2. Birthday

13K 1.6K 147
                                    

Masa Remaja

***

Pukul 11.45 Jaehyun tengah duduk dikursi pantry. Dihadapannya ada segelas kopi sebagai temannya malam ini. Lima belas menit lagi ulang tahun anaknya. Ia masih bingung akan memberi hadiah apa untuk kedua bocah itu. Namun justru, sejak satu jam lalu, ia hanya duduk terdiam disana tanpa melakukan apapun.

Anaknya sebentar lagi berusia tujuh belas tahun. Jaehyun selalu berpikir, apa yang sudah diberikannya selama ini untuk anak-anaknya. Ia memang menjaga mereka dengan baik, tidak membiarkan hal-hal buruk mencelakai anaknya. Namun dilain sisi, apa anak-anaknya merasa senang dengan apa yang udah ia lakukan?

Pria itu menggelengkan kepalanya sejenak. Lalu beranjak menuju lemari pendingin. Meraih satu kue ulang tahun yang sore tadi ia beli sebelum pulang ke rumah. Menancapkan beberapa lilin kecil disana, lantas menyalakannya dengan korek. Ia tersenyum tipis.

Putra-putranya mungkin sedang lelap dalam tidurnya. Siang tadi, Jaemin menelponnya saat ia sedang dikantor. Mewanti-wanti dirinya untuk tidak lupa dengan ulang tahun keduanya. Jaehyun tidak menyiapkan hadiah apapun, sebab itu tidak berarti apapun untuknya. Ia hanya akan memberikan apa yang dibutuhkan anaknya.

Jaehyun menaiki anak tangga satu persatu. Menjaga agar lilin-lilin itu tidak mati. Membuka pintu bertiliskan 'kurcaci 1' dengan perlahan. Dua anak manusia tidur dalam satu tempat, bagaimana dua anak itu memiliki cara tidur berbeda. Ia meletakkan kue dinakas. Lalu duduk dipinggir ranjang anaknya.

Mengguncang pelan bahu anak bungsunya, lalu beralih pada si sulung. Ia tersenyum saat keduanya menggeliat malas.

"Ayah," ucap Jaemin dengan suara rendahnya yang terdengar serak.

Jaehyun terkekeh geli ditempatnya. "Bangun. Katanya mau merayakan ulang tahun bersama Ayah. Ayo, nanti tidur lagi," ujarnya.

Sontak dua manusia berusia sama itu bangun dari posisinya. "Sekarang jam berapa?" Tanya Jeno.

"Jam 12 malam." Jaehyun mengambil kembali kue yang sempat ia simpan. Duduk berhadapan ditengah-tengah tempat tidur.

Mereka memandang wajah tampan ayahnya dengan hangat. Menunggu hal apa yang akan diutarakan pria itu. Jeno memasang senyum bulan sabitnya saat Jaehyun mengusap puncak kepalanya dengan sebelah tangan.

"Tujuh belas tahun lalu, tepat ditanggal dan bulan yang sama kalian lahir, 23 April. Ayah merasa, kalian tumbuh terlalu cepat. Rasanya baru kemarin kalian belajar bicara dan berjalan. Baru kemarin kalian meminta Ayah dan Amma untuk menggendong kalian." Jaehyun menarik nafas sejenak, perasaan haru kembali memasuki relung hatinya. "Ayah tidak begitu mengikuti perkembangan kalian, karena Ayah memang banyak menghabiskan waktu dikantor. Kadang, dulu Ayah pergi saat kalian belum bangun dan pulang saat kalian sudah tidur. Jadi, Ayah tidak akan menuntut kalian lebih. Sebaliknya, kalian harus lebih berterimakasih pada Amma kalian. Dia yang mengajarkan kalian banyak hal."

"Ayah," ucap keduanya.

Jaehyun mengulurkan kue ditangannya ke hadapan anak-anaknya. Si kembar yang mengerti segera memejamkan matanya, mengutarakan keinginan ataupun doa dalam pemikiran dan hati keduanya.

"Jadi, selamat ulang tahun anak-anak Ayah. Selamat untuk pertambahan usia kalian. Ayah selalu bangga pada anak Ayah ini, kalian jagoan-jagoan Ayah. Jadilah anak yang baik, bahagia selalu, Ayah menyayangi kalian tanpa alasan ataupun batas," tutur Jaehyun saat lilin sudah padam sepenuhnya. Ia mengesampingkan kue itu. Memandang kedua anaknya dengan saya, lalu merentangkan kedua lengannya. Memeluk dua makhluk kesayangannya dengan erat. "Kalian sudah besar. Maaf jika Ayah belum bisa menjadi Ayah yang kalian inginkan. Ayah tahu, Ayah masih banyak kekurangan dalam mendidik kalian. Tapi Ayah harap, kalian selalu menjadi pribadi yang baik. Jangan sakiti orang lain."

OUR FAMILY | JaeRen ft Jeno JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang