Ditengah tengah kerumunan lautan manusia di kantin ini, Seira hanya mengaduk aduk bubur ayamnya tanpa selera dengan kasar. Echa menarik mangkuk tersebut dan dihadiahi tatapan sarkas pemiliknya.
"Apa? Mau gue colok tuh mata pake garpu? Berisik Ra.. Kita tuh lagi makan jadi ga tenang.. Lo centang centung mulu.. Mana nyiprat semua buburnya"
Benar saja, bajunya juga terkena cipratan bubur ayam tersebut, membuatnya mendecak sebal. Baru hari pertama, tapi sudah kacau balau.
"Lo mau minum aja? Nih gue tadi ada pesen Teh botol 2, mau ga?" Neira paham, Seira sedang malas berdebat, meskipun otaknya lemot, tapi dia pandai membaca keadaan. Ya, peka banget lah dia pokonya.
"Thanks" ucapnya mengambil satu botol teh dihadapannya dan diangguki Neira.
"Lo udah tau kan pasti kalau kita moat wanted girl disini? Secara, kita kan cantik, apalagi lo Ra.. Lo udah ngelengserin gue di peringkat pertama jadi kedua" ujar Echa kelewat percaya diri.
"Lo halu ya?"
Hanya 3 kata mampu membuat saabatnya yang lain tertawa heboh. Secara, meskipun fakta, Echa itu ibarat kamus debat tim oposisi. Tak ada yang bisa membantah maupun menghentikannya bicara. Mustahil, namun itu sangat mudah bagi Seira.
"Ck, lo mah.. Gue ngomongin fakta kali Ra.."
"Cha, Lin, Nei.. Gue percaya percaya aja sebenarnya, tapi itu klo si Elin yang ngomong, klo ga si Neira"
"Lah lo kok gitu sih Raaaaa, mana gue disahabat tirikan" sebal Echa
"Bersyukur aja kali Cha, lo masih disahabat tirikan, klo lo dianak tirikan kan mampus" Lagi lagi Echa dibuat naik pitam oleh Neira dan Seira. Ia memelotot kecil kearah Neira yang tersenyum dan kembali menyantap baksonya. Seolah yang ia katakan adalah debu yang tak berbobot.
"Elin doang emang sahabat baik gue, lo semua sahabat jahat"
"Yaudasih, besok tinggal gue blacklist lo dari daftar sahabat, Lin.. Nei.. Ada bocah baru ga? Sisa 1 nih voucher cafe abang gue"
Ucapnya sambil mengibaskan 4 lembar voucher cafe milik Saga. Ia tau, bahwa Echa tak bisa menghindari tempat instagramable untuk feed instanya yang sudah lama tak terjamah.
"Fine, maafin gue pliis, gue mau satuu, apalagi abang Saga ganteng pasti disana"
Ctak
"Mikir lo kejauhan, lo mau minta bang saga foto sama lo? Biar followers lo nambah?"
"Itu tau"
"Duh cha.. Emang ya.. Isi otak lo ga jauh jauh dari cogan, makan, instagram"
Semua sahabatnya mengangguk mendengar penuturan Elin.
"Yolo! Hidup tuh cuma sekali, siapa tau kan cogannya mau sama gue yang bau kencur gini"
"Bukan kencur kali cha, lo typoo tuh.. Kan harusnya kencing"
Sialan!
Echa jadi bully bullyan saja makin hari. Sahabatnya terus tertawa dan terpingkal. Tanpa mereka sadari, sekelompok cowo dibelakang mereka menatap mereka tanpa arti.
🔮🔮🔮
Siera menuju perpustakaan, dia ingin melihat lihat fasilitas perpustakaan disini. Barangkali bisa digunakan sebagai tujuan bolosnya. Siera bukan gadis yang setipe osis yang suka menjalani kehidupan sekolah dengan mentaati aturan. Ia sangat bebas dan tak mau terikat aturan.
Ia melangkah masuk melewati slice door putih tersebut. Ia begitu takjub melihat perpustakaan disini. Mulutnya tak mengatup sedikitpun. Matanya berbinar penuh arti seakan ia menemukan harta karun tersembunyi. Ia tersadar kala seseorang berdehem padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Lentern: stay
Ficção Adolescente"Gak akan berguna meskipun gue panggil lo, lo gak bakal dateng, apapun yang gue lakuin percuma, lo ga bakal bereaksi sedikitpun" "cukup, berhenti, lo gak tau apa apa, bahkan ketika lo inget semua itu, gak bakal ada yang berubah" Seira terduduk lemas...