🍁 ; {06}

458 74 39
                                    

©Kingtaehyun_ present

It's Okay It's Love

.
.
.

Lagi gatel dan masih anget, jangan pada bosen liat ini story update mulu ✌

Bersiul pelan, kedua tungkainya melangkah pasti memasuki lift kemudian menekan angka 13 dimana unit apartementnya berada.

Sesekali tangannya juga terulur untuk menyugar surai merahnya yang basah karena terkena hujan saat berlarian dari parkiran atas menuju lobby gedung apartement. Mengingat jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam, pastinya pintu basement parkiran bawah sudah ditutup.

Begitu lift berhenti dan terbuka tepat di lantai tujuannya, Yeonjun segera melangkah cepat menuju pintu bernomor 503 ; unit apartementnya bersama Taehyun.

Sudut bibirnya tertarik ke atas begitu dirinya mengingat pesan terakhir yang Taehyun kirimkan padanya, mengumpatinya dengan banyak nama binatang dan kata-kata kasar.

Yeonjun jadi tidak sabar ingin segera masuk kemudian memeluk tubuh mungil sahabatnya itu. Kunci laci juga masih dikantonginya, jadi masih ada kesempatan untuk mendapat jatah malam ini.

Tapi saat dirinya selesai menekan password dan pintu terbuka otomatis, senyuman miliknya spontan luntur dan digantikan dengan nertra kelamnya yang semakin menggelap.

"Apa yang kalian lakukan?"

Mendengar pertanyaan ketus darinya, Sunghoon dan Taehyun yang tadinya saling bercumbu panas sontak menoleh ke arahnya dengan tatapan yang berbeda.

"Masuk ke dalam kamar sekarang juga, Taehyun." pintanya mutlak.

Taehyun melirik ke arah Sunghoon sekilas kemudian menggeleng sebagai balasannya untuk perintah yang Yeonjun ucapkan tadi.

"Aku masih ingin bersama Sunghoon. Hyung saja yang masuk ke dalam kamar."

Benar kalau Taehyun mengucapkan semua kalimatnya dengan santai. Namun di dalam hatinya sudah sangat khawatir karena entah kenapa sirat netra kelam Yeonjun terlihat dua kali lebih menyeramkan daripada biasanya.

Terlihat sangat jelas kalau ekspresi wajah dingin itu benar-benar tidak bersahabat.

"Aku bilang masuk ke dalam kamar!"

Rahangnya mengeras lengkap dengan kedua tangannya yang mengepal erat karena bukannya menurut, Taehyun malah menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Sunghoon yang juga membalas merengkuh tubuh mungil itu.

"Kalau kedatangan ku kemari mengganggu mu, maka aku akan pergi. Tapi tolong turunkan nada bicara mu pada Taehyun."

Sunghoon bangkit dari duduknya, tentunya dengan Taehyun yang ikut berdiri dengannya masih sambil memeluk erat tubuhnya. Kedua netra yang sama kelamnya itu saling melempar tatapan dingin untuk satu sama lain.

Yeonjun tersulut emosi. Begitu juga dengan Sunghoon yang sama tersulutnya karena mendengar bentakan Yeonjun dimana hal itu membuat Taehyun sampai menangis.

"Aku pulang dulu, besok pagi aku akan datang menjemput mu lagi. Lepaskan dulu, ya?" Sunghoon berbisik lembut, mencoba membujuk Taehyun agar melepaskan pelukan pada tubuhnya.

Dia hanya tidak ingin membuat keributan di tengah malam begini. Tapi lagi-lagi Taehyun menolak untuk melepaskannya sambil bergumam ingin ikut pergi dengannya.

Yeonjun yang muak dengan pemandangan di depannya memilih mendekat kemudian menarik kuat lengan kiri Taehyun agar mau melepaskan pelukannya pada Sunghoon.

"Tidak mau! Lepaskan aku!" seru Taehyun sambil terisak dengan lengan kanannya yang masih berusaha mempertahankan memeluk tubuh Sunghoon.

Menarik nafas dalam, mau tidak mau Sunghoon harus menepis kasar lengan Yeonjun kemudian menyembunyikan tubuh mungil Taehyun di balik punggungnya.

Sunghoon juga sempat mengelus lembut punggung tangan Taehyun yang meremat kuat pinggangnya sebelum kembali melemparkan tatapan tidak suka untuk Yeonjun.

"Jangan memancing ku, Yeonjun hyung. Aku masih mencoba menghormati mu karena disini aku hanya tamu. Tapi perlakuan mu pada Taehyun sudah sangat keterlaluan." Sunghoon berujar tenang namun sorot mata pria itu mengatakan hal yang berbeda.

Yeonjun mendecih, menatap remeh ke arah Sunghoon. "Kau yang mengusik ku lebih dulu." sahutnya tak ramah.

"Mengusik?" Sunghoon mengernyit sebentar sebelum menampilkan senyum mengejeknya. "Maksud dari kata mengusik itu, karena aku mencium Taehyun? Bukannya kalian hanya berteman? Jadi apa salahnya?"

Habis sudah kesabaran Yeonjun.

Dengan gerakan yang cepat, satu bogeman mentah sudah mendarat sempurna mengenai pipi kiri Sunghoon membuat pemuda jangkung itu tersungkur dengan sudut bibir yang sedikit mengeluarkan darah.

Taehyun sendiri hanya bisa menangis histeris tanpa bisa melakukan apapun karena Yeonjun sudah mencengkram lengan kanannya agar tidak mendekat ke arah Sunghoon.

"Pergi dari sini sebelum kesabaran ku semakin menipis. Aku peringatkan pada mu, Park Sunghoon."

Mendapat ancaman juga perlakuan tidak enak dari Yeonjun, tadinya Sunghoon ingin membalasnya. Namun begitu netra kelamnya menangkap bagaimana Taehyun menangis dengan tubuh mungilnya yang bergetar, hilang sudah semua niatnya itu.

Menampilkan senyum tipisnya, Sunghoon bangkit dari tersungkurnya kemudian sedikit merapikan piyamanya sebelum kembali melempar tatapan tepat memandang kedua netra Yeonjun.

"Aku pergi bukan berarti aku takut. Sekali lagi aku tekankan, tolong bersikap lebih lembut pada Taehyun. Kalau kau memang menyayanginya, maka prioritaskan dia diatas segalanya. Termasuk Kim Sunoo."

Setelahnya Sunghoon benar-benar berlalu meninggalkan apartement Yeonjun dan Taehyun.

Suara isakan lirih masih terdengar memenuhi keheningan yang sempat tercipta selama beberapa menit. Yeonjun masih sibuk meredam emosinya yang entah kenapa langsung memuncak begitu melihat bagaimana raut Taehyun yang menikmati cumbuan panasnya bersama Sunghoon.

Saking tersulutnya sampai Yeonjun tidak bisa mengendalikan dirinya lagi begitu kalimat Sunghoon yang mempertanyakan status pertemannya dengan Taehyun dilontarkan padanya.

Begitu berhasil mengendalikan dirinya sendiri, Yeonjun melepaskan cengkramannya pada pergelangan tangan kiri Taehyun yang menyisakan bekas merah disana.

"Maaf." gumamnya pelan kemudian berbalik guna menangkup kedua pipi Taehyun yang basah.

"Berhenti menangis. Aku tidak bermaksud membentak mu tadi."

Yeonjun bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Tidak ada maksud untuk membentak Taehyun. Semuanya reflek spontan yang dia tunjukkan karena emosinya sangat sulit untuk dikendalikan tadinya.

"Kenapa hyung marah? Kenapa hyung sampai memukul Sunghoon padahal semua yang dia katakan tidak ada salahnya? Kenapa?"

Taehyun mendongak, bertanya beruntun dengan kedua tangannya yang memukul tak beraturan dada bidang Yeonjun. Namun pada detik selanjutnya tubuh mungil Taehyun sudah berada di dalam pelukan hangat sang dominan karena Yeonjun yang menariknya pelan.

"You're my friend. But you're only for me. Just for me."

Dan yang selanjutnya terjadi adalah Yeonjun mempertemukan kedua belah bibir mereka ; ingin menghapus jejak Sunghoon yang sempat mencicipi miliknya.

----- To Be Continue -----

Leave your support guys~

See you in next part and love ya!

°Hwa💘

It's Okay, It's Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang