chapter 3

3.2K 419 26
                                    

Setelah berjalan menaiki anak tangga yang cukup banyak, akhirnya Jungwonpun tiba di depan pintu kamarnya. Namun baru saja saat ia hendak memutar kenop pintu, seseorang turut menahannya. Refleks, iapun menoleh setelahnya.

"Jay..?". Lirihnya begitu mendapati sosok putra sang Hades.

Pemuda tampan itu memilih untuk tak menggubrisnya lantas mendorong si pintu dan memasuki kamar si manis lebih dulu seolah ia adalah pemiliknya.

"Yak!". Pekik Jungwon sembari ikut membawa langkahnya masuk kedalam kamar.

"Apa yang kau lakukan disini?". Ucapnya dengan sedikit kesal begitu melihat pemuda tampan tadi yang kini telah terduduk manis diatas sofa sembari bertumpang kaki.

Jay lantas sedikit mendongakkan kepalanya hingga membuat kedua maniknya pun bertemu dengan doe indah milik sang Aphrodite.

" Setidaknya jamulah tamu-mu lebih dulu, Jungwon. Bisakah kau memberikanku segelas ambrosia?".

Si manis hanya dapat menghela nafasnya perlahan sebelum pergi menuju sebuah pantry, mengambilkan segelas minum untuk tamu 'tak diundangnya' itu.

Beberapa saat kemudian, Jungwon segera kembali dengan satu gelas ambrosia ditangannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata, iapun menyerahkan minumannya tepat kehadapan Jay.

"Terimakasih". Ujarnya sembari menerima minuman tersebut lantas sedikit meneguknya.

"Omong-omong, kenapa kau masih berdiri saja? Ayo duduklah!".

Jungwon hanya dapat memutar bola matanya dengan malas. Duduk katanya? Sudah jelas jika didalam kamarnya ini hanya ada satu sofa dan itupun sudah diduduki oleh pemuda itu sendiri. Apa Jay ingin ia duduk di lantai yang dingin, huh?

" Eh?".

Jungwon tampak berjengit kaget saat putra sang Hades itu dengan tiba-tiba merengkuh pinggangnya dan mendudukkannya tepat diatas pangkuan.

"A-apa yang kau lakukan? Turunkan aku!".

"Bisakah kau diam sebentar atau kau ingin membuat minumanku tumpah?".

Sontak saja si manispun menghentikan rontaannya setelah mendengar ucapan muthlak-nya. Pemuda itu benar-benar mengeluarkan aura dominasi yang sangat kuat hingga rasanya tak mampu untuk Jungwon bantah.

Setelahnya, sebuah keheningan pun menyelimuti. Baik Jay maupun Jungwon sama-sama tak ada yang membuka bersuara. Hanya deru nafas dari sepasang insan itu yang terdengar saling bersahutan.

Namun keheningan itu tak berlangsung lama begitu Jay menaruh gelas kosongnya diatas sebuah meja yang sontak saja mengundang atensi si manis. Kedua maniknya lantas bertemu dengan doe indah sang Aphrodite.

"Jungwon...".

Jemarinya perlahan terulur dan menangkup wajah si manis. Jay sedikit memberikan usapan lembutnya di pipi berisi yang bersemu kemerahan secara alami itu dengan ibu jarinya. "Mulai saat ini, kau harus selalu bersamaku".

Satu alis milik si manispun lantas terangkat. "Kenapa?".

Namun Jay tak segera menyahut. Ia menatap lekat pada sosok pemuda dihadapannya yang terlihat seolah tengah menunggu jawaban darinya. "Kau sangat berbahaya bagi mereka semua".

" Apa maksudmu?".

"Kau terlalu memikat, Yang Jungwon".

"Jay...". Belum sempat ia dapat melanjutkan ucapannya, si pemuda Park itu sudah lebih dulu menyela.

arcadia | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang