First kiss

1.4K 199 44
                                    

Warning ada Kiss Scene di part ini. Bagi yang tidak suka, skip ae .

Typo Everywhere guys maklumi ya
............

Setelah kejadian kemarin, Belva benar tidak ingin bertemu dengan siapapun.

"Belva." Ucap Wood dengan lembut sambil mendekat ke arah Belva yang sedang duduk di depan jendela kamarnya. Gadis itu hanya menoleh tanpa berkata apapun.

Wood duduk di pinggiran kasur Belva dan hanya diam.

"Belva." Ucapan berbeda dari sebelumnya, kali ini ia sedikit meninggikan suaranya, dan Belva hanya menoleh lagi. Wood menghela nafasnya untuk mengatur emosinya.  Sikap Belva jadi sangat pendiam bahkan hari ini ia belum bicara apapun.

"Kemari." Wood menepuk sisi kasur Belva yang bermaksud untuk menyuruh gadis itu untuk duduk di sampingnya.

Gadis itu hanya menurut dan ia duduk diam sampai Wood membuka suaranya.

Wood menangkup wajah Belva, "jangan seperti ini, lupakan lelaki sampah itu." Ucap Wood yang tidak suka dengan sikap Belva yang terus memikirkan Egy.

"Tapi aku sakit hati-"

"Lelaki itu tidak pantas sampai kau pikirkan seperti ini."  Wood menatap tajam Belva dengan tangannya yang masih mencakup pipinya. Belva melepaskan tangan Wood dari wajahnya dan menunduk.

Wood menegaskan rahangnya dengan kesal lalu pergi keluar sambil membuka pintu dengan kasar.

Belva menatap kepergian Wood sambil menghela nafasnya.

"Aku juga tidak ingin begini." Gumam Belva pada dirinya sendiri.

.

.

.

"Argh!" Wood mengacak rambutnya sendiri frustasi. Ia bingung kenapa ia memarahi Belva, kenapa ia kesal saat gadis itu memikirkan lelaki lain, kenapa ia sangat kesal melihat gadis itu termenung terus.

Wood duduk di depan rumah Belva untuk menjernihkan pikirannya sendiri.

Kriett

Suara pintu terbuka, Belva menatap Wood yang terduduk di depan pintu memunggunginya.

"Permisi." Gumam Belva pelan.

Wood masih terus terdiam, ia enggan berdiri.

Dalam keadaan seperti ini dia masih tetap ingin bekerja? Batin Wood.

"Wood." Ucap Belva lagi dan Wood berdiri dengan malas lalu pergi melenggang.

Melihat Wood yang seperti itu, Belva tidak harus berbuat apa.

Sampai di tempat kerja, Belva melamun sepanjang hari, ia selalu membuat kesalahan dan yang akhirnya di tegur oleh pemilik toko roti tersebut.

"Belva, jika punya masalah, segera selesai kan dan jangan sampai terbawa ke tempat kerja. Kau membuat pelanggan tidak nyaman." Ucap pemilik toko roti tersebut.

"Maafkan saya." Belva menunduk merasa bersalah, ia sudah di beri kesempatan bekerja tapi ia merasa tidak becus.

"Jika anda ingin mengeluarkan saya, keluarkan saja karena saya tidak bekerja dengan benar." Ucap Belva yang masih tertunduk.

"Kamu tidak akan saya keluarkan. Tapi Minggu nanti bekerjalah dengan benar." Ucap pemilik tersebut, Belva yang merasa mendapat kesempatan dan permintaan maafnya di terima dengan cepat berterimakasih sambil bersyukur.

"Terimakasih!"

"Sekarang pulanglah dan selesaikan masalah mu." Ucap pemilik toko roti tersebut.

Mr. Cat? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang