED [JIKOOK AU⚠️]
Romance"Kamu masih nyimpen figur supermannya?" "huh? Kamu tau dari mana aku punya figur superman?" Tanya Jinyoung bingung dengan apa yang dibicarakan Jihoon. Jihoon tersenyum dan mengatakan "karena aku yang ngasih figur itu" Park Jinyoung memiliki mimpi un...