#3 HARI PEMAKAMAN DAN MEMPERMALUKAN

2.1K 305 38
                                    

》£《

°

°

°

°

°
***

Langit mendung disertai petir disiang hari ini menandakan akan adanya hujan yang cukup deras...

Jauh didalam hutan. Seorang pemuda berpakaian serba hitam ditemani empat bawahannya terlihat baru saja mengubur peti mati berisikan jenazah seseorang. Meskipun tak terdengar suara isakan sedikitpun, namun tetes demi tetes air mata yang jatuh mengenai pipi mereka, menandakan kalau kepergian orang tersebut sangatlah mendalam dan menyayat hati.

Seorang pria tampan bertubuh tinggi dengan paras tampan khas ASIA nampak menaburkan bunga setelah peti mati tersebut dikubur kembali dengan tanah. Belum sampai disitu, baja dan beton dijadikan penutup makam tersebut.

"Gua harap lo tenang disana, Mrs.L" Liri pria yang tak lain adalah BamBam.

"Boss, sudah waktunya pergi."

"Ohh ya, jangan lupa kalian samarkan makam ini dan tutup area disekitar biar nggak ada yang bisa masuk ke sini. Jangan sampe ada seorangpun yang berani nyentuh atau bahkan menginjakan kaki di area makam almarhum, kalo nggak kalian pasti tau kan akibatnya?"

"Kami tau konsekuensinya, Bos."

Mobil yang dikendarai BamBam melaju ke luar hutan. Kesedihan tak dapat ditutupi dari mata pria tersebut meskipun wajahnya tampak datar. Hanya itu satu-satunya cara untuk menutupi kesedihannya didepan orang lain. Namun sekarang ia sendirian dan setitik air mata mulai jatuh.

Sangat jarang seorang tangan kanan Mafia sepertinya menangis. Mungkin setelah 5 tahun kepergiaan sang Ibu, BamBam baru menangis lagi sekarang. Kehilangan sang sahabat sekaligus keluarga, membuat batinya terasa sakit. Dulu hanya Lisa yang selalu ada disampingnya ketika sang Ibu meninggal menyusul Ayahnya. Semenjak itu Lisa selalu berusaha menghibur dirinya yang tengah terpuruk, hingga ia bisa bangkit dari keterpurukannya.

Jujur, BamBam sempat memendam perasaan pada Lisa, bahkan sampai detik ini ia masih menyukai gadis tersebut. Namun ia selalu menutupinya dengan baik selama ini. Sebenarnya seperti pria kebanyakan, BamBam ingin menyatakan perasaanya kepada orang yang dicintainya... namun ia takut persahabatan antara keduanya hancur begitu saja hanya karena perasaan konyolnya ini. Jadi semejak itu ia mencoba berpacaran dengan banyak gadis di Universitasnya, namun gagal. Bayang-bayang seorang Lalisa masih menjadi pengisi hatinya sampai sekarang.

"SIALANNN."

Buaghhh

Dengan sekuat tenaga pria keturunan Thailand tersebut memukul kemudi mobil hingga berbunyi cukup keras. Mata sembab dan merah tersebut menatap kosong ke arah jalanan yang dilaluinya.

Sekarang hanya satu tujuannya, yaitu Mansion tempat yang Lisa tempati.

Drttt

Drttt

Benda pipih yang ada disakunya bergetar. Menandakan ada yang menghubunginya lewat telepon. Saat melihat nomor tak dikenal tertera di layar handphonenya BamBam berniat menolak panggilan tersebut, tapi ia urungkan niatnya, entah kenapa ia pun tak tahu?

"Hallo?"

"Bam ini gua, Lisa."

Degg

Detak jantungnya seolah berhenti seketika. Mobilnya ia rem mendadak dan ponsel yang ia genggam jatuh begitu saja.

TRANSMIGRASI MODERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang