Melupakan Masalah Sejenak

2.5K 135 8
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa tandai typo 🙏

Pikirannya harus tetap positif ya🙈

Dua hari setelah pertemuan dramatis yang masih membekas di hati Alvian dan Mentari, penolakan Nindi masih belum melemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua hari setelah pertemuan dramatis yang masih membekas di hati Alvian dan Mentari, penolakan Nindi masih belum melemah. Sepertinya usaha untuk meminta maaf dan memperbaiki kembali hubungan keluarga yang retak tidak semudah yang diharapkan.

Alvian menggenggam dua tiket nonton, senyumnya merekah dengan harapan melakukan hal ini sedikit membuat Mentari melupakan kesedihannya.

Hari Minggu ini adalah waktu yang tepat untuk beristirahat sejenak. Alvian sebelumnya sudah meminta izin kepada mamanya untuk pergi keluar bersama Mentari. Membuka pintu kamar Alvian menemukan Mentari sedang sibuk menyusun pakaian yang baru saja selesai dilipat ke dalam lemari. Dengan langkah pelan Alvian mendekati sang istri.

Grep.

Sebuah pelukan dari Alvian mengagetkan Mentari.

"Kak, kaget tahu," kata Mentari. Meski begitu dia sama sekali tidak berniat melepaskan pelukan Alvian.

Alvian meringis, merasa bersalah sudah membuat istri kaget. "Maaf Sayang. Adek juga, maafin Papa, ya." Alvian dengan sangat lembut mengusap perut Mentari. Dapat Alvian rasakan jika perut sang istri sudah mulai membesar. Hal itu karena telapak tangannya dapat merasakan benjolan yang lebih daripada sebelumnya.

Mentari menghentikan sejenak pekerjaannya, ikut mengusap perutnya. "Iya, Pa, dimaafin," ucapnya.

Alvian tersenyum lebar, dia merasa bahagia mendengar ucapan Mentari. Tanpa melepaskan pelukannya, Alvian merogoh tiket nonton dari saku celana dan memberikan tiket tersebut kepada Mentari.

"Nonton yuk, mumpung hari Minggu."

Mentari tertawa, tidak biasanya Alvian menghabiskan waktu liburnya di tempat-tempat merepotkan seperti bioskop. Biasanya Alvian akan mengajak Mentari pergi ke kebun binatang atau taman hiburan.

"Tumben. Ada angin apa, nih?" tanya Mentari. Tangannya sudah menggenggam tiket yang diberikan Alvian.

Alvian mengecup mesra leher Mentari, sedikit menghisap bagian yang cukup membuat Mentari mendesah.

"Ingin quality time sama kamu, Sayang," bisik Alvian. Wajahnya kini tenggelam di ceruk leher Mentari. Memainkan lidah dan bibirnya sesuka hati.

Serangan lembut di kulit lehernya menimbulkan suara desahan dari bibir Mentari. Wanita hamil itu menengadah, memberikan akses lebih banyak pada sang suami.

Alvian semakin beringas hanya dengan mendengar desahan merdu Mentari. Lalu, kedua tangannya berpindah dari perut sang istri menuju ke dua bukit Mentari yang semakin hari semakin besar.

Mentari sudah tidak berdaya, dia pasrah dan membiarkan Alvian menyentuh setiap jengkal tubuhnya. Sesaat kemudian Mentari merasa tubuhnya sudah berada di ranjang. Membuka kedua matanya, Mentari tersenyum lembut menatap Alvian yang berada di atasnya.

Pacar Rahasia [Terbit/Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang