(√√) adek ; yang jungwon

3.6 :: pergi

satu bulan kemudian..

"kak? kakak dimana??" panggil jungwon dengan suara cempreng sama muka bantalnya

"kakak di dapur. adek mau apa?" balas jena dengan suara kencang agar jungwon dapat mendengar suaranya.

tidak ada balasan dari jungwon. hanya ada suara langkah kaki yang terdengar terbirit-birit

"adek jangan lari, nanti kalo nabrak kulkas kan ga lucu" tegur jena seraya memberikan segelas air putih

"hehehe makasih kak" ujar jungwon sambil meneguk air "kakak buat apa deh??" lanjut jungwon

"buat kue" jawab Jena

jungwon mengernyit binggung. "loh? emang siap--"

"udah diem. mending adek bobo lagi sana, nemenin niki." potong Jena

"enggaaa, adek mau nemenin kakak aja" ujar jungwon sambil melihat Jena dari meja makan.

"iya deh terserah, kalo mau tidur nanti pindah ke kamar yaa" ucap Jena, dan hanya diacungi jempol oleh sang adek

setelah itu Jena fokus kembali dengan kue ulang tahun yang bentuknya sudah hampir jadi

hampir dua jam total sampai jena selesai menghiasi kue ulang tahun untuk jungwon, sementara bocah yang sedang berulang tahun itu sudah tertidur pulas di meja makan

bibir jena mengulas senyum lebar saat mendengar gumaman yang masih dapat dia dengar dari mulutnya

"adek sayang kakak, jangan pergi.."

🐑

acara ulang tahun jungwon yang diadakan diruang tengah yang telah dihiasi sedemikian rupa berjalan dengan lancar

jungwon terlihat sangat senang saat melihat beberapa saudara nya memuji kue buatan kakaknya. "kak, adek mau kuenyaa, potongin dongg!"

menuruti permintaan nya, Jena memotong kue yang sudah terpotong setengahnya lalu memberikannya kepada jungwon

"nih, mam yang banyak" ujar jena mengusak rambut hitamnya gemas. sementara jungwon hanya bergumam pelan, wajahnya tiba tiba berubah muram

"lah? kok wajahnya jadi murung?? nggak suka sama kuenya? tapi 'kan adek belum coba kuenya" ujar jena sedih

jungwon menggeleng pelan "bukan itu kak.. tapi adek ga suka kalo kakak mau pergi.."

"kakak 'kan pergi karena mau kuliah, mau sekolah biar pinter, biar sukses. masa adek ga mau lihat kakak sukses?"

"t-tapi kan bunda udah sukses, a-apa lagi papa, kak je juga udah mau kerja. masa kakak mau ninggalin adek?? kemarin kan udah janji sama adek.." ucapnya sambil menunduk

"justru karena itu. karena bunda sama papa sukses, kakak juga mau buktiin ke mereka kalo kakak bisa sukses sama kaya yang dilakuin kak je. biar bunda, papa, kak je, sama adek bangga. soal kakak janji sama adek..

kakak minta maaf ga bisa nepatin janji yang kakak buat." ucap jena halus. berusaha memberi penjelasan yang masuk akal

tanggis Jungwon pecah "t-tapi kenapa kuliahnya jauh? kenapa nggak disini aja? kenapa harus ninggalin adek?"

Jena tersenyum sedih melihat Jungwon yang menangis histeris, kue yang tadi dia berikan kepadanya bahkan sudah jatuh ke lantai karena tangannya bergetar. Jena sedih melihatnya seperti deja vu. dia dulu berada diposisi jungwon, menangis histeris karna tak mau ditinggal oleh sang kakak. iya kak je

"adek?, dengerin kakak ya. kakak pergi jauh bukan berarti kakak ninggalin kamu. kakak masih ada disini" ucap jena menahan air matanya, sambil menyentuh dada kirin jungwon dengan lembut

"adek sayang 'kan sama kakak?" jungwon mengangguk cepat. "kalo adek sayang sama kakak, pasti kakak akan selalu ada di hatinya adek."

"j-janji nggak pergi lama-lama kan?" jungwon menyodorkan jari kelingkingnya pada Jena,

jena cuman diam. tapi didalam hatinya ia mengatakan "iya kakak janji!"

"ka-kakak.."

setelah itu tanpa peduli pada saudara ataupun teman teman yang datang, jungwon berlari masuk ke kamarnya.

tidak peduli bunda memanggilnya, tidak peduli bagaimana papa memanggilnya, jungwon tetap berlari masuk ke kamar dan membanting pintu dengan cukup kuat

satu kata yang bisa Jena ucapkan

"kakak bakal buktiin janji kakak kali ini, tungguin kakak yaa.."

. . .

INI APA MISKAH?! cringe ckali hmmz semoga kalian ga muntah yaa habis baca nih chapter :) aku udah lama ga nulis, maaf kalo jadi ga rapi. aku dihadang sama angka terus hari hari ini huhuhu..

satu cap selesai!

see you guys!