🍁 ; {11}

432 71 34
                                    

©Kingtaehyun_ present

It's Okay It's Love


Hai my boo~
Jangan lupa votementnya, okay!

Mengusak surainya kasar, Yeonjun menghela nafasnya beberapa kali sebelum kembali meraih kedua lengan Taehyun untuk menyatukan jemari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengusak surainya kasar, Yeonjun menghela nafasnya beberapa kali sebelum kembali meraih kedua lengan Taehyun untuk menyatukan jemari mereka. Kali ini tidak ada lagi penolakan, si manis sepertinya sangat terkejut dengan pengakuannya tadi.

"Dengar Taehyun, aku juga sama. Mungkin bisa dikatakan kalau aku yang lebih dulu jatuh padamu." berujar lembut, sebenarnya Yeonjun sedikit ragu untuk menyambung kalimatnya.

"Aku mencintaimu, benar kalau aku memang mencintaimu. Tapi kau tau sendiri kalau aku tidak mungkin membuat komitmen lebih denganmu. Kau paham maksudku kan? Aku tidak bisa, Taehyun-ah." sambungnya dengan suara yang perlahan semakin mengecil pada setiap kalimatnya.

Begitu kalimatnya ia selesaikan, si manis kembali membuat jarak diantara keduanya yang tentunya membuat tautan jemari mereka terlepas.

"Kalau memang begitu, bukannya jalan terbaik adalah menjauh?" Taehyun kembali berujar lirih.

Tidak, kali ini dirinya tidak akan menangis lagi. Jadi sebelum air matanya kembali mengalir, Taehyun segera mendongak ke atas sebelum kembali menatap Yeonjun dengan senyuman terbaik yang bisa diukirnya.

"Bukan untuk saling menghindar, tapi untuk saling melupakan perasaan yang mungkin akan menyakiti kita ke depannya. Hyung, dengar. Aku berjanji akan melupakan semua perasaan ini kemudian kembali lagi padamu seperti biasanya. Kembali sebagai adik kecilmu juga sahabatmu."

Inilah yang Yeonjun takuti. Hal yang paling Yeonjun benci dari kata cinta adalah kalimat perpisahan yang selalu menjadi bayangannya. Bahkan saat Taehyun kembali melangkah menjauh darinya, Yeonjun tidak bisa melakukan apapun lagi selain memandangi punggung sempit itu yang perlahan menghilang dari pandangannya.

Kembali lagi pada masa terkelamnya, Yeonjun kembali ditinggalkan. Meskipun dia akui kalau rasa sakitnya kali ini lebih menyiksa dari rasa sakit yang dialaminya dua tahun silam.

Kenapa semuanya semakin kacau? Taehyun bahkan tidak pernah menyangka kalau hubungan persahabatannya dengan Yeonjun akan berakhir seperti sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa semuanya semakin kacau? Taehyun bahkan tidak pernah menyangka kalau hubungan persahabatannya dengan Yeonjun akan berakhir seperti sekarang ini.

Seandainya saja malam itu Taehyun tidak menyatakan perasaannya secara terang-terangan, maka bisa dipastikan kalau dirinya masih bisa bersikap seperti biasa pada Yeonjun. Namun sekuat apapun Taehyun menahan perasaannya, rasa sakit saat melihat Yeonjun bersama Sunoo akan selalu mengganggunya. Memaksa Taehyun untuk mengutarakan isi hatinya yang lelah.

Lalu siapa yang patut disalahkan disini? Cinta?

Benar, seharusnya tidak ada kata suka apalagi cinta di dalam persahabatan mereka. Taehyun akui kalau dirinya bodoh. Tapi kalau kalian mendapatkan perlakuan lembut bahkan sering berhubungan badan dengan sahabat yang biasa kalian ajak menghabiskan waktu bersama, apa salah kalau cinta muncul dengan sendirinya?

Air matanya kembali jatuh dengan bebas membasahi kedua pipinya saat kalimat yang Yeonjun ucapkan dengan seruan frustasi kembali terngiang memenuhi pendengarannya.

"Aku juga mencintaimu, Kang Taehyun!"

Seharusnya dengan pengakuan yang Yeonjun utarakan, hubungan mereka bisa menjadi lebih baik. Namun pada kenyataannya mereka memang tidak bisa menjalin komitmen lebih dari sekedar sahabat.

Taehyun mengerti. Bahkan sangat mengerti kenapa Yeonjun tidak ingin menjalin hubungan sepasang kekasih dengannya. Alasannya hanya satu, takut kalau hal yang sama akan terulang lagi.

"Memang seharusnya kau tidak datang kemari tadi." lirihnya pelan.

Saat ini Taehyun sudah berada di dalam unit apartement milik Sunghoon. Hampir dua puluh menit dirinya menghabiskan waktu berjalan gontai dengan berderai air mata sebelum akhirnya bisa kembali ke tempat sahabatnya ini.

Taehyun total abai dengan pandangan aneh juga iba yang orang-orang tunjukkan padanya tadi. Karena faktanya, Taehyun memang merasa kalau dirinya patut dikasihani sekarang.

"Sakit-----kenapa disini rasanya sakit sekali?" Taehyun menunduk, memukul pelan dadanya yang kembali merasakan sesak yang teramat menyiksanya.

Berulang kali melakukan hal yang sama, Taehyun berharap kalau rasa sakitnya mau berkurang barang sedikit saja.

"Taehyun?! Apa yang kau lakukan?!" sampai dimana suara Sunghoon terdengar mengintrupsinya.

Pemuda yang sebaya dengannya itu tiba-tiba saja datang dengan membuka pintu secara kasar. Bahkan Sunghoon datang dengan penampilannya yang terlihat kacau.

"Berhenti menyakiti dirimu sendiri." ujar Sunghoon yang kini sudah beralih untuk memeluknya, melingkupi tubuhnya dengan rasa hangat. Usapan lembut pada surainya juga sukses memancing isakan Taehyun.

Tidak ada protes sedikitpun dari Sunghoon saat Taehyun menangis kencang di dalam pelukannya yang mana membuat seragam sekolahnya mulai basah dengan air mata si manis.

Sunghoon tau semuanya. Dia tau kalau tadi Yeonjun sempat datang kemari dan membawa Taehyun pergi. Tadinya Sunghoon memang berada di sekolah. Tapi saat di pertengahan jam pertama pelajaran berlangsung, Sunghoon memilih untuk meminta ijin tidak mengikuti pelajaran dengan alasan perlombaan yang akan diikutinya sebentar lagi.

Begitu dirinya mengantongi surat ijin dari guru yang mengajar, Sunghoon segera memacu motornya menuju ke gedung apartementnya. Taehyun tidak datang ke sekolah tanpa alasan, itulah yang membuatnya khawatir bukan main.

Jadi disinilah dirinya saat ini, memeluk tubuh mungil sosok yang sangat berharga baginya setelah berlarian kesana kemari menanyakan tentang Taehyun pada orang-orang sekitar.

Dan seperti biasanya, pemeran utamanya tetaplah Choi Yeonjun. Sunghoon mendapatkan informasi kalau Taehyun ditarik paksa oleh seseorang bersurai merah dari salah satu tetangganya.

"Taehyun-ah, dengarkan aku ya? Tapi setelah ini aku mohon kau jangan menjauhiku."

Sunghoon menarik nafasnya panjang. Sedikit mendorong bahu si manis yang membuat pelukan mereka otomatis terlepas. Diusapnya dengan lembut jejak air mata yang membasahi pipi Taehyun kemudian mengukir senyum terbaiknya sebelum kembali membuka suaranya.

"Kau ingin membuang semua perasaanmu untuk Yeonjun hyung, bukan? Maka aku akan membantumu kalau kau juga bersedia. Karena jujur saja, kalau aku menyukaimu. Atau lebih tepatnya aku mencintaimu, Taehyun-ah."

----- To Be Continue -----

Mwehehe~ kapal Yeontae kembali terguncang /ketawa jahat/

Jangan lupa tinggalin jejak kalian and see you in next part!

Love you too guys~ paipai😘

°Hwa

It's Okay, It's Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang