Episode 13

621 72 8
                                    

Bon Voyage #13

✚✙✚✙✚✙✚✙✚✙

Sudah bukan hal baru jika Arlo terjaga di tempat berbeda dari tempat terakhir yang dia lihat sebelum tertidur.

Namun, kali ini tempatnya sangat lain.

Biasanya dia kan terbangun di pinggir jalan atau paling tidak di hotel bekas di kotanya itu, tapi kali ini dia merasakan empuknya kasur sebagai alas tidurnya.

Ditambah aroma lembut yang menyebar dalam ruangan itu, membuatnya yakin ini bukan tempat yang biasa.

Tak!

Suara dua benda yang terbuat dari kaca terdengar beradu membuat Arlo langsung menoleh pada sumber suara itu.

Vero baru saja menaruh tiga botol minuman beralkohol berukuran setengah liter di atas meja kaca yang ada di depan televisi.

"Baru bangun?" tanya Vero untuk menyapa sembari duduk di sofa depan meja tempat dia menaruh minumannya.

Arlo bangkit sambil mengusap matanya beberapa kali, menguap lebar sambil memejamkan mata, dan terkaget saat tiba-tiba sebuah benda mengenai bahkan menutup semua area wajahnya.

Itu sebuah handuk.

Arlo menarik kain putih berbulu halus itu dan menatap Vero tajam dengan matanya yang membengkak bekas tangisannya tadi.

"Hehe, maaf enggak sengaja," ucap Vero santai sambil membuka salah satu botol minumannya dan menuangkan ke sebuah gelas kecil.

Arlo mendengus kecil lalu mendekati tempat Vero duduk.

"Mandi dulu sana, baru kita refresing," ucap Vero sambil menjauhkan gelas yang baru dia isi itu saat Arlo akan mengambilnya.

Arlo mendengus lagi, sepertinya sangat enggan untuk pergi mandi.

Dari ekspresi dan gelagatnya, menunjukkan bahwa dia sangat malas untuk apa-apa sekarang.

Dia hanya ingin mabuk sampai pingsan dan melupakan sejenak masalah yang membelitnya.

Meskipun sebenarnya dia sudah sempat melupakan soal masalahnya hari ini saat tertidur tadi.

Ini aneh, tapi dia bersyukur karena dalam tidurnya dia tidak memimpikan tentang ibunya seperti yang biasanya terjadi.

Mungkin karena kini dia sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya selama ini tentang ibunya itu, walaupun jawaban itu begitu meraut perasaannya.

"Udah sana mandi, jangan sampai gue yang mandiin lo," desak Vero sambil mulai menyesap minumannya dari gelas yang akan diambil Arlo tadi.

Bukannya merasa tersudut, senyum miring justru tertarik di sudut kanan bibir Arlo saat ini.

"Mandiin gue dong, mau banget dimandiin sama lo," ucap Arlo dengan nada bicara santai, tapi jelas maksudnya untuk menggoda meski hanya main-main.

Vero menyeringai tipis dan menatap Arlo.

"Gue mandiin pakai mesin cuci mau?" sahutnya membalas godaan Arlo.

Senyum bodoh di wajah Arlo luntur lalu dia bergidik ngeri membayangkan dirinya digiling dalam mesin cuci.

"Hih!" dengusnya kasar dan berlalu begitu saja dari sana menuju kamar mandi.

Sepeninggal Arlo, Vero hanya menggeleng maklum dan tertawa kecil lalu mulai kembali menyesap minumannya sedikit demi sedikit.

Bicara soal mandi, dia sendiri sudah mandi terlebih dahulu tadi sebelum membeli minuman dan sebelum Arlo bangun tentunya.

"Ah ...," desah Vero pelan merasakan nikmat dari minumannya itu.

Bon Voyage [End, Yaoi/BL, Mature]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang