Halo 😊
Aku harap kamu udah baca deskripsi cerita ini dulu.Sudah? Kalau sudah harap dipahami dan dicamkan baik-baik ya.
Terima kasih sudah memilih cerita ini sebagai bahan bacaan kamu.
➹➷➷➹➷➹➷➹➷➹➷➹➷➹➷
Judul lama: The Road
[Bon Voyage: Semoga Perjalananmu Menyenangkan]
Bon Voyage #01
✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚
Menunggu saat yang tepat yang tidak pernah datang.
"Mama tahu kamu kesepian, jangan khawatir, semuanya pasti akan jadi lebih baik suatu saat."
Suatu saat, pasti akan jadi lebih baik.
Namun, suatu saat itu kapan?
"Mama akan pulang dan kita bisa pergi ke pantai bersama ya? Anak baik ...."
Seorang pemuda terlihat tidak sadarkan diri.
Tubuhnya terlihat gelisah dan sesekali bergetar pelan.
Narkolepsi, info gangguan yang dideritanya, tertulis pada pembatas kaki ranjangnya.
Itu adalah suatu kondisi yang ditandai oleh munculnya serangan tidur yang bisa disertai dengan hilangnya tonus otot secara tiba-tiba juga memicu terjadinya halusinasi.
Dalam kesunyian, tubuhnya yang semula gelisah berangsur-angsur mulai tenang.
Lalu tidak lama kemudian kedua kelopak matanya perlahan mulai terbuka.
Tik ....
Tik ....
Bersama dengan kedua matanya yang terbuka, air mata mengalir melintasi kedua pelipisnya.
Entah sudah berapa lama sejak dia terlelap.
Bau obat dan karbol yang tajam langsung menyerang penciumannya.
"Ah, sial. Gue benci tempat beginian," gerutunya pelan.
Dia mengusap bekas air matanya
sambil berusaha bangkit dari rebahannya untuk duduk.Kepalanya sedikit pening karena memaksakan diri.
Namun, dia akan jadi lebih pening lagi kalau tidak segera keluar dari tempatnya saat ini.
Entahlah sekarang dia tengah berada di mana.
Mungkin klinik, pusat kesehatan, atau rumah sakit.
Pastinya, tempat yang selalu berbau obat dan karbol itu sangat dia hindari.
"Hey, Sob! Udah bangun ternyata, lo mau ke mana? Istirahat aja dulu."
Sebuah suara menegur dengan riang dari arah kanannya, suara maskulin yang terdengar jernih dan akrab di telinganya.
Dia menoleh tanpa mengacuhkan teguran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage [End, Yaoi/BL, Mature]
Teen FictionMeski menyakitkan, Arlo tidak bisa berhenti mencintai laki-laki itu. Xavero, partner sekaligus sahabat terdekatnya dalam kehidupan jalanannya yang pelik. Sebagai salah satu dari banyaknya gigolo yang ikut menghiasi gemerlap malam kotanya, demi uang...