20. Nununana

100K 7.7K 579
                                    

🔞
[Gue kasih warning supaya tidak jantungan mendadak. kalau tidak sanggup baca agak mature gini, boleh skip saja. Trims]

Sejujurnya, aku nggak pengen ketemu Mas Adam hari ini. Selain karena dia itu ngeselin, aku pun masih malu terkait kejadian tadi pagi. Sepanjang hari, aku sibuk merutuki diri sendiri karena bisa-bisanya cium pipi Mas Adam.

Tuh kan, pipiku jadi panas gini.

Ditambah lagi, suasana malam ini awkward. Banget. Seperti biasanya, kami memang menyempatkan diri untuk bersantai di depan TV. Namun, kami selalu menyibukkan diri dengan handphone masing-masing seperti yang sudah-sudah. Kali ini justru berbeda. Tumben-tumbennya kami sama-sama menonton TV tanpa memegang handphone. Mas Adam juga tumben jadi pendiem gini, biasanya suka ngajak gibah.

"Kita udah nikah berapa bulan ya, Mel?"

Baru aja dikatain jadi pendiem, dia malah keluar suara.

Aku pun berpikir sejenak sembari menghitung bulan. Kami menikah akhir bulan Agustus tahun lalu. Sekarang sudah bulan April.

"Kurang lebih sembilan bulan, Mas. Kenapa?" jawabku, kembali bertanya.

Kutengok Mas Adam manggut-manggut. "Mungkin harusnya kita udah punya anak nih sekarang."

Alisku menaik sebelah, nggak paham maksud Mas Adam ngomong gini apa.

"Tapi kita nggak ada rencana untuk itu. Mas sendiri yang bilang."

Mas Adam menatapku sejenak. "Gimana kalo kita rencanain dari sekarang?"

Hah? Maksudnya

"Mas Adam ... pengen punya anak?" tanyaku sedikit bimbang.

Namun tak kusangka, Mas Adam mengangguk berkali-kali. Masih dengan menatapku intens.

"Aku mau kita lakuin itu sekarang."

"La-lakuin apa?" Aku meneguk ludahku seketika. Aku tahu kalau hal ini akan terjadi, namun tak kusangka sekarang lah waktunya.

Mas Adam mendesis pelan, seraya menggaruk tengkuknya. Kembali ia menoleh ke arahku. "Masa nggak tahu sih? Itu loh ... nge-seks. Bercinta. Nge--"

"MAS! Iya-iya, aku tahu."

Mas Adam yang ngomong vulgar begitu, malah aku yang malu sendiri. Aku bukannya tak tahu apa maksud dia tadi, hanya saja ... aku belum siap.

"Gimana?" Mas Adam seakan mendesak, kayak nggak sabaran aja.

"Sekarang banget nih, Mas?"

Mas Adam mengangguk mantap. Berbeda denganku yang justru meringis.

"Tapi ... a-aku mesti k-ke toilet dulu. Mau BAB bentar." Aku beralasan saja. Kayaknya aku butuh persiapan dulu.

Baru saja akan beranjak dari dudukku, Mas Adam sudah menahan tanganku. Ia pun lantas ikut berdiri.

"Enaknya di mana nih? Kamarmu atau kamarku?"

"Mas, aku ke toilet bentar dulu. Udah kebelet nih."

"Oke. Kamar kamu aja."

"EH?!"

Tanpa menunggu lama, Mas Adam langsung menarikku ke dalam kamarku. Habislah aku!

***
Aku meringis perih ketika hendak beranjak dari ranjang. Seperti ada yang mengganjal di area selangkanganku. Sampai aku menunggu beberapa menit kemudian, agar bisa benar-benar berdiri. Sementara Mas Adam masih tertidur pulas, aku mengambil kesempatan ini untuk bersih-bersih diri

Secret Marriage √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang