Takdir - Kelabu 7

347 5 0
                                    

Bandung - Jakarta

April 2040

Mentari POV


Waktu menunjukan jam 04.20. Aku sudah siap untuk berangkat ke Jakarta, tinggal menunggu azan subuh dan aku berangkat ke Jakarta dengan teman-temanku. Hari ini adalah hari penentuan karirku ke depan. Apakah aku hanya di posisiku sekarang atau naik pangkat ke posisi yang sangat aku idamkan. Pagi ini aku dan rekan kerjaku akan menemui klien yang akan mengggunakan jasa EO kami.


Beruntung aku dipercaya oleh bosku untuk menjadi ketua pelaksanaan untuk event ini. Bosku menjanjikan kenaikan jabatan bila aku bisa membuat sukses acara yang aku ketuai ini. Acara ini adalah acara paling besar yang aku tangani. Acara yang diselenggarakan perusahaan multinasional yang cukup ternama di Indonesia. Aku juga mendengar jika pemiliknya adalah orang Indonesia yang sudah mapan di usia mudanya.


Azan subuh sudah bekumandang. Aku sebaiknya segera sholat subuh dan segera ke kantor untuk menemui klien di Jakarta bersama-sama.


***


Sudah lebih kurang 3 jam kami di perjalanan Bandung-Jakarta. Masih sekitar 5 km lagi jarak tempuh kami sedangkan waktu janjiannya hanya setengah jam lagi. Ini agak mustahil sampai tepat waktu mengingat jalanan yang padat merayap dan sejak 15 menit lalu tidak bergerak. Aku mengaktifkan aplikasi penunjuk jalan di ponselku, mencari jalan tersingkat menuju tujuan kami.


Setelah aku lihat seksama, ada jalanan yang sepertinya cukup singkat untuk jalan pintas kami. Tinggal ke kanan setelah perempatan 100 m di depan. Mobil yang aku tumpangi pun akhirnya bergerak. Aku menyuruh Dodi, rekan kerjaku yang menyetir untuk belok kanan di perempatan. Dia hanya mengangguk dan melakukan apa yang aku perintahkan. Syukurlah setelah belok kanan, jalanan tidak semacet tadi. Hanya agak padat tapi masih bisa jalan. Lalu aku mengarahkan Dodi sesuai arahan aplikasi tersebut dari ponselku.


Dan akhirnya kami sampai tujuan 10 menit sebelum pertemuan dengan klien dimulai. Aku menerapkan pada rekan-rekan kerjaku untuk tidak membuat klien kami menunggu. Kami segera turun dari mobil dan memasuki gedung pencakar langit yang cukup megah ini. Aku segera ke resepsionis untuk bertanya di mana tempat pertemuan kami dilaksanakan. Dengan ramah, petugas resepsionis menunjukan arahan menuju ke ruangan pertemuan kami dengan klien.


***


Sekitar 15 menit kami duduk di ruang pertemuan ini. Tapi tak satupun orang datang ke ruangan ini.


Cklek!


Tampak ada seorang wanita yang berpakaian kerja rapi dan seorang laki-laki yang tampak berwibawa walau wajahnya tampak masih muda. Sang wanita tersenyum ramah dan menyalami kami satu per satu, sedangkan sang pria langsung duduk di kursi yang berada di tengah. Tampak wajah kaku tanpa senyum dari pria itu. Sang wanita memperkenalkan diri sebagai sekertaris dari sang pria yang adalah pemilik perusahaan beserta asetnya. Dari ujung mata aku melihat laki-laki itu memperhatikan ke arah kami. Sekertaris yang aku ketahui bernama Riana menjelaskan konsep acara yang akan diselenggarakan.


Aku dan rekan-rekan mencatat poin penting yang harus dilakukan. Kemudian aku memberi contoh konsep acara yang sebelumnya perusahaan kami pernah tangani tapi Pak Reza sebagai pemilik perusahaan meminta kami mengatur ulang sesuai keinginan perusahaan dan tidak boleh sama dengan konsep acara yang telah kami tangani.

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang