12. Anna's Garden and Tonight's Party

29 7 0
                                    

"Bella makin lengket aja sama Kenzo," komentar Imanuel sambil menjatuhkan kartunya setelah melirik Kenzo dan Bella, gadis bergaun merah tadi.

"Biarin yang penting Kenzo seneng," Lili menolehkan kepalanya memandang ke dua manusia yang dibicarakan.

"Bukan gimana - gimana sih, tapi 'kan lo tahu sendiri, Li kaya gimana Bella. Dia gampang naik ranjang pas sama mantan - mantannya."

Tawa khas Lili keluar, "emang kenapa kalau Bella gampang di ajakin main ranjang? Lagian Kenzo juga bukan orang suci," satu kartu Lili jatuhkan di susul cowok yang ada di sampingnya. "Jujur aja, siapa sih yang di sini belum pernah ngrasain having sex."

"Uhhukk!!! " Batuk Jessi karena tersedak jus jeruknya yang sedang dia minum.

"Kenapa bisa batuk? Lo sakit apa gimana?" Lili menaruh kartu - kartu yang ada di tangannya dan mengusap tengkuk Jessi.

"Dia keselek air comberan kayaknya," Dion yang baru saja datang tertawa karena ucapannya sendiri.

"Gue tebak dia belum pernah having sex! " Imanuel menjentikkan jarinya.

"Apa hubungannya tolol!" Maki Lili masih membantu Jessi.

"Gue gak papa, cuma keselek jus aja tadi, " Jessi mengusap bawah matanya yang basah karena air matanya sendiri.

"Dia kaget dengar ucapan Lili yang terus terang jadi dia keselek air comberan, valid gak akan salah!" Dion menggelengkan kepalanya dengan tawa keras.

Saat itu juga Jessi ingin tenggelam di lautan. Apa harus mereka membicarakan hal seperti itu dengan blak - blakan?

"Kesana aja yuk, di sini terlalu keras buat lo, " Lili menunjuk api unggun yang yang disekitarnya ada orang - orang yang bersantai.

"Li, permainanya belum slesai!" Imanuel menyentuh pergelangan Lili saat cewek itu hendak mengajak Jessi berpindah tempat.

"Kalian lanjut aja sendiri!" Lili kembali melanjutkan jalannya yang tertunda.

Di sekitar Api unggun ada Dhika yang bermain gitar di pangkuannya dan Laura yang seperti biasa menempeli kakak laki - lakinya. Tidak jauh dari mereka ada tiga cowok yang sedang bermain mengobrol dan di antara api unggun dan meja yang di atasnya gelas - gelas ber isi beer ada Kenzo, Bella dan dua cewek lainnya yang tidak Jessi tahu namanya.

Semuanya terlihat menikmati kegiatan masing - masing di bawah langit malam yang cerah dengan udara dingin yang menjadi hangat karena api unggun terus menyala. Ramai dan damai sebelum jeritan Lili memecah suasana itu—.

"DARAHHH!!!! "

"DARAH! MAMAH DARAH!!! "

Darah, Lili takut darah orang lain!

Menyadari apa yang terjadi sekarang, Jessi menarik tangan Lili yang tidak sengaja terkena darah cowok yang bersimpangan dengan mereka. Di usapnya darah yang menetesi kulit Lili dengan dress putih gadingnya.

Tangan Lili terlepas dari genggaman Jessi karena Kenzo yang menarik Lili dengan cepat.

"Everything will be okey!" Bisik Kenzo ditelinga Lili dengan memeluk erat sahabat perempuannya.

"Darah!" Ucap Lili sekali lagi namun tidak sehisteris tadi. Terlihat lebih tenang tapi sorot matanya tidak dapat berbohong jika jiwa Lili masih terguncang karena tetesan darah dari orang lain.

"Sssttt! Gue ada di sini!"

"Darah! Gue benci dia!" Lili menunjuk cowok yang tadi memberinya noda darah tanpa melihat.

"Gavin gak sengaja. Lo harus bisa kendaliin diri lo!" Di usapnya punggung Lili agar cewek itu lebih tenang.

Melihat tubuh Lili yang gemetar dengan membalas pelukan Kenzo lebih erat serta bibir yang biasanya tersenyum lebar kini meracau tidak jelas sudah cukup menjelaskan arti 'darah orang lain' bagi Lili.

DangerouslyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang