PROLOG

35K 799 80
                                    

Kayla Alexandra menatap dirinya di cermin dengan jantung berdebar-debar. Rambut hitam sebahunya sudah ia kepang rapi untuk menunjukkan lehernya. Kay mematut dirinya di cermin untuk melihat tubuhnya yang pendek dan kecil itu dengan perasaan malu. Lingerie yang dipakainya sangatlah pendek dan tidak mampu menyembunyikan bokongnya. Sir Raymond selalu mengatakan jika dirinya adalah perwujudan manusia dari kelinci, saking kecil dan lembutnya dirinya. Awalnya Kay marah mendengar hal itu, namun ia menyadari pernyataan pria itu benar. Sayangnya, Kay yang kecil seperti kelinci bukanlah tipe James, pacarnya. Pacarnya lebih menyukai wanita yang elegan, tinggi dan semampai dan Kay jauh dari itu.

Kay menghela nafas pelan, lalu menyemprotkan feromon ke seluruh tubuh pendeknya yang kini terbalut lingerie berwarna hitam. Semoga malam ini James mau menyentuhnya, setidaknya mereka bercinta, meskipun singkat. Di umur Kay yang ke-23 dan di tahun pacarannya yang kedua, James, pacarnya tidak pernah mau menyentuhnya sedikit pun. Pria itu sangat religius dan malah selalu menasihatinya berdasarkan ayat kitab suci. Pernah suatu kali, James kehilangan kendali dirinya dan menyentuh dada Kay, besoknya James langsung menyeret Kay untuk mengaku dosa pada sang pastor. Kay benar-benar butuh pria itu untuk menyentuhnya dan bercinta dengannya meskipun hanya sekali, bahkan jika itu hanya untuk penetrasi ringan.

Kay memakai jubah satinnya dan keluar dari kamar mandinya dengan perasaan yakin James akan menidurinya malam ini. Kay melihat James tengah membaca Alkitab-nya di sofa malam itu, sambil merenungkannya dalam hati. Kay mendekati pria itu perlahan-lahan, lalu meraih Alkitab itu dari pegangan James dan meletakkannya di meja pendek depannya. James menaikkan pandangannya dan mendapati Kay dalam balutan pakaian yang begitu minim. Kay duduk di pangkuan James kemudian mengecup leher pria itu.

"Kay," geram James, berusaha menjauhkan Kay darinya.

"James, please... touch me," bisik Kay setengah mendesah sambil menggesekkan kewanitaannya dengan sengaja di kejantanan James yang terasa mulai menegang di balik celananya itu.

"No, Kay, kita belum menikah," ujar James, berusaha menyingkirkan Kay dari pangkuannya.

"James, please," mohon Kay, sambil menarik lepas jubah satinnya untuk memperlihatkan tubuhnya. Kay langsung menyerang bibir James dan tidak membiarkan pria itu menolaknya.

Dengan kekuatannya yang lebih besar, James memeluk erat tubuh Kay kemudian membaringkannya di sofa. James menindih Kay dan menyatukan kedua tangan gadis itu di atas kepalanya. Kay dengan sengaja melingkarkan kakinya di pinggang James dan menggesekkan kewanitaannya di sana.

"Ahh... James... I'm already wet now," bisik Kay provokatif.

James melepaskan kaki Kay di pinggangnya, kemudian menjauh dari gadis itu. "Kay, stop it. Aku lelah harus mengaku dosa terus," gerutu James lagi sambil memukul dahi Kay dengan Alkitab itu.

"Kau tidak harus selalu mengaku dosa, James," gumam Kay lagi, lalu beranjak duduk dari posisinya yang berbaring. "Lagi pula ini wajar. Kita berpacaran dan memang sudah seharusnya kita melakukan hubungan intim."

"Kay..." bisik James pelan sambil mengusap puncak kepala gadis itu dengan lembut. "I love you, okay? Aku tidak menyentuhmu karena sudah seharusnya aku sebagai pria menjagamu."

Kay mendekati James lagi sambil memeluk pria itu erat. "Why?" bisik Kay dengan tatapannya yang kecewa, sekaligus memohon.

"Karena kau berharga, Kay. Tubuhmu adalah rumah Tuhan, kau harus menjaganya. Keperawananmu adalah untuk orang yang kau cintai dan yang akan menjadi pasangan hidupmu selamanya," jelas James lagi sambil mengusap pipi Kay dengan lembut dan memeluk gadis itu. Kay tahu James tidak gay, sebab pria itu masih ereksi jika bersamanya, namun yang Kay tahu pasti adalah pria itu benar-benar anak Tuhan.

"Aku mencintaimu dan aku yakin kau akan menjadi suamiku," jawab Kay polos.

"Kau menggemaskan," bisik James sambil tertawa kecil dan mengecup ujung hidung Kay. "Tidak ada yang tahu pasti masa depan, bukan? Jaga saja, keperawananmu untuk orang yang tepat. Jika kau benar mencintaiku, jaga itu sampai kita menikah nanti."

Kay menatap James dalam diam, sebelum masuk ke dalam pelukan pria itu lebih dalam. Perkataan pria itu lebih menampar dari yang ia duga selama ini. Apakah James akan tetap bersamanya jika pria itu tahu jika Kay sudah tidak perawan lagi? Atau lebih tepatnya ia menyerahkan keperawanannya pada seorang iblis.

Comments everyone?

This is my new project I told you guys before. Enjoy it.

Dan untuk BTS, aku akan update secepatnya, mengingat cerita itu akan segera berakhir.

And for sure this story is NSFW, yang artinya sangat tidak patut dan penuh hal-hal yang mengandung seksualitas. Mengingat ini adalah bulan puasa, aku harap kalian bisa mengontrol diri dan tidak membacanya dulu, sebab aku sudah menaruh peringatan di sinopsis. Lagi, untuk anak di bawah umur, read at your own risk. Aku tidak bisa memfilter umur. Aku hanya menulis dan berkarya, kalianlah yang tahu batasan diri kalian.

GOOD IN BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang