CHAPTER 1: TROUBLE STARTED

1.4K 52 5
                                    

Di pagi hari tanggal 5 juli 2016, haechan terbangun karena ada suara petir. Ia berteriak kaget, lalu langsung turun ke bawah dan memeluk ibunya yang sedang duduk makan. 

"Haechan-a, wae gurae?" Tanya ibunya.

"Aku takut, ada suara petir. Aaaaaah" Kata haechan, lalu berteriak lagi karena petir muncul lagi. Teriakan haechan yang kedua ini membangunkan saudara-saudaranya juga. 

" Uuuuu, uri aegi, wae geurae?" Tanya Winwin hyung yang baru keluar dari kamar. 

"A-ada petir. Aku takut hyung" Berlari ke winwin hyung dan memeluknya.

"Udah chan, nggak papa. Kan ada kita. Oh iya, eomma masak apa? Kok wangi banget?" Tanya winwin hyung. 

"Udah sini duduk. Eomma masak kimchi, sanggyeopsal. Eomma ambilin ya. Jangan lupa panggilin yang lain. Bilangin kalau nggak bangun nanti sanggyeopsalnya dihabisin sama haechan dan kamu."

"Wey, saudara saudaraku. Bangun. Ini udah pagi. Eomma masak sanggyeopsal. Kalau belum bangun juga dalam hitungan ke 5, sanggyeopsalnya dihabisin sama haechan dan aku." Teriak winwin di kamar. 

"Satu...Dua...Tiga...Empat...Empat setengah...Empat seperempat...Empat seperdua...Lim-" Hitungannya terhenti ketika melihat saudara-saudaranya berlari turun bersama. 

"Okey, kita semua udah duduk. Mau sanggyeopsalnya ma" Pinta jungwoo dengan suara imut.

"Iya-iya ini lagi diambilin." Kata eomma. 

"Ahahaha, oiya ma. Appa eodiseoyo?" Tanya taeyong tiba-tiba.

"Appa tadi berangkat duluan ke kantor. Tapi tadi udah sarapan kok bareng eomma." Kata eomma.

"Oiya, setelah ini main di pantai yuk. Kangen pantai" Pinta haechan tiba-tiba.

"Okeeee. Jam berapa chan?" tanya eomma.

"S-setelah ini?" Tanya haechan ragu-ragu.

"Oke, kalian, cuci muka sama sikat gigi aja. Trus ganti baju biasa." Kata eomma

"Halooo. Appa balik lagi. Papa lupa kalau hari ini hari libur appa." Kata Donghae, ayahnya.

"Appaaa. Oiya, eomma, appa boleh ikut ke pantai?" Tanya haechan.

"Boleh doong. By, ganti baju kasual ya. Kita berangkat 30 min lagi." Kata eomma.

"Oke." Kata appa.

Belum sampai 20 min, semuanya sudah ganti baju.

"Yaudahlah. Kan semua udah ganti baju, Berangkat sekarang aja kali ya?"

Skip berangkat dan sampai di pantai.

"Wahh. Bagus pantainya. Yuk main" Kata haechan.

"Ayuuk" Kata mereka semua berbarengan.

Skip bermain

Saat sore mulai tiba, perasaan haechan tiba-tiba berubah jadi nggak enak. Kayak mau terjadi sesuatu yang besar.

"Eomma, appa, Yuk pulang. Udah mau malem ini." Pinta haechan.

"Sebentar ya. Eomma panggilin yang lain." Kata eomma.

"Hey, kakak kakak, adek kamu mau pulang nih. Katanya udah mau malem." teriak eomma.

"Oke-oke. Yuk pulang." Bilang winwin.

Mereka satu persatu memasukkan barang-barang mereka ke mobil.

Perasaan haechan makin nggak enak. Dia lalu melihat ke arah laut. Ia melihat sebuah ombak besar yang akan menerjang ke arah pantai. Haechan langsung teriak ketakutan. Saudara-saudaranya haechan melihat ke arah haechan dan teriak juga. Winwin tanpa rasa takut ia membawa haechan ke dalam mobil dan menuntun saudara-saudaranya yang lain ke mobil juga. Tiba-tiba ombak itu masuk ke daerah pantai dan menenggelamkan semua yang ada di situ. Eomma appanya mereka ada di dalam ombak juga. Winwin dengan cepat mengunci pintu dengan rapat dan berusaha menyelamatkan orang tua mereka yang terjebak di dalam ombak. Lalu ombak menghilang dan... yaa, mereka semua yang terjebak dalam ombak meninggal karena kehabisan nafas. Haechan, taeil, johnny buru-buru turun dari mobil dan mendatangi orang tuanya dan winwin hyung. Mereka kaget karena muka mereka pucat. Pucat banget. Kayak mayat. Mereka sempat mencoba membangunkan ortunya dan winwin, tapi tetap saja tidak ada reaksi. Haechan taeil dan johnny mencoba cpr ke mereka bertiga. Tapi tetap tidak bereaksi. Ada ambulans banyak ke pantai tersebut, dan menaruh orang² yang sudah meninggal ke dalam tempat yang mirip plastik. Kecuali ortu dan winwin. Mereka bertuga ditaruh di kasur ambulans biasa.

