Pesta

4 0 0
                                    

Feli tertidur pulas, Grace memberanikan diri untuk pergi sendirian ke pesta. Di tengah perjalanan, Grace bertanya-tanya, bagaimana bisa kakaknya tidur dengan suara musik yang masih terdengar keras di kamar mereka? Feli memang kebo.

Grace terpikir lagi sebuah pertanyaan, mengapa orang yang sering tidur malah disebut kebo? Apakah kerbau gemar tidur? Bukankah harusnya koala?

Terlalu fokus mencari jawaban dari pertanyaan yang orang dewasa anggap bodoh, Grace tidak menyadari ada orang di depannya dan menabrak orang tersebut. Grace mendongak ke atas.

"Grace mau kemana?" tanya Abigail yang tadi berjalan terburu-buru karena ingin segera buang air kecil.

"Mau ke pesta," ucap Grace polos.

"Feli dimana, Grace?"

"Di kamar, lagi tidur."

"Tante mau ke kamar mandi karena udah kebelet banget, kamu mau nggak nunggu di sini dulu sebentar aja? Nanti Tante anterin."

Abigail segera pergi menuju kamar kecil di depan kamar ia, Feli, Grace, dan Andrew. Mereka tidak bisa menyewa kamar lebih dari satu, karena keterbatasan ekonomi.

Ketika mengeluarkan berbagai macam cairan yang ia minum, Abigail termenung. Ia khawatir dengan keadaan Feli. Ia tidak yakin keberadaannya akan membantu atau malah mempersulit keadaan Feli.

Flashback dulu ke masa Abigail didekati Andrew. Sebelum Andrew menyatakan cintanya, Andrew mengajak Abigail ke rumahnya. Dan betapa terkejutnya Abigail menemukan Feli yang sedang menangis di lantai kedua rumah Andrew. Feli memiliki lebam di pipinya, ketika ditanya "Mengapa?", jawab Feli adalah "Ayah".

Sejak saat itu, Abigail punya simpatik lebih pada Feli. Itu sebabnya Abigail lebih memilih Andrew daripada David, jurnalis yang lebih kaya dari Andrew. Bukan karena cinta tapi untuk melindungi. Tujuan Abigail bukan untuk meredam amarah Andrew ketika memarahi Feli, karena ia tak berani. Tujuannya hanya ingin menjadi teman curhat Feli, agar calon anaknya itu masih punya alasan untuk tetap hidup dalam keluarga ini. Tapi sayangnya Abigail tidak sempat mendengarkan curahan hati Feli semalam.

Selesai mengeluarkan air yang sepanjang hari ia minum, Abigail kembali ke tempat dimana ia bertemu dengan Grace. Grace menghilang, Abigail berspekulasi mungkin Grace pergi ke pesta duluan.

Spekulasi Abigail benar, Grace sedang ada di ruangan pesta membelakanginya dan terlihat kebingungan. Tentunya Abigail datang menghampiri.

"Grace," panggil Abigail sambil memegang bahu Grace. Gadis kecil itu menengok ke belakang.

"Kamu mau dansa gak sama Tante?"

Grace memegang kedua tangan Abigail dan menggerakkannya ke kanan dan kiri mengikuti musik. Sebuah tarian asal mereka membuat hubungan mereka semakin dekat.

***

Entah berapa lama Feli mencoba tidur, tapi tetap tidak bisa, suara musik dari ruangan ujung terlalu kencang, sangat mengganggu.

Feli sedang duduk dan bersandar pada sebuah ranjang, bosan dan bingung, apa yang ingin ia lakukan saat ini? Tiba-tiba musik berhenti, Feli melihat jam dinding, kini tepat pukul satu pagi. Aneh, Feli tak merasa kantuk sedikit pun.

Suara tawa seorang gadis kecil terdengar dan semakin dekat. Dalam satu detik Feli sudah bisa mengenali suara itu. Feli terburu-buru naik ke ranjang dan berpura-pura tidur.

Andrew membuka pintu kamar mereka berempat. Grace yang sedari tadi tertawa dan berbicara, kini dibungkam oleh suara "suuuttt" dan jari telunjuk di depan bibir dari Abigail.

***

Titanic isn't just 'bout romance (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang