Ketiga demigod itu tengah terduduk bersama diatas sehelai tikar di sebuah kebun stroberi milik Sunoo.
"Mm... Jungwon". Ujar Artemis membuka percakapan.
Si manis yang saat itu hendak menyuapkan stroberi kedalam mulutnyapun seketika terhenti. "Iya?".
"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu". Ucapnya dengan nada yang terdengar serius. Sementara itu, si manis hanya membalasnya dengan sebuah anggukkan.
"Apa benar kau sedang dekat dengan Haruto dan juga Jay?".
Kening milik si manispun sontak mengeryit.
"Semua orang di seluruh akademi ini sedang ramai membicarakanmu. Changbin bahkan bilang kau dan Jay berpacaran". Jelas putra sang Artemis.
"Apa? Itu... Itu semua tidaklah benar". Sanggahnya.
"Sunoo, bukankah aku pernah bilang padamu saat aku di ganggu oleh anak-anak Eros? Saat itu juga Jay datang menolongku dan ya... Dia bilang kalau aku adalah miliknya. Tapi kurasa Jay sengaja mengatakannya hanya untuk menyelamatkanku dan sepertinya merekalah yang sudah salah paham. Aku dan Jay sama sekali tidak memiliki hubungan apapun".
Keduanya lantas saling melempar pandang satu sama lain setelah mendengar penuturan si manis. Sunoo tampak menghela nafasnya sebelum berucap, "Hhh.. Baiklah. Tapi setelah ini kau jangan lagi berurusan dengan mereka berdua jika masih ingin hidup dengan tenang".
"Akan ku usahakan". Sahut si manis sembari mengangguk kecil dan membuat surainya pun ikut bergoyang lucu.
"Omong-omong, apa kau sama sekali tidak tertarik dengan salah satunya?". Ujar Jake yang sontak berhasil mengalihkan atensi kedua temannya.
" Kau ini bicara apa? Mereka semua bukan tipe-ku".
"Oh... Jadi, tipe-mu itu yang seperti apa?". Goda Sunoo sembari menaik-turunkan alisnya.
Namun Jungwon tak segera menyahut. Ia tampak terdiam sembari menatap wajah kedua demigod itu yang seolah menantikan jawaban darinya.
"Tipe-ku yang seperti Sunoo!". Ujarnya sembari menghambur, memeluk putra sang Demeter.
Yang dipeluk tentu sedikit terkejut. Ia lantas memberontak. "Ah lepaskan! Aku tidak mau".
"Kau yakin tidak mau denganku? Haish.. Padahal aku ini kan cantik, tampan juga loh ". Gerutu si manis sembari mempoutkan bibirnya.
"Tidak. Aku tidak tertarik. Lagipula aku lebih suka yang seperti Jake".
"Wah.. Kim Sunoo kau benar-benar melukai perasaanku".
"Maaf saja ya, aku hanya berusaha menjaga perasaan kekasihku".
Sontak si manispun membulatkan kedua maniknya terkejut begitu mendengar ucapan temannya barusan. "Kalian sungguhan?". Ujarnya dengan wajah yang polos.
Jake dan Sunoo lantas saling melempar pandang satu sama lain sebelum tertawa renyah dengan keras.
"Bercanda hahaha".
"Dasar menyebalkan!". Ujar si manis sembari mendengus sebal.
**
Suasana kelas siang itu tidak begitu kondusif di karenakan para guru sedang menghadiri sebuah rapat.
Jungwon dan kedua temannya yang saat itu tengah asyik membincangkan sesuatu pun seketika terhenti begitu beberapa orang dari kelas tetangga masuk kedalam kelas mereka.
Riuh dari suara pekikkan gadis-gadis di dalam kelas itupun sontak terdengar memekakkan telinga. Bagaimana tidak? Mereka yang baru saja memasuki kelas adalah anak-anak Dionysus.
"Berisik sekali!". Dengus Sunoo sembari menutupi telinganya yang terasa pengang.
"Bukan hal yang aneh lagi".
Jungwon yang memang masih merasa awam pun lantas menyeletuk, "Memangnya mereka itu siapa? Kenapa semua orang menyorakinya?".
"Anak-anak Dionysus. Jika sudah berkeliling ke tiap kelas seperti ini biasanya mereka akan mengundang kita semua untuk hadir ke pestanya". Jelas Jake dengan sedikit berbisik.
"Apa kalian juga selalu datang?".
"Dibandingkan menghadiri acara seperti itu, aku lebih suka mengurung diri didalam kamar". Sahut si pemuda Shim sembari mengalihkan atensinya, menatap orang-orang yang berdiri di depan kelas mereka.
" Kalau kau?". Ujar Jungwon melempar pandangnya pada sang Demeter.
"Aku tidak pergi tanpa Jake".
Lantas si manispun hanya dapat menggelengkan kepalanya perlahan.
Tak lama kemudian, salah seorang dari anak-anak Dionysus itupun melangkah kearah meja mereka bertiga. Lebih tepatnya, berhenti di depan tempat duduk si manis.
Sontak saja atensi semua orang yang berada didalam kelaspun tertuju padanya.
"Kau pasti putra Aphrodite itu bukan? Semua orang mengatakan kalau kau sangat cantik. Namun setelah melihatmu secara langsung dan lebih dekat seperti ini, ternyata apa yang mereka katakan memang benar adanya". Ujar pemuda berparas tampan itu sembari memberikan secarik undangan kehadapannya.
"Aku sangat menantikan kehadiranmu di pestaku".
Jungwon tak menyahut. Ia sempat melirik ke arah dua temannya yang juga tengah menatapnya dengan pandangan yang tak terbaca.
" Uhm.. Terimakasih". Ujarnya sembari menerima kartu undangan tersebut dari tangan sang Dionysus.
Tepat sebelum Jungwon mengambilnya, pemuda itu sempat menahan tangannya lantas dengan lancang membubuhkan kecupan lembutnya di punggung tangan si manis.
Pekikkan histeris pun sontak kembali terdengar memenuhi ruangan tersebut. Semuanya bersorak dengan penuh rasa iri.
"Park Sunghoon". Ujar pemuda itu sembari memperkenalkan diri.
"Huh?".
"Tolong ingat namaku dengan baik. Sampai bertemu di pesta nanti".
Lantas setelah mengatakan hal itu, Sunghoon bersama beberapa orang temannya pun segera beranjak meninggalkan kelas.
Tanpa menyadari jika ada sepasang mata tajam yang memicing. Menatap tak suka pada adegan yang tersuguh tadi dengan jemari yang mengepal kuat hingga membuat buku jarinya memutih.
***
buna suka jungwon harem hehe
btw ada yang bisa nebak gak itu siapa?🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
arcadia | jaywon
Fantasydo not allowed to copy paste my story for any reason! [summary] "𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭𝐦𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐢𝐭𝐮 𝐩𝐮𝐥𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐤𝐮". ©2021, bunajaywon