.
.
.
Maaf kalo banyak typo
Happy reading 😊😊
.
.
.Abil sudah sampai didepan ruangan tempat dia dirawat, tapi sudah 5 menit dan abil hanya diam didepan ruang rawatnya sambil menunduk dan memilin tangannya karena gugup dan perasaannya yang tiba-tiba saja tidak enak
Abil menghembuskan nafas pelan dan masuk kedalam ruangannya yang sudah seperti kapal pecah, ditambah aura dingin yang keluar dari tiga pemuda yang tengah menatapnya dengan sangat tajam
Mereka bertiga alias aga dan sikembar gio jio tengah mati-matian menahan amarah agar tidak kelepasan saat bicara dengan abil yang hanya menunduk diam dengan tubuh bergetar ketakutan, karena demi apa wajah ketiga abangnya ini kalo marah seremnya ngelebihin mba-mba kunti
"Abis darimana ??" tanya aga dengan nada datar dan lebih dingin tidak seperti biasanya yang walaupun juga rada datar tapi lembut
Abil yang daritadi diam semakin menundukkan kepalanya tanpa berniat menjawab pertanyaan aga
"ABANG TANYA DARIMANA ABIL" bentak aga dengan keras membuat mereka semua yang diruangan terlonjak kaget terlebih abil yang daritadi sudah ketakutan melihat kemarahan ketiganya
"KALO DITANYA ITU DIJAWAB JANGAN CUMA DIEM AJA" bentak gio yang ikut merasa kesal dengan abil yang hanya diam tanpa ada tanda-tanda ingin menjawab pertanyaannya
"A-abil tadi abis dari taman abang" jawab abil pelan bahkan hampir seperti bisikan, untung saja ruangannya lagi sepi jadi mereka bertiga masih bisa denger jawaban dari abil
"Emang gabisa kalo keluar itu ijin dulu ?? GABISA ??" tanya jio sambil menatap tajam abil dan lagi diakhiri dengan bentakan
"Abis keluar tanpa ijin kamu langsung bisu gitu ??" tanya aga dengan datar yang sudah berada tepat didepan abil
"Ma-maaf abang abil pengen keluar tapi kalau abil ijin dulu pasti abang gak ijinin abil" ucap abil dengan nada bergetar karena sedari tadi abil sudah mati-matian menahan tangisnya
"Udah tau gabakal di ijinin tapi kenapa tetep keluar, gamikir kita bertiga dateng-dateng niatnya mau jenguk kamu tapi kamunya malah gak ada, KAMU GAK MIKIR SEGIMANA TAKUTNYA KITA ABIL" marah aga sambil mencengkram erat bahu kecil abil
"Ma-af abang hiks maaf abil gatau maafin abil hiks sakit abang bahu abil sakit lepas hiks maafin abil, abil janji enggak bakal nakal lagi hiks jangan hukum abil, abil janji jadi anak baik abang hiks" ucap abil yang sudah menangis keras sambil mencoba melepaskan cengkraman tangan aga dari bahunya yang sepertinya akan membiru karena aga terlalu kuat mencengkram bahunya
Mereka bertiga yang melihat abil jadi merasa bersalah karena telah membuat adik kecil mereka menangis keras sambil meminta maaf
Saat mereka hendak mendekat, abil langsung berjalan mundur dengan tubuh bergetar ketakutan, sedikit kilasan memori saat dulu bersama kedua orang tuanya tiba-tiba hadir membuat abil merasa ketakutan
Aga dan sikembar yang melihat ketakutan abil terhadap mereka langsung saja panik, mereka tak mau sampai abil menjauhi mereka semua
Dengan pelan aga berjalan mendekat dan langsung memeluk erat abil yang meronta minta dilepaskan dari pelukan aga, tapi bukannya melepaskan aga malah memperat pelukannya dan ditambah dengan gio dan jio yang ikut memeluk abil
Merek semua memeluk abil dengan erat tapi lembut agar tidak melukai abil tapi perlahan mereka tak lagi merasakan rontaan dari abil digantikan dengan tubuh abil yang tiba-tiba saja langsung meluruh
Mereka bertiga panik dan langsung saja menaruh abil diatas ranjang dan memanggil dokter agar memeriksa keadaan abil
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Vabilo
Non-Fictionseorang anak polos yang hidup sebatang kara tanpa memiliki siapapun disampingnya, kehidupannya begitu susah, dibenci oleh banyak orang juga hutang mendiang orang tuanya yang menumpuk membuatnya harus bekerja lebih keras tapi sifatnya yang polos dan...