Love Maze - 6

2K 326 4
                                    

Lisa demam parah selama dua hari terakhir ini, Shanee sampai menginap--saking khawatirnya cewek itu. Dan hal-hal manis seperti itulah yang membuat Lisa merasa beruntung mempunyai Shanee. Tapi di waktu-waktu tertentu, terkadang Lisa juga berpikir bahwa mungkin seharusnya dirinya tak terlalu menganggap Shanee seluar biasa itu. Karena jujur saja terkadang cewek itu sangat menyebalkan sekali. Dia pelupa.

Ya, cewek cantik yang memiliki kulit putih bersih itu sangat pelupa.

Lisa tak masalah jika hanya melupakan hal-hal kecil seperti balpoin atau lupa membawa barang-barang lain, tapi Shanee berbeda. Ia sangat teliti untuk hal-hal kecil macam itu, namun sangat pelupa dengan sesuatu hal yang besar dan penting. Seperti jadwal pelajaran, tugas sekolah, agenda acara kegiatan klub, dan hal-hal lain semacam itu.

Seperti sekarang contohnya, Lisa tak tau kalau ternyata tempat duduknya sudah pindah. Bukan hal yang sangat penting memang, tapi apa Shanee selupa itu untuk memberitahu Lisa kalau dirinya harus duduk bersama cowok berjaket jeans yang tengah asyik memandanginya sekarang? Padahal Shanee menjenguknya setiap hari selama ia sakit, sungguh mustahil kalau ia tak mengingat barang sedikitpun tentang hal itu.

"Lo gak tanya kenapa gue pindah kelas?" bisik Jungkook setelah ia melepas jaketnya yang otomatis membuat Lisa menoleh. Ya gimana gak noleh, wong cowok itu bisik-bisik tepat di telinganya.

"Hm?" tanya Jungkook lagi, karena Lisa tak kunjung menjawabnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hm?" tanya Jungkook lagi, karena Lisa tak kunjung menjawabnya. Sampai akhirnya cewek itu mengedik tak peduli.

"Apa peduli gue," ujarnya sambil menaruh ponselnya ke dalam kantong baju seragamnya.

"Gue jadi temen sebangku lo loh."

"Terus?"

"Gue Jeon Jungkook loh ini.."

"Iya, gue Lalisa Manoban. Gak seneng kenal sama lo," ungkapnya jujur.

Anjir ni cewe, gitu amat.

Jungkook menghirup napasnya pelan dan dalam, sepertinya ia membutuhkan banyak pasukan oksigen dan energi alam untuk menghadapi Lisa. Karena cewek itu benar-benar sudah membuatnya pusing.

"Oke, gini yaa.. Tadinya gue gak mau kasih tau ini sama lo, tapi berhubung gue sayang ke kepala sama otak gue. Soalnya lama-lama gue bisa migrain ngadepin jawaban-jawaban lo, jadi gue kasih tau aja yaa kalo gue pindah ke sini gegara lo. So, lo mesti baik sama gue, jangan galak-"

"Gue?" potong Lisa seraya menunjuk dirinya sendiri. Merasa tak percaya bahwa ia menjadi alasan mengapa sekarang kelasnya dipenuhi oleh pandangan kagum dari pada kaum hawa. Oh tidak, bahkan dari kelas lain pun sampai rela mengintip dari balik jendela. Sepertinya mereka memang sepenasaran itu terhadap Jungkook.

Tapi kenyataan itu bukanlah sesuatu hal yang menarik bagi Lisa, bahkan saat Jungkook mengangguk menanggapi pertanyaan Lisa, cewek itu malah menggeleng kuat.

"Kalo alesan lo pindah karena gue, jadi apa bisa lo balik lagi ke kelas lo karena gue?" ujarnya penuh sopan santun--menurut Lisa kalimat itu sudah sopan kok.

"Enggak."

Jawabnya cepet banget ya bund, sampe Lisa kicep saking cepatnya Jungkook jawab pertanyaannya.

Lisa memutar bola matanya, kemudian ia menilik satu per satu meja yang berjejer rapi di kelasnya. Namun tak ada yang kosong. Semuanya sudah terisi.

Tapi Lisa tak kehabisan akal. Jika ada banyak jalan menuju Roma, maka tak ada alasan mengapa tak ada banyak jalan juga menuju meja lain. Betul?

"Psst!"

Teman sebangku Shanee menoleh, ia cukup tau kalau Lisa tengah bersikeras untuk bertukar tempat duduk dengannya.

Ya siapa yang gak bakal tau kalo dipelototin begitu mah.

"Lo ke sini, tukeran," bisik Lisa.

Namun bukannya mengiyakan, cowok berkaca mata itu malah menggeleng sambil balas berbisik.

"Enggak bisa, Jungkook bilang kalo tempat duduk ini mutlak. Gak boleh diubah."

Sialan.

"Heh, lo lebih nurut ke dia daripada ke gue?"

Menyebalkan, si kaca mata itu malah mengangguk.

"Dia role model gue," bisiknya diikuti cekikikan malu nya.

Baiklah, sepertinya salah jika Lisa meminta bantuan ke anak itu. Ia akan mencari lagi.

Mata bulatnya kembali berkeliling, menilik kiranya ada santapan empuk baginya untuk bertukar tempat duduk.

Namun belum sempat Lisa menemukan siswa yang cocok, Jungkook sudah terlebih dahulu bersuara.

"Percuma, lo gak bakal bisa pindah, Lisa. Mereka gak bakal mau-"

"Bacod lo! Berisik! Siapa suruh juga pindah ke sini!"

Iya, Lisa berteriak. Entah kenapa, tapi tiba-tiba saja Lisa merasa sangat kesal. Bahkan sekarang cewek cantik itu sudah berdiri dan memutar tubuhnya, sedangkan Jungkook ikut memutar tubuhnya sedikit, sembari menyandarkan punggungnya ke sisi tembok di sampingnya. Wajah tampannya menengadah ke arah Lisa yang kini tengah menunduk menatap Jungkook dengan tajam.

"Lo mending duduk dulu deh," gumam Jungkook sambil menepuk nepuk kursi yang mana beberapa detik lalu diduduki Lisa itu.

"Anjing lo!"

Lisa kembali memutar tubuhnya, hendak keluar dari kelasnya yang mendadak menjadi sesak sekali. Namun sekali lagi, hal yang Lisa inginkan tak berjalan dengan baik, lengannya tertahan. Dan mungkin karena Lisa yang berjalan terlalu cepat, serta tarikan refleks dari tangan di belakangnya yang cukup kuat, membuat kaki jenjangnya berputar dan keseimbangan Lisa menjadi hilang. Alhasil tubuh kecilnya limbung tepat ke arah Jungkook yang sedang duduk bersandar di tembok.

Bugh!

Sekali lagi, kejadian yang biasanya dikatakan romantis dan manis itu terjadi lagi kepada Lisa. Yang mau tak mau membuat puluhan siswa lain berteriak saking kagetnya mereka dengan apa yang baru saja terjadi.

Sungguh, ini bukan waktu yang tepat untuk bersyukur, Lisa. Tapi nyatanya dada Jungkook terlalu luar biasa jika tak disyukuri saat itu juga.











Tbc.

Selamat malam yorobun😚💕
Selamat membaca yaa, semoga suka🤗💜
Love u💞



Pic : Pinterest

LOVE MAZE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang