Bon Voyage #05
✚✙✚✙✚✙✚✙✚Brak!
Vero membuka pintu ruangan tempat para anak buah ayahnya berkumpul itu dengan keras.
Tatapan tajamnya menyisir seisi ruangan yang cukup ramai itu.
"Kenapa Tuan? Ada masalah?" Kepala pengawal menghampirinya.
"Oh, gue kira lo ke mana, ngapain kalian? Punya mainan baru?" tanya Vero agak ketus.
Semuanya terlihat bingung dan juga takut dengan Vero yang tiba-tiba datang dengan aura negatif.
"Oh, iya Tuan. Salah satu rekan kami dapat satu set permainan karambol dari undian berhadiah tadi siang. Tuan mau ikut main?"
"Karambol?" ulang Vero setengah tidak percaya.
Kepala pengawal itu mengangguk dan menunjukkan papan karambol yang tadi terhalang tubuh bawahannya.
Vero berdecak pelan, dia pikir itu sesuatu yang serius.
"Temen gue di mana? Kok gue cari enggak ada?" tanya Vero akhirnya.
"Tadi ada di kamar tamu nomor dua kok Tuan, sudah diperiksa?" sahut kepala pelayan itu.
Kini mereka sama-sama memasang ekspresi bingung.
"Ke mana dia?!" geram Vero malah kesal sendiri.
"Kalian semua! Bantu gue cari temen gue! Tanya dia ciri-cirinya!" titah Vero pada orang-orang itu sembari menunjuk si kepala pengawal di akhir kalimatnya.
Setelahnya dia pergi begitu saja dari sana untuk ikut mencari sendiri.
Vero kembali memeriksa kamat tamu nomor dua yang ada di lantau satu, tapi hasilnya sama saja.
Entah ada di mana Arlo sekarang.
Sampai Vero pergi ke dapur, hanya ada beberapa pelayan yang melakukan pekerjaan mereka.
Salah satu dari mereka baru saja datang dengan membawa nampan kosong dari area taman samping rumah.
"Hei, dari mana lo?" tanya Vero mencegat pelayan itu.
Wanita paruh baya itu tersentak kaget untuk sesaat lalu tersenyum sopan.
"Tuan besar menyuruh saya untuk menjamu tamu--"
Vero langsung beranjak tanpa mendengarkan ucapan pelayan itu sampai tuntas.
Kalau ada tamu mungkin yang dimaksud itu Arlo.
Dengan langkah tergesa-gesa Vero masuk ke taman yang cukup luas itu.
Satu objek yang akhirnya membuat langkahnya melambat itu terlihat berjongkok di depan kolam ikan besar di sana dengan sebatang rokok tersulut di tangan kanannya.
"Hei Sob, gue cariin juga!" tegur Vero sembari ikut berjongkok di kanan Arlo.
Arlo menoleh sesaat lalu terkekeh geli.
"Rumah lo bikin gue panik, gue kira gue udah masuk ke dunia lain terus jadi anak raja atau apa, hahaha!" ucapnya setengah berkelakar lalu mengisap rokoknya.
Napasnya berembus perlahan mengeluarkan asap yang baru dia isap itu.
"Hm?" gumamnya sembari menawarkan rokoknya pada Vero.
Dengan terkekeh geli Vero menerima rokok itu lalu menikmatinya.
Dia geli pada dirinya sendiri karena berpikir soal tindakan kriminal yang mungkin saja didapatkan oleh Arlo saat tiba-tiba menghilang.
"Saking ringkihnya gue kadang sampai lupa kalau dia juga laki-laki," batinnya tidak habis pikir.
"Nah, Ver ...," panggil Arlo tanpa menatap ke arah Vero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bon Voyage [End, Yaoi/BL, Mature]
Novela JuvenilMeski menyakitkan, Arlo tidak bisa berhenti mencintai laki-laki itu. Xavero, partner sekaligus sahabat terdekatnya dalam kehidupan jalanannya yang pelik. Sebagai salah satu dari banyaknya gigolo yang ikut menghiasi gemerlap malam kotanya, demi uang...