Skip ke rumah sakit

Dokter memberi harapan kecil bahwa winwin, eomma, appa masih hidup. Mereka bertiga dibawa ke ruangan operasi. Sedangkan, haechan dan yang lain ada di luar. Di luar ruangan operasi.

"Pabo. Haechan pabo. Kenapa harus ke pantai tadi. Kenapa nggak ke mall. Ah. Pabo. Pabo. Pabo. Pabo." Kata haechan. Ia mengatakan dirinya sendiri.

Setelah sekitar 3 jam menunggu, dokter keluar dengan wajah sedih. Haechan lalu mendekat pada dokter.

"Dok, apa ada berita baik dan buruk?" Tanya haechan.

"Saya punya berita baik dan buruk. Berita baiknya anak yang bernama winwin masih hidup, tapi sedang koma. Kalau kalian ingin mengunjunginya silahkan saja. Berita buruknya, maaf. Kami tidak bisa menyelamatkan orang tua kalian. Itu saja yang mau saya sampaikan." Kata dokter merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan kedua orang tua mereka.

Haechan merosot ke lantai. Ia tak menduga bahwa ia yang membuat orangtuanya meninggal. Ia merasa bersalah.

"Aaaaargh. Haechan!!! Kau telah membuat orang tua kita meninggal. Sungguh anak pembawa sial." Kata jungwoo tiba-tiba.

"H-hyung, aku nggak tau ini bakalan terjadi. Aku minta maaf ya kak. Aaakh." Teriak haechan tiba-tiba. Ia mendapat tendangan perut dari taeyong secara tiba².

"Anak sial perlu mendapat pelajaran." Kata taeyong sambil memukuli, menendang adiknya itu.

Saudara²nya yang lain membiarkan taeyong melakukan itu. Karena mereka lagi emosi sama haechan.

"Hyung-a, mianhae, ini salahku. Maafkan aku. Kau boleh bertemu orang tua kita dulu untuk meminta ijin membalas perbuatanku. Tapi maafkan aku. Tolong maafkan." Kata haechan.

Sebenernya, ada satu orang yang nggak marah sama haechan. Karena dia tau bahwa ini kecelakaan murni, bukan salah haechan. Jaehyun, ya. Itu orangnya. Ia tidak membenci haechan.

"Haechan-a. Gwaenchana. Gwaenchana. Uljimayo" kata jaehyun yang baru saja masuk ke ICU.

"Mwo, hyung baru saja mengkhawatirkan aku? Hah? Yang lain membenciku sementara jaehyun hyung mengkhawatirkan aku. Jangan hyung, jangan kayak gitu. Aku nggak mau. Pliss" Kata haechan yang baru saja menangis.

Jaehyun menarik haechan keluar dari ruangan ICU

"Hyung! Mwoya? Wae? Kenapa di ajak keluar?" Tanya haechan dengan nada sedikit membentak.

"Hyung bakalan sayang sama kamu. Nggak bakal benci kamu. Karena hyung tau, itu adalah kecelakaan murni. Bukan salah siapa²." Kata jaehyun.

"Shireo, andwae, aku menolak. Hyung, bencilah aku. Aku tidak pantas disayangi karena membuat orang tua meninggal." Kata haechan dengan nada menyedihkan.

"Nggak hyung nggak mau chan. Hyung bakalan sembunyi²." Ucap jaehyun.

"Terserah hyung aja deh. Aku nyerah. Terserah mau benci apa nggak. Aku mau ke ICU lagi. Aku mau nemenin Winwin hyung." Ucap haechan, lalu membalikkan badannya dan ke kamar ICU lagi.

Jaehyun dan haechan tidak tahu, bahwa taeil mendengar mereka. Semua yang mereka omongin.

"Huh, jaehyun. Aku akan membuat kau membenci haechan. Benar kata haechan. Ia tidak pantas disayang karena membunuh orang tuanya sendiri" kata taeil. Lalu ia membalikkan badannya dan pulang ke rumah.

Hai hai hai. Salam kenal. Namaku Alia. Cerita ini aku dapat dari pemikiranku sendiri. Aku lagi gabut tiba² muncul ide buat bikin cerita.

Btw jangan lupa comment dan vote ya. Thanks.

Maaf kalau mungkin cerita ini tidak mengandung bawang². Karena otak author lagi buntu dikit.

SELAMAT MEMBACA SEMUA😊

DREAM | LEE HAECHAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang