Deru suara mobil beriringan masuk halaman. Rombongan kelurga besar Wijaya telah tiba di sambut hangat oleh keluarga Kasya.
"Hay, buruan turun itu . Calon mantu mama udah dateng. Kamu malah bengong aja." Suruh Kirana membuyarkan lamunan putrinya.
"Mah, ini beneran. Aku kira ucapan mama tadi cuma bercanda. Serius ini aku mau di jodohkan."
Kasya berusaha bernegosiasi. Di jodohkan tak pernah terbayangkan dalam hidupnya. Karena impiannya kelak dia menikah dengan Bara. Cukup tak sepantasnya mengingat suami orang.
"Sejak kapan mamah suka bercanda. Udah gak ada penolakan. Atau kamu mau di coret dari KK."
***
"Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktu. Berhubung semua sudah berkumpul marai kita mulai acaranya. Dengan bacaan basmalah bersama-sama"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabaraktu. Bismillahirrahmanirrahim" jawab orang-orang serempak.
Di tengah acara berlangsung. Seorang gadis deduk degan gelisah . Mengedarkan pandangannya ke segala arah . Menebak siapkan yang akan menjadi suaminya.
"Saya sebagai wakil dari keluarga bapak Wijaya akan menyampaikan maksud dan tujuan kami datang kamari. Yang pertama untuk menyambung silaturahmi dan yang kedua dan paling utama yaitu. Untuk menghitbah putri sulung bapak Handoko yaitu Kasya Adeline Maharani untuk menjadi istri anak kami Rama Wijaya Kusuma."
"Itu yang gendut, perut bunjit, kepala botak gak mungkin bukan yang itu. Emmm itu masih bocil. Yang mana coba." Kasya menerka-nerka tapi tak ada satu pun yang sesuai.
"Mah, yang namanya Rama tuh yang mana " Bisik Kasya kepada Kirana yang tepat di sampingnya.
"Suuuuut. Diem jangan berisik . Acaranya belum selesai jangan rewel ya kak. Rama masih di luar kota . Nanati mamah kasih lihat."
Kasya pun terdiam . Menyimak acara dengan malas-malasan. Halah tinggal duduk diam aja kok ya malas
"Terimakasih Bapak Wijaya berkenan hadir jauh-juh kemari. Nikat baik bapak kami terima. Dan untuk keputusan di terima atau tidak khitabahnya saya serahkan keputusan kepada putri kami Kasya . Bagaimana pun sepenuhnya dia yang akan menjalani. Bagaimana Sya ?"
"Mohon maaf sebelumnya. Untuk saat ini saya belum bisa memberikan jawaban. Apakah boleh saya meminta waktu."
****
"Kamu gak akan menolak kan kak." Tanya Handoko tanpa basa basi.
Setalah kepulangan keluarga Wijaya. Kasya berkumpul di ruang tengah . Semacam sidang dadakan.
"Aku gak tahu pah. Semuanya berlangsung tiba-tiba. Aku aja gak tahu orangnya."
"Rama anak temen mamah. Sekaligus kolega Papah.Dia dokter bedah . Udah ganteng, mapan dan yang penting soleh. Pokoknya dia harus jadi mantu mama."
"Dih apa istimewanya coba. Aku bisa cari yang lebih dari dua."
"Mama gak mau pokoknya kamu harus sama Rama."
"Ya udah mamah aja yang sama dia ."
"Lambe mu sya kalah mama sama dia papa gimana." Ucapa
Handoko ngegas." Enggak kok bercanda hehe. Ya udah sama Nino aja gimana."
"Ngadi-ngadi Nino cowok. Masak jeruk makan jeruk. Kamu mengapa ngolak ngomong aja belum move ya."
"Ih apaan sih mah . Udah ya sorry."
"Sip good Bagus. Kalau dah move on berati mau ya kan pah."
"Tentunya" sahut Handoko dengan senyuman yang sulit di artikan.
" Eh gak bisa gitu" kilah Kasya tak terima.
****
Minggu pagi paling enak untuk bermalas-malasan . Bangun siang untuk menikmati hari libur. Jam 10 pagi biasanya Kasya baru keluar dari kamarnya.
Tapi kali ini berbeda karena dari subuh ibunya sudah menerornya. Setelah sholat subuh tidak boleh balik tidur .Kiana minta di temani memasak. Padahal sudah ada mbok Sarmi.
"Bangun kak. Udah perawan seharusnya tuh belajar masak . Nanati Rama mau kamu kasih makan apa. Kalau kerjaan kamu malas-malasan."
"Iya iya ini dah bangun loh. "
" Ya udah sini bantuin. Mamah masak banyak loh ."
" Buat apa lagi sih mah mau ada tamu emang."
" Calon mantu mama nanti kesini."
"Siapa?"
"Rama lah siapa lagi."
"Aku belum neriam lamarannya ya mah"
"Kan belum bukan kamu tolak."
******
"Waalaikumsalam . Akhirnya sampai juga calon mantu mama. Sini masuk-masuk . Gimana perjalanan dari Bogor kesini."
Kasya menatap jengah Ibunya. Yang menyambut kedatangan Rama dengan heboh. Kasya akui Rama lumaya tampan. Untuk badan atletis sesuai keriterianya . Sikap entahlah dia tak bisa menilai.
"Alhamdulillah lancar tante. Maaf saya datangnya terlambat kemari ada sedikit masalah ."
" Gak apa-apa . Tante tau kamu sibuk . Sya ngapain kamu diam aja di situ sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love so beautiful
EspiritualDitinggal pas lagi sayang-sayangnya itu gak enak . Apa lagi banyak janji manis yang katanya akan berakhir di pelaminan. Tapi takdir berkata lain. Janji hanya sekedar janji yang tak berlaku lagi ketikan aku dan kamu menjadi mantan . Semuanya cuma j...