『01』

109 10 2
                                    

"LEE JENO!" Suara yang sangat familiar bagi Jeno untuk didengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LEE JENO!" Suara yang sangat familiar bagi Jeno untuk didengarnya. Bahkan Ia bosan mendengarnya.

Karena ia teman yang baik, Jeno akhirnya menjawab.

"Ada apa?"

"Aku membawa permainan yang cukup populer akhir akhir ini." Orang yang meneriaki nama Jeno ini pun duduk di depan sang pemilik nama. Senyum menawannya terus terpampang, karena itu wajah rupawan Jaemin sangat populer di kalangan para murid perempuan di sekolah mereka.

"Senyummu sangat konyol, Katakan aku juga sangat bosan hari ini." Jeno menyandarkan kepalanya di tembok.

Jaemin merotasikan matanya, oh ayolah bukannya senyumnya sangat tampan? Begitu tampan hingga para kaum hawa di sekolahnya berteriak seperti orang tidak waras.

Walaupun begitu tetap saja Jeno pemenangnya jika anak itu tersenyum. Tidak tersenyum saja anak itu sudah banyak yang menyahut-nyahutinya. Wajar, wajahnya yang tampan bak pangeran di negeri dongeng membuatnya populer di sekolah. Bahkan sifatnya yang terkesan tidak peduli pada hal di sekitarnya membuat orang-orang semakin menyukai bahkan mencintai nya, menurut mereka itu keren dan membuat kharisma Jeno semakin menguar.

Tapi tidak untuk pemuda bernama Na Jaemin ini. Mereka sudah berteman sejak taman kanak-kanak, bahkan rumah mereka berseberangan. Walau begitu kadang ia juga mendapat perlakuan dingin dari Jeno, tapi tenang saja Jaemin tau solusinya. Cukup ganggu saja anak itu maka Jeno akan kembali menjadi Jeno si teman kecilnya bukan sebagai orang cuek kebanggan siswi Neo School.

Namun perlu di ingat lagi, jika perlakuan ini dikhususkan hanya untuk Na Jaemin seorang.

Kepribadian yang bertolak belakang menjadi daya tarik tersendiri pertemanan mereka. Jeno yang paham sifat Jaemin begitu juga sebaliknya, Jaemin juga paham sifat Jeno. Mereka saling memahami sebab itu hubungan pertemanan mereka tidak renggang.

"Nama permainannya Truth or Dare, jadi cara bermainnya adalah," Jaemin menjeda sebentar untuk menarik nafas, "Aku akan memberi mu 2 pilihan, jika kau memilih Truth kuberi kau sebuah pertanyaan yang harus kau jawab jujur. Dan tantangan jika kau memilih Dare. Mudah, bukan?"

Jaemin menjelaskan sambil mengambil kaleng soda yang terletak di atas meja temannya. Daripada menganggur mending ia teguk saja minuman bersoda itu, kebetulan Jaemin juga haus karena menangani para Penggemar-penggemarnya.

Memang anak yang tidak tahu diri.

Jeno merebut kembali kaleng soda di tangan teman sepopokannya, "Memang mudah, tapi jika bermain bersamamu aku yakin banyak pertanyaan dan tantangan aneh di dalam kepala mu itu." Kaleng soda itu berniat di teguk, namun telah kosong karena telah diteguk habis oleh pemuda pemilik senyuman seterang matahari.

Jeno berdecak malas, ia melempar kaleng kosong itu tepat pada dahi mulus milik Jaemin. "Aduh!" Gaduh Jaemin sambil mengelus dahinya.

"Mulai cepat."

Dare || Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang