25. Jeno dan Jaemin

446 79 15
                                    

Setelah insiden lidah Haechan yang melepuh akibat memakan bubur yang masih panas dan berakhir dengan Jaemin, Jeno, Renjun serta Soyoung yang menghabis kan bubur sembari mendengar celotehan Haechan. Kini Soyoung tengah membersihkan sampah makanan dan minuman yang berserakan di lantai ruang tamu.

Renjun tengah menonton drama yang sedang ramai di bicara kan akhir-akhir ini di dalam kamar. Jeno? Haechan tidak tau sedang apa pemuda itu sekarang. Jaemin? Jaemin sedang memainkan ponsel di samping nya, walaupun hanya menggulir sosial media, Jaemin tidak seperti diri nya yang sedang berdiam diri di landa penasaran setengah mati dengan hal apa yang beberapa waktu lalu ia lihat.

Cukup, rasa nya lidah Haechan yang sedikit melepuh ini tidak bisa untuk tidak menceritakan ini kepada Jaemin. Tidak, Haechan sama sekali tidak tertarik untuk membicarakan hal ini dengan Renjun, Jisung, Chenle atau bahkan Mark.

Dia lebih tertarik menceritakan hal ini kepada Jaemin, karena dia adalah orang yang sangat dekat orang yang membuat Haechan penasaran dan tidak percaya karena barang milik nya itu.

"Jaemin, kamu tau tidak"
"Tau apa? Kamu aja belum berkata apa pun"

"Tadi... Waktu aku mengambil kursi di kamar Jeno, dan aku melihat buku tentang tata cara belajar bahasa isyarat"

Jaemin yang sedang memakan buah tersedak, sungguh? Betulan? Apa Haechan sedang tidak bercanda?

Jaemin sangat tau tipikal atau tabiat Jeno, dia dan Jeno sudah dekat sedari dulu, dan Jeno adalah tipe orang yang tidak suka menghabis waktu nya untuk hal-hal yang seperti itu.

Harus kah Jaemin memastikan barang yang di lihat Haechan itu benar ada nya atau tidak? Jaemin penasaran! Dengan bermodal nekat dia memasuki kamar Jeno dan menemukan sang pemilik kamar tengah duduk sembari membaca buku tata cara belajar bahasa isyarat yang Haechan bilang tadi.

Jeno terkejut setengah mati ketika dengan tiba-tiba nya pintu kamar dia di buka lebar-lebar oleh pemuda Na itu. Dengan gerakan cekatan dan refleks dia menyimpan buku yang barusan ia baca di bawah bantal nya.

"Kenapa tidak mengetuk terlebih dahulu?!"
"Kamu sedang membaca apa?"
"Ba-baca apa? Aku tidak membaca apa-apa tuh"

Jeno merutuki diri nya sendiri dalam hati, mengapa harus terbata-bata seperti itu sih? Lagian Jeno juga sudah bisa pastikan juga kalau Jaemin melihat buku apa yang Jeno baca tadi.

"Jujur saja Lee Jeno, aku sudah berteman lama dengan mu, dan kau bilang kalau aku ini sudah seperti saudara bagimu, tapi kenapa masih merahasiakan tentang hal seperti ini?"

Jeno menghela nafas, iya dia ketahuan. Dengan pasrah Jeno mengambil kembali buku yang dia simpan di bawah bantal tidur nya. Jaemin menutup pintu kamar Jeno dan menidurkan tubuh nya di kasur.

"Jaemin, menurut kamu akhir-akhir ini sifat ku bagaimana?"

Jaemin menatap punggung Jeno yang sedang duduk di samping nya, mengapa tiba-tiba bertanya sepertinya itu?

"Lebih baik, jarang membully, ya pokok nya jauh lebih positif dari sifat kamu dulu"

Jeno mengangguk-angguk kan kepala mengerti dengan jawaban yang Jaemin ujarkan. Berarti niat Jeno untuk berubah sudah berhasil kan? Meminta maaf ke Soyoung sudah, ya walaupun cukup banyak murid yang Jeno bully, tapi kan langganan bully Jeno hanya Soyoung, jadi tak apa kan? Jeno terlalu malas untuk meminta maaf kepada mereka satu persatu.

"Kemarin, aku sudah meminta maaf"
"Kepada Soyoung kah?"

Jeno mengangguk lalu menghadap ke arah Jaemin.

"Aku membawa nya ke pantai saat itu, lalu meminta maaf kepada nya"
"Kemarin? Yang kau tidak masuk itu?"
"Iya, aku mengajak Soyoung membolos"

Jaemin mendengus kesal, jadi kemarin Jeno pergi membolos bersama Soyoung? Ke pantai pula. Apa dia tidak tau ya bagaimana kesal nya dia dan Renjun di sekolah kemarin? Karena Jeno yang kabur dari hukuman bu Jessica, Jaemin dan Renjun yang menjadi korban dalam mendengar kan wejangan bu Jessica kemarin.

Bisu Ft. Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang