Darimu Aku Banyak Belajar

1.6K 35 0
                                    

Menemanimu dari awal hingga saat ini bukanlah hal yang mudah.
Bukan tanpa air mata.
Bukan hanya lelah terasa.
Tapi juga banyak hal yang harus dipelajari.

Darimu aku banyak belajar tentang segala hal.
Banyak belajar lebih dalam tentang hal yang sudah ku tau sebagian.

Aku memperdalam ilmu memasakku karna kamu. Karna selera makanmu yang berubah-ubah. Karna selera makanmu yang kadang tak sejalan dengan keinginanku. Tapi tak pernah kamu jera memintaku membuatkan makanan untukmu.

Aku banyak lagi belajar tentang agama. Hal-hal yang sering ku keluhkan pada Tuhan rasanya kurang pantas jika hanya tentangmu.
Maka berkatmu. Aku banyak belajar bahwa agamaku tidak cukup hanya dengan berdoa tentangmu dengan khusyu'. Lebih dari itu. Aku harus mampu menjadi penyeimbangmu. Menjadi guru pertama bagi anak kita nanti.

Aku memperdalam lagi ilmu kesehatanku. Aku orang kesehatan yang rasanya selalu kehabisan kata ketika kamu bertanya obat apa untuk penyakit yang kamu alami.
Aku bukan dokter. Aku hanya tau pasti sebuah obat jika tau penyebabnya. Aku buta jika kamu sebutkan gejalanya lalu dengan apa bisa diobati.
Bukan. Bukan aku tak tau. Tapi memang aku tak mau sok tau.
Fatal rasanya jika aku salah mendiagnosa.
Aku hanya ingin kamu sehat selalu.
Maka dengan kondisimu, kuperdalam ilmuku.

Darimu. Dari awal aku bertemu denganmu aku belajar. Bahwa kerja keras itu perlu.
Melihatmu selalu berjuang membahagiakan keluargamu rasanya terharu.
Laki-laki sepertimu yang mungkin tidak pandai menjaga hatiku, tapi harus pandai membahagiakan keluarga. Aku bangga. Sangat bangga.
Diatas semua keluh yang kamu ceritakan padaku. Kamu selalu seperti pahlawan bagi keluargamu. Aku bangga. Sangat bangga.
Dan aku belajar tentang itu. Walaupun masih belum bisa kuterapkan.

Karena kamu aku belajar, bahwa kekuatan dan kesabaran itu memang manis buahnya. Menjadi kuat karna tempaanmu adalah hal berharga untuk hidupku.
Sakit. Aku tau.
Gila. Aku sadar.
Siapa yang tak berkata 2 kata itu padaku ketika masih setia menunggumu, setia bersabar menunggu perubahanmu. Setia bersabar melihatmu mencoba bahagia pada yang lain.
Tapi aku tau. Kamu hanya sedang salah. Dan hanya butuh menunggu untukmu tau mana yang benar.

Darimu aku tau apa itu rumah. Belajar bagaimana menjadi rumah.
Iya.
Tiap kali kamu lelah dengan dunia maka amarahmu yang sampai padaku.
Keluhmu yang terucap padaku.
Dan aku?
Bersyukur.
Karna hanya padakulah kamu mampu menjadi dirimu.
Seorang akan menjadi dirinya ketika dirumah. Dan kamu lakukan itu padaku.
Maka pasti aku lah rumahmu.
Tempatmu melepas segala emosi yang kamu tahan.
Menumpahkan segala lelah yang kamu pendam
Membuang segala beban yang kamu pikul.
Tak apa. Aku bersedia.

Darimu aku belajar. Bahwa seorang yang terlihat kuat masih butuh untuk dikuatkan.
Iya.
Saat kondisimu drop. Saat kamu selalu sakit.
Sungguh aku pernah tau perasaan itu. Dulu. Aku divonis beberapa penyakit yang kusangkal.
Aku tidak terima, karna aku tau tidak ada faktor keturunan. Tidak juga pola hidup.
Tapi seiring waktu. Aku belajar menerimanya. Aku pasrahkan.
Jika memang Tuhan yang memberinya, aku bisa apa?
Dan setiap detiknya aku mencoba melawan sakitnya. Bukan hanya sakit fisik. Bukan hanya sakit karna pengaruh obat. Lebih dati itu. Hatiku sakit jika membayangkan orang-orang yang kusayang merasa kasihan padaku.
Aku tidak ingin dikasihani.
Aku ingin ditemani. Ingin dikuatkan.
Tapi apa daya. Semakin aku merasa sakit. Mereka yang menyayangiku justru malah ikut menangis.
Aku tidak mengharapkan hal itu.
Karna tangisan mereka tidak membuatku kuat. Tidak juga membuatku sembuh. Justru membuatku terpuruk.
Membuatku merasa bahwa aku memang ditakdirkan seperti ini dan akan berakhir seperti yang mereka takutkan.
Tapi aku tak ingin marah pada mereka. Dan aku coba menguatkan diriku untuk sembuh. Dan aku sembuh. Walau tak tau apakah sudah benar-benar sembuh atau tidak.

Maka kini aku belajar untuk membuatmu tidak merasakan menjadi aku dahulu.
Aku tidak ingin kamu terpuruk. Tidak ingin kamu putus asa.
Tuhan yang punya kuasa menyembuhkan. Tapi keinginan diri sendiri lah yang membuatnya benar-benar sembuh. Ditambah semangat orang-orang disekeliling. Tidak akan ada lagi rasa sakit yang terasa. Hanya akan ada semangat untuk membuat mereka yang menguatkan tidak sia-sia dalam menemani. Tidak sia-sia memberi semangat.

Untuk itu..
Kuatlah.. Kamu tidak sendiri.
Kamu ku kagumi karna banyak memberiku pelajaran hidup.
Jika begini saja kamu menyerah. Apa yang harus ku pelajari lagi darimu?
Hidup untuk terus belajar.
Jika kamu menyerah, apakah aku harus belajar menyerah?
Kuat-kuatlah. Kamu bisa.

Teruntuk kamu yang mungkin sedang patah semangat.
Hiduplah untuk 100 tahun lagi bersamaku.
Maka dari itu semangatlah.
Tidak ada sesuatu yang sulit jika hanya dipersulitkan.
Buatlah mudah, maka akan dimudahkan.

Bekasi, 21 Juli 2019
20.07
CSP

Ini, Perihal TentangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang