Sejujurnya Cale tidak mendengar apapun dari luar. Pernyataannya tentang mendengar kalau Kim Dokja memiliki putri berasal dari alat sihir baru yang dikembangkan Rosalyn.
Dia mengatakan kebohongan dengan jelas adalah sengaja. Tentu saja ketiganya memperhatikan itu namun bersikap tidak peduli.
Dimata Cale, itu menjelaskan bahwa mereka tau ada alat dan tidak berniat bertanya.
"Mari kembali keurusan kita. Bagaimana kalian bisa berada disini?" Dewa kematian sialan itu tidak membuat masalah baru, bukan?
____________________
Dewa Kematian yang sedang asik menonton cerita-cerita Kim Dokja Company bersama tiba-tiba bersin.
"Seseorang sedang memikirkanku? Aku punya penggemar baru atau ini adalah pengikutku?" Dewa Kematian bergumam pada diri sendiri.
"Narsis." Hades menghela nafas panjang pada sikap pede milik teman lamanya.
____________________
Hmm... Intinya ya gitu. Kumales jelasin bro.
"Jadi ini semacam sub-scenario dari star stream?" Cale menerima masalah baru dengan tenang.
"Benar. Hanya saja... Kami belum menemukan ‘Kim Roksoo’ yang dimaksud." Kim Dokja tersenyum cerah. Tidak menemukan apanya? Skill miliknya bisa digunakan asalkan orang-orang ini adalah ‘karakter’. Dia yakin ini ada di novel [The Birth of Hero] yang dikirim oleh tls123. Hanya saja ada orang yang mengubah dunia dan orang yang mengubah serta paling mempengaruhi itu pasti adalah Kim Roksoo.
Ada banyak tanda sehingga dia sedikit bingung namun itu bukan masalah.
"...." Aku melihat dengan benar, bukan? Kim Dokja menatapku saat dia menyebutkan Kim Roksoo. Yah, apa peduliku? Sekarang aku Cale Henituse.
“Apa yang akan kalian lakukan setelah menemukan orang itu?” Choi Han bertanya dengan penasaran. Ada orang Korea lain disini.
"Kami akan membantunya untuk mencapai keinginannya lebih cepat. Lebih tepatnya membunuh Bintang Putih secepat mungkin agar dia bisa lebih mudah mencapai keinginannya." Kim Dokja tersenyum lebar. Percaya atau tidak, dia telah memiliki pemahaman dasar mengenai Cale, Choi Han, dan Raon.
"...." Cale menatap Kim Dokja dengan pandangan rumit. Orang ini dengan sukarela membantunya. Haruskah dia menyerahkan segalanya pada mereka dan hanya membesarkan anak kucing dan Raon sambil menjalani kehidupan pemalas?
"Cale-nim?" Choi Han menatap Cale yang sedang berpikir.
"Bagaimana kami bisa mempercayaimu?" Cale mengabaikan Choi Han dan mengelus kepala botak Raon.
Seakan sudah menunggu pertanyaan ini, Kim Dokja tersenyum. “Biyoo." Panggilnya.
Dalam sesaat, gumpalan putih berbulu duduk di pundak Kim Dokja.
[Ding! Bumi sedang online-]
Eh maap! Duh, salah serper!!!
___________________________
[Channel BIY-]
[Rasi bintang 'Demon Like Judge Of Fire' tertarik kepadamu]
[Konstelasi 'Secretive Plotter' tersenyum]
[.....
APA-APAAN INI!?
Cale shock. Ini sistem star stream?
Benar-benar seperti yang dikatakan Kim Dokja.
Dia telah terlibat dengan orang ini. Akankah semuanya menjadi lebih rumit?
Cale menghela nafas dan memijit pelipisnya.
"Manusia, manusia. Benda apa ini?" Raon menunjuk layar biru transparan di depannya.
Cale entah kenapa tidak bisa melihat isinya. Tapi dia berpikir itu bagus untuk tidak terlibat lebih jauh.
Tapi kenapa miliknya berbahasa Korea? Apa pilihan bahasa kerajaan Roan tidak ada?
"Manusia! Abysal Black Flame Dragon ini mengajakku berteman! Dia juga naga! Ada naga lain!" Raon menunjuk dengan antusias. Tapi sayangnya Cale tidak melihat apa-apa.
"Bagus. Sapa dia." Cale bodoamat.
"Hei! Namaku Raon Miru! Aku adalah naga yang kuat dan perkasa! Usiaku 4 tahun! Senang berkenalan denganmu!" Raon melambaikan cakarnya pada pemuda berambut hitam yang memiliki sisik ditangannya. Ada perban yang melilit ditangannya dan dia menyeringai tampan pada Raon.
Seandainya Yunyu ada disana, satu kata. Chunni!
Cale menatap aneh kearah Kim Dokja yang tercengang. Videocall? Itu fitur baru di star stream!? Dia telah membaca Ways of survival sampai akhir dan tidak ada penjelasan mengenai itu!
Bukankah star stream itu siaran langsung? Kenapa bisa ada fitur Videocall? Apa-apaan hak istimewa ini?! Kim Dokja merasa itu tidak adil. Dia berbalik untuk melihat ekspresi Yoo Jonghyuk namun malah menemukan wajah datar seperti biasa.
Tunggu- bajingan mola-mola ini mengetahui sesuatu!?
. . . .
Bersambung:v
Ngga nyangka nih cerita yg awalnya ku bikin karna gabud dan terinspirasi dari ff di ao3 bakal ditunggu-tunggu 😂
Sebenernya aku sadar diri kalo ini para chara ooc bet. Tapi aku yang awalnya nulis ini cuma buat seru-seruan malah terpojok waktu tau ada yg suka ini cerita heh😇
Gw kesal karena cerita gw ini ngga nyambung! Duh pengen gali lubang buat sembunyi rasanya.
Gitudeh, pas baru dateng maren-maren w langsung ngasal nulis apa yg muncul di otak. Kan kalo kelen nagih terus gw kabor gaada akhlak artinya. Eh bentar, emangnya aku ada akhlak?
Plesbek wa bentar:
“Woi, Hai." -gw
"Apaan ngab." -haikal
"Hai." -gw
"Ya apaan." -haikal
"Haikambing haikambing! Dia si nolep–" -gw
"Lu gua blok." -haikal
"Ampun!" -gw
_______________________
"Eh, lu tau ngga sih. Gw liat cewe A sama cewe B cipokan!" -gw (nyebargosip)
"Hah?! Dimana dan gimana?!" -aya
"Gini, kan dibelakang gudang sekolah gw liat si cewe A nembak cewe B."
"Anjir! Ngga nyangka dia belok! Padahal keliatannya alim gitu!" -aya
"Ygitu deh! Tapi seru ding! Lumayan, makanan anjing wkwk" -gw (lupa kalo udh janji bakal rahasiain)
Untungnya Aya bukan ember. Dia juga bukan org yg punya banyak temen. Jadi aman deh sip.
Hshshshs
Eh... Gw nulis apaan? Hmmz, gaada hubungannya sama ff. Anggap aja angin lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ff Tcf Orv Acak
FanfictionAku gatau gimana deskripsiin ini. Isinya, aku cuma nulis aja:>