Bon Voyage #02
✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚
Fajar hampir menyingsing sepenuhnya di ujung kegelapan.
"Hei, Ver!"Vero menoleh pada arah datangnya teguran itu, ternyata Erga.
"Hei, dick! What up?" sahut Vero seadanya.
"Kenapa dia?" tanya Erga menunjuk Arlo yang tak berdaya.
Vero mengalihkan pandangannya pada wajah Arlo sesaat lalu kembali menatap Erga.
"Lo enggak tahu? Narkolepsi," jawab Vero santai.
"Dia enggak mati kan?" tanya Erga agak ngeri.
Vero melihat wajah Arlo dengan mulutnya yang setengah terbuka dalam tidurnya itu lalu tertawa kecil.
"Tenang, dia enggak bakal mati segampang itu."
Erga terkekeh aneh dan mengangguk paham.
"Kalau gitu gue duluan ya, dah."
Vero hanya mengangguk sebagai jawaban.
Tatapannya menurun setelah Erga berlalu.
"Gue heran gimana lo bisa bertahan sebelum gue dateng Ar."
"Apa kehidupan jalanan ini enggak terlalu berat buat lo jalani sendiri? Hah ...," gumam Vero lalu dia terkekeh kecil menatap ekspresi gusar Arlo dalam tidurnya.
Beberapa puluh menit yang lalu, dia menemukan tubuh Arlo terbaring di pinggir jalan yang sepi.
Dia langsung tahu kalau Arlo pasti terkena serangan saat melayani tamunya.
Namun, dia diterlantarkan begitu saja. Sepertinya dia juga tidak dibayar.
"How pathetic ...."
"Come on Buddy wake up."
Vero menepuk pipi Arlo pelan berkali-kali.
Tubuh itu tengah setia dengan ketidaksadarannya sejak sepertiga malam tadi.
Namun, tidak lama tubuh Arlo yang sedari tadi bergetar pelan dalam tidurnya itu berangsur-angsur tenang.
Kemudian dengan perlahan kedua kelopak matanya mulai terbuka.
"Gue enggak mau threesome sama tante itu ... lepasin gue Om!" ricau Arlo masih dengan posisi berbaringnya.
"Lo masih tidur?" tanya Vero tepat di depan wajah Arlo yang tengadah.
Sebuah cengiran polos seolah tanpa dosa tertarik di wajah Arlo dengan lebar.
Jawabannya jelas "tidak".
Dia benar-benar sudah sadar.
Melihat itu membuat Vero yakin kalau Arlo tidak sedang mengigau dalam tidurnya.
Arlo mengangkat kepalanya yang sedari tadi dipangku paha Vero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage [End, Yaoi/BL, Mature]
Teen FictionMeski menyakitkan, Arlo tidak bisa berhenti mencintai laki-laki itu. Xavero, partner sekaligus sahabat terdekatnya dalam kehidupan jalanannya yang pelik. Sebagai salah satu dari banyaknya gigolo yang ikut menghiasi gemerlap malam kotanya, demi uang...