part 14

629 26 7
                                    

Radhitia menjadi down atas hilangnya Dara , keadaan Radhitia sangat memprihatinkan, mata pandanya yang menghitam, mulut yang tak henti hentinya merokok, dan ia juga menjadi pemabuk

"Apa lo mau ninggalin gue juga" gumamnya sambil sesenggukan

Ting tong

Terdengar suara belum berbunyi
Nafisa yang berada di ruang keluarga langung pergi untuk membukakan pintu

"Asalamualaikum "ucap Nesta, Andra dan Alex

"Waalaikumsalam "

"Bagaimana apa udah ada kabar? " Tanyanya Nesta khawatir

"Silahkan masuk dulu "ucapnya mempersilahkan masuk

"Bagaimana perkembangan pencarian Dara "tanya Aldan

"Sudah dari kemarin belum juga ada yang menemukan Dara " Ucapnya Nafisa

"Dari laporan polisi juga belum ada yang menemukan Dara " Ucapnya Aldan sedih

"Terakhir kali Dara menghilang katanya dia di rumah sakit? " Tanyanya Alex

"Iya Dara di rumah sakit  bersama Radhitia " Jawabnya Nafisa
Nafisa langung menceritakan semuanya

Saat Nafisa baru setengah menceritakan kejadian itu Alex langung beranjak menuju kamar Radhitia, di lihatnya wajah Alex memerah dan genggaman tanganya sampai memutih

Alex pov
Gue langung beranjak pergi ke kamar Radhitia , gue naik ke tangga sambil berlari, gue langung mendobrak pintu ber cat coklat itu

"Brak "
Terdengar suara pintu di buka secara paksa

"Radhitia "teriaknya nyaring
Gue langung memukul wajahnya itu dengan membabi buta gue langung menarik kerah baju Radhitia

" Lo yang membuat adik gue hilang " Dengan cengkraman tangan sampai memutih
"Kenapa lo lakuin itu, dia adik gue satu satunya " Dengan air mata yang berjatuhan
"Gara -gara lo bawa dia ke rumah sakit dia jadi hilang " Ucapnya dengan marah

Radhitia hanya diam saja
Gue sedikit tertegun melihat keadaan Radhitia
Gue liat kamarnya berantakan bantal - bantal berkeliaran bau rokok dan alkohol menyebar menyerjuk ke hidung gue , rambut yang orak orakan, mata panda yang sudah menghitam

"Hahahaha "gelak tawa menggelegar dengan airmata yang mengalir

Tawanya sambil memegang kepalanya yang sedari tadi sakit
Radhitia sedari tadi menahan agar kepribadian lainya tidak kembali menguasainya

Alex yang melihat radhitia seperti kesakitan memegangi kepalanya

Radhitia semakin meringis, ia langung memukul -mukul kepalanya sendiri
Ia kembali meminum minuman haram itu

Gue langung mengambil minuman haram itu, gue langung buang minuman haram itu
"Prang"
"Akh "
Minuman itu mengenai kaki Nafisa
Darah mulai bercucuran di kaki jenjang itu banyak kaca menancap di kakinya

Alex yang mendengar rintisan itu langung menoleh ,
Betapa kagetnya, ia melongo

"Alex " Ucap Nesta dan  Aldan marah

Aldan sangat marah melihat tingkah laku Alex, saat ia ingin menampar Alex

Papa udah kita bawa Nafisa ke rumah sakit
Dafa mengendarai mobil sportnya dengan kecepatan tinggi
Dalam beberapa menit ia sudah sampai di gudang tempat Dara di sekap

"Brak "
Suara menggelegar memenuhi ruangan

Dara yang tertidur langung bangun
Dara melihat Radhitia dengan wajah yang memprihatinkan

Ia sedikit meringis melihat keadaan Radhitia

"Byur  "
Rasa dingin menyerjuk kedalam tubuh
Rasanya perih, air itu membasahi seluruh tubuh yang terkena luka
"Akh " Gumam Dara menahan perih

Bra yang di pake Dara terpampang jelas
(Baju Dara warnanya putih kli kena air transparan)

Sekarang tubuh Dara terpampang jelas
Dafa yang melihat kembali marah
Kepalanya kembali sakit, kepribadian ingin lain kembali menguasainya
"Akh " Sambil memukul - mukul kepalanya ia langung menahan nafasnya
"Huh"

Tanpa membuang waktu lagi
Dafa langung merogoh sakunya mengambil benda kesayangannya
Ia dengan lihai menggoreskan pisau runcing itu di pipi putih Dara
Ia berkali -kali menggoreskan pisau runcing itu membentuk tulisan  tulisan
Hingga pemilik tubuh tambun itu memekik kesakitan

Dafa sangat senang mendengar teriakan kesakitan Dara

"To tolong hentikan "
"Sa sakit " Ucapnya terbata bata menahan perih di sekujur tubuhnya

Darah Dara memuncrat memenuhi kaos Dafa

"Sayang kan kita baru main, kok minta berhenti si"ucapnya dengan memanyunkan bibirnya

" Kulit kamu putih banget, aku suka "

Dafa langung memegang lengan Dara ia langung menggoresnya dengan lihai

Dara kembali meringis, rasanya sakit sekali

Sret
"Akh "
Srek
"Akh "
"A aku mo mohon, Akh "
"U u dah Radhitia pe pe rih " Air matanya kembali mengalir

"Dafa yang mendengar namanya di sebuta Radhitia, ia langung marah  ia kembali menggoreskan pisau runcing itu dengan panjang
Pisau kesayangany sekarang berlumuran Darah

Dara memejamkan matanya merasakan sakiti di sekujur tubuhnya air matanya kembali membasahi wajah

Dara sedikit menyunggingkan senyumnya dengan air mata yang tak henti hentinya

" Kenapa lo lakuin ini! "Ucapnya lirih
"apa gue punya salah sama lo "gumamya dengan air mata yang mengalir

"Lo ngga ada salah sama gue "
"Gue ngga suka lo deket sama Radhitia,"

"Kenapa lo ngga langung bunuh gue aja" Ucapnya sambil memejamkan mata

Dara kembali tersenyum getir

"Eitsss ngga semudah itu " Ucapnya dengan semirik senyumnya

"Makasih atas rasa sakit ini "
Tiba -tiba dara tak sadarkan diri
"Udah deh ngga usah Drama " Ucapnya ketus
Dafa langung menggoyang goyangkan lengan dara, namun tdk ada reaksi apapun

"Ah bodo, bukan urusan gue " Ucapnya langung pergi
Ia langsung pergi dari gudang

"Emm gue , pengin main -main sama Radhitia " Gumamnya sambil berfikir

Dafa langung ngcht Radhitia/kepribadian lain(Dafa peke hp yang lain)  , ia memberikan kode keberadaan Dara

"Udah ah udah puasa hari ini "gumamnya pada dirinya sendiri
Dafa langung pergi meninggalkan gudang itu

********
Saat ingin mengetuk pintu tiba - tiba kepribadian lainya(Radhitia)ngin menguasi dirinya
Dafa tidak kuat lagi ia pasrah
Tiba -tiba tubuh Radhitia terhuyung kedepan
Tiba - tiba hpnya berbunyi

+6231******
Alya Shakira (Dara)
6 22 3(1) 2(1) 2410 6
Kembali / mati

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dosenku SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang