『02』

73 7 0
                                    

"Terimakasih Lee Jeno, berkatmu aku mendapat memar ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terimakasih Lee Jeno, berkatmu aku mendapat memar ini." Jaemin menunjuk memar di lengan kirinya.

Jeno hanya tersenyum menanggapi, entah mengapa ia senang jika melihat Jaemin marah padanya. Ada rasa kepuasan di lubuk hatinya.

"Baiklah-baiklah aku memilih Dare." mendengar deretan kata itu Jaemin yang awalnya bermuka masam kini tersenyum penuh kemenangan.

"AHHH LEE JENO KAU MEMANG TEMAN TERBAIKK!" Jaemin merentangkan tangannya ke udara, Jeno yang melihatnya hanya menggelengkan kepala. Lihat saja pasti ada Ide yang sangat tidak masuk akal direncanakan anak ini. 

"KAU! pergilah ke hutan yang pernah kita jelajahi bersama, kemudian carilah rumah yang nampak sudah tua. Masuk, kemudian cari ruang bawah tanahnya. Jika sudah tolong ambilkan buku Matematika ku yang tertinggal di sana." Nampaknya Jaemin sudah bisa membuat cerita.

Jeno melongo mendengar tantangan yang keluar dari mulut Jaemin. Apa apaan?! Jika tantangannya masih menaktrir makan siang anak itu sebulan penuh Jeno masih bisa menyanggupinya.

Tapi ini? menyuruhnya pergi ke hutan hanya untuk mengambil buku matematika Jaemin yang ketinggalan?

Bahkan itu seperti bukan tantangan.

Jeno tidak mau. Lagipula kenapa juga Jaemin ke sana, dan parahnya lagi ia membawa buku Matematika.

"Aku menolak." Tolak Jeno, muka anak itu kembali dingin seperti biasa.

"Jika kau menolaknya kau harus menaktrir ku apa yang ku mau sebulan penuh, ku beritahu juga kak Minhyung bahwa kau yang menghilangkan kunci motornya." Jaemin menampilkan wajah yang sangat menyebalkan rasanya Jeno sangat ingin mengukir wajah indah Jaemin dengan memar yang ia hasilkan oleh tangan kanannya.

Jeno awalnya akan mengiyakan persyaratan jika ia menolak tantangan dari Jaemin. Tapi ia kembali memikirkan persyaratan itu. Menaktrir Jaemin apa yang ia mau dalam sebulan penuh, ulangi.

Apa yang anak itu mau.

Jika makan siang ia masih bisa. Namun ini? Apa yang anak itu mau yang artinya Jaemin bisa membeli apa saja yang ia mau dengan menggunakannya. sebaiknya ia mencari alasan yang logis.

Jangan lupa jika disitu Jaemin akan mengadu pada kakaknya bahwa ialah yang menghilangkan kunci motor, bukan karena Minhyung lupa dimana ia meletakkannya.

Jika kakaknya marah itu sama seperti gunung yang akan meledak— bisa mengancam nyawa.

"Jika kau lupa, mayat yang mirip denganmu ditemukan di sana." Jeno memberi pembelaan pada dirinya.

"Aku tidak peduli, oh! Apa baru saja kau ketakutan? Wah Ice Prince di sekolah ketakutan? Tidak mungkin...." Jaemin menatap remeh sang lawan bicara. Jeno yang diperlakukan begitu tentu saja tidak terima. Dengan terpaksa ia pun menyetujui tantangan yang sangat di luar dari ekspektasinya itu.

Dare || Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang