Happy Reading! 🌔
• • •
"Ratu, ini dua penyusup yang saya temukan," ucap seorang prajurit pada penguasa Kerajaan Aeshtown.
Ratu Lettice---dialah penguasa Kerajaan Aeshtown. Perlahan, dia membalikkan tubuh untuk melihat siapa dua penyusup itu.
Reni dan Arch sudah berjongkok di hadapan Ratu Lettice dengan kedua tangan yang diikat ke belakang. Mereka saling pandang saat Ratu Lettice berbalik badan. Ada rasa cemas dalam diri Reni kala melihatnya.
Ratu Lettice melangkah menghampiri Reni. Kuku-kuku panjangnya membelai wajah Reni yang sudah terlihat ketakutan.
"Siapa kalian berdua?" tanya Ratu Lettice.
Tidak ada jawaban dari keduanya. Sedangkan, jemari Ratu Lettice semakin mencengkeram permukaan wajah Reni, membuat beberapa luka di bagian pipi Reni, akibat kuku panjang itu.
"Jangan sakiti dia," ucap Arch dingin dengan pandangan lurus ke depan.
"Oh, sepertinya ... kamu begitu peduli pada gadis ini?" ujar Ratu Lettice sembari menjauhkan tangannya dari wajah Reni.
Ratu Lettice kembali menjauh dari mereka. Dia duduk di kursi kebesarannya. "Masukkan mereka ke penjara bawah tanah!" titahnya.
Kedua prajurit yang ada di belakang Reni dan Arch, segera membawa mereka ke penjara bawah tanah.
Sepanjang perjalanan, Reni merasakan aura yang aneh dalam kerajaan ini. Sejujurnya, saat pertama kali dibawa kemari oleh para prajurit ini, dirinya merasakan hawa kegelapan terpancar dari tempat ini.
"Mendekamlah kalian di dalam sana sampai mati!" ucap seorang prajurit.
Kedua prajurit itu memperlakukan mereka dengan kasar. Reni dan Arch didorong kuat, hingga jatuh tersungkur ke dalam penjara. Penjara ini lebih mencekam dari yang sebelumnya.
"Arch, aku takut ...," ucap Reni. Untung saja ikatan pada kedua tangannya telah dilepas. Jadi, dia bisa memeluk tubuhnya saat hawa dingin menyusup.
"Oh ayolah, Ren. Kita ada di sini juga karena kamu," ucap Arch.
"Kok karena aku?" tanya Reni tidak terima.
"Andai kamu gak ceroboh, kita gak akan tertangkap. Iya, 'kan?" Arch menyandarkan tubuhnya pada dinding, lalu memejamkan mata.
Reni ikut menyandarkan tubuhnya di samping Arch. Embusan napas berkali-kali keluar darinya. Kenapa semuanya jadi seperti ini?
Air tumpah begitu saja dari pelupuk mata Reni. Tujuannya pergi dari rumah hanyalah untuk mencari keberadaan ayahnya. Namun, dia malah berakhir tersesat di negeri antah berantah ini.
"Ayah ...," lirih Reni. Semakin lama, air itu semakin tumpah tak terbendung, hingga menimbulkan isakan kecil.
"Hei, kenapa nangis?" tanya Arch dengan nada sedikit lembut. Arch memosisikan tubuhnya menghadap Reni dari samping.
Reni yang semula tertunduk, kini wajahnya terangkat dengan masih berderai air mata. Lalu, menghadap Arch. Kedua mata serta hidung Reni memerah karena menangis.
"Kenapa, Ren?" tanya Arch lembut.
"Arch, aku ... aku gak mau ada di tempat ini. Aku mau kembali ke rumah," ucap Reni diakhiri tangis.
Arch memandang sendu wajah Reni. Rasa sedih itu kembali hadir. Dia memaksakan tersenyum di hadapan Reni yang masih setia menangis. Perlahan, kedua tangannya terulur untuk mengusap air mata yang dengan lancang membasahi kedua pipi Reni. Entah, Arch sangat tidak suka melihat Reni menangis seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Truth [Segera Terbit]
Fantasy[Follow sebelum membaca~] Advance Team 5 - Aelius -A Fantasy Story- **** • Hidden Truth • Kehilangan Ayah karena kecelakaan misterius, membuat Berenice mengambil keputusan untuk melakukan penyelidikkan mandiri. Berbekal seadanya tanpa memikirkan ko...