8.| Dilanda Kegelisahan.

27 16 2
                                    


"Kegelisahan itu terkadang membuat orang gagal fokus, bahkan bisa membuat kepanikan yang luar biasa."


~~><~~

Lain hal dengan ketiga perempuan yang duduk gelisah diatas sofa, dibanjiri keringat dingin, mereka saling menggenggam satu sama lain.

Memang sih ya mereka sudah mengetahui bahwa akan dipanggil Keruang BK, bahkan dari satu bulan mereka bisa saja keRuang BK enam kali, wooo nakal sekali.

"Cepat"suara dingin itu membuat ketiganya dengan cepat beranjak dari sofa.

Didepan garasi, mereka berhenti sejenak.

"Jadi ini gimana, satu keluarga satu mobil?"pertanyaan itu muncul dari Renzo.

Fleo menghela nafas, entahlah dia sebenarnya murka terhadap sifat Sabrina yang dari SMP tidak berubah, padahal dulu Sabrina pernah dihukum yang sangat tragis, dia dikurung dikamarnya, fasilitas semuanya diamankan sementara, tidak dikasih makan selama 3hari, dan hanya boleh dikamar, dan beruntungnya Sabrina discors.

"Biarin anak-anak satu mobil, keluarga bawa masing-masing mobil satu, gitu aja"

Renzo menganggukan tanda setuju, lalu dia menghampiri anaknya yang menunduk, dia membelai rambut anaknya halus.

"Gimana? Nga papa kan"suara lembut nan halus membuat Fana bergidik ngeri, oh ayolah Fana tidak menginginkan hukuman.

Dengan sangat terpaksa dia melihat papinya yang kini memandang dengan tersenyum manis. "Iya, Pi"dia mengucapkan amat pelan.

Lalu masing-masing mobil membelah Ibukota Jakarta menuju kearah sekolah, didalam mobil Fana, kedua temannya tidak berhenti-hentinya mengoceh.

Nga capek tuh mulut Mbak?

"Gila si, gue takut banget"frustasi Rabel.

Sabrina hanya menghembuskan nafas dan kembali berkomat-kamit baca mantra, eh nga deng, nga baca mantra kok, dia hanya berdoa sambil Dzikir.

"Astagfirullahhaladzim"

"Astagfirullahhaladzim"

"Astagfirullahhaladzim"

"Astagfirullahhaladzim"

"Yaallah,semoga hambamu ini diberi kemudahan Yaallah, kasih jalan sulit juga nga papa, yang penting terkabul"

"Heh, Dongo?! Lo kalo minta yang bener dong"Kesal Fana.

Dengan Wajah yang amat memelas Sabrina menghadap kearah Fana, "Terus gue harus gimana"

"Gini dong" Fana juga berdoa.

"Yaallah, beri hamba kemudahan dengan jalan yang lancar Yaallah"

"Gitu dong"ucap Fana bangga.

"Huaaaaaaa, gue ta-takut"Isak Rabel lebay.

Dan sampailah disekolah, ya memang sekolah libur, tapi tetap saja rame, kan sebelah ada asrama sekolah, jadi anak sekolah banyak yang Dateng kesekolah. Bahkan kantin pun saat hari libur juga rame.

THIS IS LIFE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang