Love Maze - 26

1.5K 193 7
                                    

POV : Shanee

***

Sesuai permintaan Rere, aku pergi ke tempat di mana dia menjanjikan untuk bertemu denganku--walaupun aku sendiri tak tau dia ada keperluan apa dengan 'mantan temannya' ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai permintaan Rere, aku pergi ke tempat di mana dia menjanjikan untuk bertemu denganku--walaupun aku sendiri tak tau dia ada keperluan apa dengan 'mantan temannya' ini.

Tapi sesampainya aku di sana, tak ada siapapun. Di dalam kafe hanya ada tiga orang pelanggan dan tak ada yang aku kenal satupun.

Baiklah, mungkin ini juga salahku karena datang beberapa menit lebih dulu. Tapi aku tau Rere, dia bukanlah tipe orang yang suka menunggu makanya aku datang lebih awal. Untuk berjaga-jaga.

“Hei, nungguin siapa?”

Aku menoleh, dan mendapati presensi Alfian di sana. Seketika saja jantungku tak terkendali. Yah.. setinggi itulah Alfian di dalam tahta hatiku.

Dia duduk di kursi yang berada tepat di depanku.

“Hey, lo belum jawab pertanyaan gue loh.”

“Oh? Eh iya, hehee.. lagi nunggu Rere.”

Sial, aku tampak bodoh.

Alfian tampak kaget, namun dengan cepat ia segera mengontrol raut wajahnya agar tampak lebih tenang.

“Wah.. jarang-jarang ada perlu sama dia, kenapa?”

“Gatau juga sih, dia tiba-tiba ngajak ketemu di sini.”

Alfian mengangguk mengerti, “Tapi kayaknya lo mending balik aja deh, Rere gak bakal datang.”

“Lah? Kok lo bisa tau?”

“Gue baru aja ketemu sama dia, dia langsung balik ke rumahnya. Kayaknya dia gak ada minat buat pergi keluar juga.”

Astaga! aku lupa. Alfian itu pacar Rere. Bagaimana bisa aku melupakan fakta semacam itu.

“Ah.. gitu yaa.. yaudah deh kayaknya gue mending balik lagi aja deh ya, nanti gue telpon aja atau enggak kalo lo gak keberatan nanti tolong bilangin ke dia buat chat gue lagi kalo emang dia ada hal penting yang mau diobrolin sama gue.”

Lima detik telah berlalu, Alfian masih saja terdiam. Tak merespon permintaanku.

“Umm.. Sorry, tapi kayaknya gak bisa, Shan.”

“Oh? Lo keberatan ya? Ya ampuun sorry, harusnya gue gak lancang kayak gitu. Sorry yaa-“

“Gue baru putus.”

Deg.

Apa? Telinga ini gak salah denger kan?

Mereka putus?

Kebetulan macam apa ini?

Iya, seharusnya aku terus berpikir keras untuk berbagai macam kebetulan yang terus saja terjadi antara aku dan Alfian. Tapi sepertinya aku terlanjur bodoh sampai-sampai mampu membuang kewaspadaan terhadap lelaki hanya karena ia adalah seorang lelaki yang aku puja selama ini.

LOVE MAZE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang