"Jaemin! Berikan aku tumpangan ya"
Dengan malas Jaemin menganggukkan kepala. Dasar Haechan! Kapan dia bisa mengendarai motor dengan benar sih.
"Jeno masih belum masuk, se sedih itu ya dia?"
Jaemin mendengus dan menatap Haechan dari kaca spionnya itu. Hey! Siapa yang tidak sedih jika pacar mu meninggalkan mu selama nya di hari acara pertunangan ingin di lakukan?
Jaemin mengerti sekali apa yang di rasakan Jeno sekarang.
Jaemin menghentikan motornya tepat di depan pagar tinggi rumah Haechan itu.
"Terimakasih, jangan mampir ya. Sudah sana pulang saja"
"Sialan! Aku pulang"Sembari tertawa puas melihat wajah kesal Jaemin, Haechan melambaikan tangan walaupun yang ia lambaikan entah melihatnya atau tidak.
Haechan tahu.
Haechan tahu kalau Jaemin juga sedih, mungkin sangat sedih, tapi dia menutupinya dari yang lain.
Jaemin memarkirkan motornya di garasi tepat di samping mobil milik Sehun. Menghela nafas lalu berjalan masuk ke dalam kamar nya.
Membukanya, lalu menutup nya kembali dan merebahkan dirinya di atas kasur dengan pandangan yang mengarah ke langit-langit atap kamar nya.
"Soyoung"
"Aku tidak masalah kalau kamu meninggalkan ku untuk bersama Jeno"
"Tapi kenapa kamu malah meninggalkan ku untuk selamanya? Meninggalkan semua orang selamanya"
Jaemin membuka ponselnya.
Membuka galeri dan mencari folder bernama 'Kim Soyoung'
Dengan mata yang sudah memerah menahan tangisan, Jaemin membuka folder itu.
Tidak banyak isinya.
Hanya sekitar lima foto yang ia ambil diam-diam.
Pertama saat masa pengenalan murid baru.
Kedua saat ia melihat Soyoung sedang duduk di taman sekolah.
Ketiga dan ke empat saat ia jalan menghabiskan waktu dengan Soyoung ke kebun binatang.
Serta yang terakhir...
Foto di mana hari dan waktu terakhir kali Jaemin bisa melihat Soyoung.
Foto saat Soyoung berada di samping mobilnya saat malam hari itu.
"Kim Soyoung... Bisa-bisanya kau... "
"Bisa-bisanya membuat ku jatuh cinta lalu meninggalkan ku seperti ini"
"Kamu boleh meninggalkan ku"
"Tapi jangan meninggalkan Jeno dan yang lainnya seperti ini"
Air matanya mengalir dari pelupuk mata hingga ke bawah dagu. Jaemin mengambil nafas dalam-dalam berusaha mengatur isak tangis nya.
Dia harus kuat, dia harus bisa tegar. Jangan menangis seperti ini, kalau dia saja menangis seperti ini bagaimana caranya Jaemin ingin menghibur Jeno?
Jaemin mengerti perasaan Jeno karena ia juga mengalami hal yang sama.
Mungkin di pagi hingga sore hari Jaemin terlihat biasa saja.
Tapi saat pulang sekolah Jaemin mengeluarkan semua nya di dalam kamar seorang diri.
Tidak ada orang yang mengetahui itu, tidak ada orang yang menenangkan nya.
Bahkan sampai sekarang Jaemin masih menyukai Soyoung.
"Jeno, aku minta maaf. Aku masih mencintai Soyoung hingga sekarang"
"Bukan kah aku sahabat yang buruk untuk mu?"
"Soyoung... Aku tidak bisa membohongi diri ku sendiri kalau aku masih mencintai mu"
"Semoga tenang di atas sana Matahari yang selalu membuatku semangat untuk pergi ke sekolah"
End.
Gimana?
Yang paling gue mau tanyain itu, kalian enjoy gak waktu baca cerita ini?
Seru?
Kebawa suasana gak?
Pernah nangis gak waktu baca cerita ini?
Ngefeel gak?
Karena kalau boleh jujur, gue belum bisa bikin cerita yang bener-bener kerasa sampe ke hati -bah hati- gitu.
Faktor?
Ya mungkin karena emang cerita pertama kali ya?
Gak mau curhat panjang lebar, otak masih gak bisa di ajak kompromi.
Anw, aku mau bikin cerita baru loh.
Mau liat gak?
Aku kasih liat covernya deh hihi
Lokal nih, tokoh anak dream ft. Idol k-pop lainnya.Penasaran gak? Tungguin ya, nanti aku publish hehe.
Mau tau dong, kalian kapal mana?
Soyoung × Jeno
Soyoung × Eunwoo
Soyoung × Jaemin
Soyoung × Renjun
Atau mungkin sama yang lain?
-SalwaAmalia-
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisu Ft. Lee Jeno [END]
Fanfiction❝𝙼𝚎𝚗𝚐𝚊𝚙𝚊 𝙺𝚊𝚞 𝙷𝚊𝚛𝚞𝚜 𝙿𝚎𝚛𝚐𝚒 𝙼𝚎𝚗𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝙺𝚞? ❞ *𝐶𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝒉𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑖𝑘𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖* *𝗦𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂, 𝘄𝗮𝘁𝗮𝗸 𝗱𝗮𝗻 𝗹𝗮𝗶𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶...