Episode 04

773 98 4
                                    

Bon Voyage #04
✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚

Di halte pinggir jalan yang ramai Arlo numpang duduk.

Pemotretannya dengan Vero sudah selesai beberapa menit lalu.

Saat ini hari yang cerah sudah mulai sore.

Sembari sesekali mengisap rokoknya yang tinggal separuh bola matanya bergulir lalu tertahan saat melihat sebuah bus berhenti.


Beberapa penumpangnya turun, didominasi oleh ibu-ibu dan anak-anak mereka yang masih terlihat seperti anak TK atau awal SD.

"Enak ya? Bisa rekreasi, gue bahkan enggak sadar kalau ini akhir pekan. Pantes tempat rental ramai lebih awal tadi," gumam Arlo merasa iri.

Seumur-umur dia hanya pergi piknik di pinggir danau satu kali dengan ibunya, mungkin saat dia juga ada di usia sama dengan anak-anak itu.

"Mama! Kapan-kapan kita ke pantai lagi ya?!" seru salah satu anak itu pada mamanya.

Deg! Jantung Arlo berdenyut nyeri satu kali saat mendengar itu.

"Lain kali kita piknik ke pantai ya? Arlo mau?"

"Pantai itu apa?"

"Pantai itu danau yang sangat luas, nanti kamu bisa main di sana."

"Mauuu!"

Tiba-tiba Arlo teringat penggalan percakapan yang pernah dia lakukan dengan ibunya dulu.

Saat itu matanya berbinar cerah membayangkan akan terlihat seperti apa pantai yang sebenarnya.

Nah, sekarang dia sudah tahu sih bagaimana rupanya. Meski hanya bisa dia lihat dari poster atau foto dalam majalah

Impiannya untuk pergi ke pantai bersama ibunya sudah lama pupus sejak ibunya sudah tidak pernah mengirimkan surat lagi padanya saat usianya menginjak 12 tahun.

"Mama tahu kamu kesepian, jangan khawatir semuanya pasti akan jadi lebih baik suatu saat."

"Mama akan pulang dan kita bisa pergi ke pantai bersama ya? Anak baik ...."

Itu adalah penggalan kalimat yang dia ingat dari surat terakhir ibunya.

"Ya ampun! Kau kenapa Nak? Seseorang tolong!" Suara teriakan wanita itu mampu Arlo dengar.

Namun, dia tidak mampu menggerakkan tubuhnya dan penglihatannya mulai gelap.

Pluk! Rokoknya jatuh begitu saja dari tangannya yang bergetar hebat bersamaan dengan tubuhnya yang hilang kekuatan.

Ah, ini dia ... tanpa sadar tubuhnya sudah kejang dan kesadarannya mulai sirna.

"Maaf merepotkan," ucapnya lirih sebelum akhirnya benar-benar tertidur

Bruk!

Bahkan tubuhnya sampai jatuh dan terbentur fondasi trotoar.

"Astaga! Siapa pun tolong, aku tidak tahu dia kenapa, tiba-tiba saja seperti ini!" Wanita yang menyadari keadaan Arlo pertama kali itu meminta bantuan.

Satu dua orang datang dan mencoba meminggirkan tubuh Arlo.

Kepedulian orang-orang di daerah pinggiran memang masih besar dibandingkan orang-orang di pusat kota.

Sejauh ini hanya ada Vero yang selalu menolong Arlo setiap kali terkena serangan.

Bahkan mungkin hanya Vero yang tahu kalau dia punya narkolepsi.

Bon Voyage [End, Yaoi/BL, Mature]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang