Musim gugur, sebulan sebelum pertemuan Taehyung dan Jimin.
"Bukankah sudah ku katakan padamu, jangan berani menyentuh jungkook!"
Taehyung mendobrak pintu ruang hukuman itu tanpa ampun. Amarahnya kontan memuncak hingga ke ubun-ubun saat melihat punggung Jungkook dihiasi banyak bekas cambukan.
"SIALAN KAU, LEE BAEKSUNG!" Taehyung berteriak marah.
Sedangkan di depan sana, pria tua yang menjadi tersangka amukan Taehyung hanya menyeringai. "Dia tidak berguna, Eagle. Berhenti melindunginya di balik ketiakmu," katanya santai, lantas membuang ke samping cambuk di tangannya.
"Kau tau akan berhadapan dengan siapa karena telah menyiksanya." Taehyung menatap tajam kedua mata Baeksung sejemang, lalu mendekat dan membantu Jungkook berdiri. Memapah tubuh lemah itu menuju pintu keluar.
"Dia payah dan membuat agenku yang lain hampir tertangkap," ucap pria berusia lebih dari setengah abad itu, Lee Baeksung. Ia kemudian terkekeh remeh. "Dia sendiri yang menyanggupi, padahal aku tidak memaksa untuk mengambil misi terakhirnya."
Taehyung menghentikan langkahnya. "Kau terlalu banyak omong, pak tua."
"Dan kau terlalu kaku, anak muda," jawab Baeksung. "Mau tidak mau, dia harus menyelesaikan misinya. Kau tau motto kita. Tak ada yang boleh mundur dari medan perang."
"Persetan dengan motto. Biar aku yang menggantikan misinya." Taehyung berucap tanpa ragu.
Jungkook menggelengkan kepala, mata bulatnya menatap yang lebih tua tak percaya. "Kak ... jangan, ku mohon." Suaranya melirih.
"Ini yang terakhir, Jeon. Setelah itu kau bebas."
Jungkook menggeleng lagi. "Tidakㅡ"
Taehyung melepas rangkulannya di bahu Jungkook, lantas memegangi lengan yang lebih muda agar tak limbung. Ia kemudian berbalik, menatap Baeksung tepat di mata. "Aku yang akan melakukan misi terakhir Jungkook," ucapnya.
Baeksung tersenyum penuh kemenangan. Bagus. Umpannya dimakan oleh ikan yang tepat. "Kalau begitu, temui aku pukul tujuh malam ini, akan ku beritahu siapa mangsamu, Eagle."
Taehyung melengos, berlalu pergi seraya memapah Jungkook. Total abai dengan ucapan memuakkan pria tua itu.
~~~
Taehyung mengobati luka cambukan di punggung Jungkook. Banyak goresan berdarah dan jejak keunguan di sana.
Sialan. Taehyung tak henti mengumpati Lee Baeksung. Pria itu menghukum Jungkook saat dirinya tak ada di markas. Dasar licik.
"Seharusnya kakak tidak perlu bilang akan menggantikan misiku. Luka ini akan sembuh dan aku bisa melanjutkan kerja paruh waktuku untuk melunasi hutang ibu." Jungkook bersuara, melepaskan diri dari suasana hening yang menjebak mereka sebelumnya.
"Kau tau, pria tua licik itu tak akan melepaskanmu dari misi yang kau ambil."
Jungkook menghela napas dalam. "Ya ... dia bilang, pilihannya hanya dua. Membunuh atau dibunuh."
"Lalu, mengapa kau menyetujui misi itu, bocah?"
Jungkook menghela napas pelan. "Tuan Lee bilang, semua hutang ibu akan dianggap lunas jika aku berhasil menjalankan misi. Tapi, jika gagal, ia akan memberiku seratus hukuman cambuk. Dan menyuruh mengulang sampai berhasil."
"Bodoh," sahut Taehyung tak bernada.
"Ya aku 'kan tergiur, Kak. Aku ingin bebas dari penjara si tua itu, hehehe," kata Jungkook, menyengir kuda meski tak terlihat oleh Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Promise [END]
Fanfiction❝Mari mati bersama, Jim.❞ ~~~ Ini tentang janji yang bertaut diantara kelingking mungil dua bocah laki-laki, belasan tahun silam. Janji yang akhirnya diingkari. Janji yang akhirnya dikhianati.