Aku pernah merasakan bahagia.
Yang jika bukan karnanya, mungkin tak sebahagia itu.
Dulu, ku pikir bahagia yang aku rasakan sudah sangat maksimal.
Ternyata,
Hari ini aku merasakan banyak sekali rasa syukur..
Dan lebih banyak rasa bahagia.
Yang mungkin, jika ditimbang, ternyata dulu tidak sebanding.
Aku bersyukur. Sangat bersyukur.
Janji Allah itu pasti.
"Dia tidak akan mengambil sesuatu jika tidak menggantikannya dengan yang lebih baik."
Janji Allah juga tepat waktu.
Segalanya datang di waktu yang tepat.
Walau berawal dari rasa sakit yang tak terbatas.
Namun ternyata, rasa sakit dan terpuruk itu adalah gerbang awal bagaimana kita dipertemukan.
Maaf jika membawamu terseret dalam masalahku.
Masuk dan tau lebih dalam bagaimana rasa sakitku.
Sisi baiknya adalah, kamu jadi bisa lebih mengenalku tanpa aku harus berbasa basi.
Maaf, jika pertemuan kita tidak dengan cara yang bisa dikenang dengan indah.
Tapi syukurnya, pertemuan kita bisa dikenang dengan cara yang membuat kita akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Perlahan, perasaan itu tidak tumbuh dengan cepat.
Diawal berjalan rasanya ingin sekali menyerah.
Ingin sekali rasanya mundur.
"ah, biar saja. Saat ini sendiri saja. Sembuh dengan sendirinya lalu bisa memulai yang baru."
Pemikiran itu akrab sekali denganku ataupun denganmu.
Karna nyatanya healing by doing tidak mudah. Sangat tidak mudah.
Tapi satu pemikiranku muncul tiap kali aku ingin menyerah.
Katanya, "aku dan kamu dipertemukan dengan cara menyakitkan. Aku dan kamu mempunyai rasa sakit yang mungkin sebanding. Aku dan kamu sama sama sedang belajar. Untuk sembuh, untuk bangkit. Manusia, selalu butuh semangat dari orang lain. Sekalipun tau, yang membuat berhasil adalah keyakinan diri sendiri tanpa campur tangan orang lain."
Dari situ aku belajar, bahwa sembuh bersama memang tidak mudah. Tapi berbagi akan terlihat lebih mudah.
Kita tidak membagi rasa sakit itu hingga jumlahnya habis.
Tapi kita bisa membuat rasa sakit itu akhirnya adalah motivasi untuk bagaimana kita melangkah lebih baik dengan cara yang baik.
Aku bersyukur walau dengan perasaan masih tidak menyangka.
Kita berada di ruang yang sama selama ini. Namun radar kita baru saja menangkap signalnya setelah masing masing dari kita merasakan "cukup".
Kamu..
Terima kasih yaa..
Untuk kesediaannya jatuh dalam lubang yang sama, walau saat itu kakimu juga sakit.
Terima kasih untuk membuatkan tangga agar kita bisa keluar dari lubang yang menahanku bertahun lamanya.
Terima kasih untuk keras kepalanya dan egoisnya yang membuatku geram tapi justru semakin ingin bertahan.
Terima kasih untuk hal hal yang belum pernah kamu pikirkan, lalu saat bersamaku kamu begitu yakin menentukan.
Kini..
Aku sudah menemukan bahagiaku..
Kamu..Bekasi, 24 April 2021
12.11
CSP
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini, Perihal Tentangmu
PoetryIni, perihal tentangmu. Tentang kehilanganmu, Tentang kepergianmu. Tentang kekagumanku terhadapmu. Tentang aku yang tak mudah menghilangkanmu dari ingatanku.