.
.
.
Maaf kalo banyak typo
Happy reading 😊
.
.
.Terlihat keributan disebuah rumah sederhana yang hanya dihuni oleh seorang remaja berusia 15 tahun
Remaja yang memiliki senyum kotak yang sangat manis, pipi sehalus kulit bayi yang terlihat gembul, berkebalikan dengan tubuhnya yang sangat kurus dan pendek membuatnya terlihat mungil
Vabilo Arganata seorang siswa yang sudah dua tahun ini menikmati masa putih abu-abu, kecerdasannya yang tak perlu dipertanyakan lagi membuatnya dapat memasuki sekolah elite tanpa membayar sepeserpun
Jika dilihat dari sifat polos dan ceria serta otak jenius seperti vabilo seharusnya ia memiliki banyak teman juga orang yang menyayanginya tapi tidak dengan vabilo
Sifatnya yang sangat lugu tidak dapat membuat orang senang dengan keberadaannya tapi malah kebencian yang ia dapatkan, lahir dari seorang wanita yang pemabuk juga ayah seorang pembunuh membuatnya dibenci oleh orang sekitarnya
Setelah kematian kedua orang tuanya akibat kecelakaan membuat harinya semakin dipenuhi oleh cacian dan makian, serta hutang peninggalan kedua orang tuanya yang sangat banyak juga membuatnya harus bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari
Kembali lagi dengan keributan yang diakibatkan oleh kucing kesayangan abil, pagi ini abil harus berangkat pagi karena sekarang adalah tugasnya piket kelas tapi malah terlambat karena tata-kucing kesayangannya pagi ini menumpahkan air diatas buku tugasnya yang harus dikumpulkan hari ini
"Aduh tata kenapa harus tumpahin air diatas buku tugas abil sih, kan tugasnya harus dikumpulin hari ini nanti kalo abil dihukum pokoknya tata yang salah!! jatah makan tata hari ini nanti abil kurangin!!" ucap abil dengan kesal, kedua tangannya masih sibuk mengeringkan bukunya menggunakan tisu
"Semoga aja Bu Lala nanti enggak masuk biar abil enggak dihukum, eh jangan-jangan nanti abil gabisa belajar dong kalo Bu Lala enggak masuk" ucap abil setelah selesai mengerikan buku tugasnya, memang belum terlalu kering tapi tak apa nanti disekolah masih bisa ia keringkan lagi
•••
Vabilo sedang berjalan pulang menuju rumahnya, matahari sudah bersembunyi digantikan oleh bulan yang ingin menampakkan diri
Abil baru saja pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya disebuah kafe yang lumayan besar didekat sebuah perusahaan besar, abil mengambil kerja part time setelah pulang sekolah sampai jam 6 sore
Saat hampir sampai rumahnya tepatnya disebuah gang kecil disamping rumah abil ia tak sengaja mendengar suara seseorang yang sedang mengerang sakit
Abil langsung mendekat menuju kearah gang kecil disamping rumahnya itu yang lumayan gelap, hanya ada sebuah lampu yang tak cukup untuk menerangi gang itu tapi abil dapat melihat dengan jelas diujung gang sana terdapat seseorang yang tergeletak dengan beberapa luka ditubuhnya entahlah vabilo tidak dapat melihat dengan jelas
Vabilo yang memiliki sifat kepedulian sangat tinggi langsung saja berlari menuju kearah seorang pria itu, dan benar saja banyak luka ditubuh pria itu, beberapa memar disekitar mukanya juga sayatan yang lumayan lebar ditangan bagian kanannya
"Kak, kakak masih sadar?? bisa berdiri enggak??" tanya vabilo dengan sebelah tangan menepuk sebelah tangan yang tidak terdapat luka
Pertanyaan vabilo hanya dibalas gumaman tak jelas dari pria yang ia yakini tak berbeda jauh dengan usianya
"Kakak kerumah aku dulu ya? gak jauh kok, biar abil obatin dulu kakaknya, bisa berdiri kan?? ayok abil bantu jalannya" ucap abil dengan tangan membantu pria itu berdiri dan berjalan keluar dari gang menuju rumahnya
Sesampainya dirumah abil langsung saja membuka sepatu dan juga kaos yang dipakai pria itu dan lagi-lagi abil dibuat kaget saat melihat diperut pria itu ada sebuah sayatan yang lebih panjang daripada sayatan yang berada ditangannya
"Ya ampun kak lukanya panjang banget, bentar-bentar abil keluar dulu beli obat buat luka kakak" ucap abil dan langsung bergegas keluar menuju sebuah warung yang juga tak jauh dari rumahnya
Setelah membeli semua keperluannya abil langsung pulang dan mengobati pria tadi yang sepertinya tengah tertidur karena kelelahan
"Tahan ya kak" ucap abil lirih agar tak membangunkan pria yang masih belum ia ketahui namanya
"Akhh" ringis pria itu sambil meremat kuat tangan abil yang sedang mengobati lukannya, rematannya terlalu kuat membuat pergelangan tangan vabilo memerah
"Tahan bentar lagi ya kak, bentar lagi selesai kok" ucap vabilo dibalas anggukan oleh pria itu dan abil langsung menyelesaikan tugasnya
"Nah udah selesai" ucap vabilo dengan senyum kotak yang mulai mengembang
"makasih" ucap pria itu sambil menatap kearah abil dibalas anggukan semangat oleh abil
"sama-sama kak!! oh iya nama kakak siapa?? kok bisa luka-luka gini?? kakak abis berantem ya? ahh maaf abil kebanyakan bicara" pertanyaan beruntun itu diakhiri abil dengan kepala menunduk merasa bersalah karena terlalu banyak bicara
"Nama kakak Giovano Algibran panggil aja kak gio" ucap pria tadi yang diketahui bernama gio sembari terkekeh merasa gemas dengan abil yang sangat polos untuk ukuran pria
"Oh ok kak gio, kakak udah makan?? mau makan bareng abil?? tapi maaf masakan abil gak terlalu enak" ucap abil sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal
"Gapapa kok, Boleh??" tanya gio memastikan dan dibalas anggukan semangat oleh abil
"Boleh banget dong!!" ucap abil semangat dibalas kekehan oleh gio
"yaudah yuk kak kita kedapur" ucap abil dan langsung menyeret gio kearah dapur untuk memakan masakannya
Tanpa abil sadari pertemuannya kali ini akan memberikan dampak besar untuk kehidupannya kedepan
•••
.
.
.
Selamat datang di book baru akuuu!
Semoga kalian suka hehe
Maaf kalo pendek😥
Jangan lupa jaga kesehatan ya!
Wuff readers banyak-banyak😘
.
.
.
Tbc?💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Vabilo
Non-Fictionseorang anak polos yang hidup sebatang kara tanpa memiliki siapapun disampingnya, kehidupannya begitu susah, dibenci oleh banyak orang juga hutang mendiang orang tuanya yang menumpuk membuatnya harus bekerja lebih keras tapi sifatnya yang polos dan...